Mantan psikolog dan model keturunan Sunda-Belanda itu menatap Albert lekat. Ia merasakan kesedihan dalam diri Albert. Walau ia tak tahu apa sebabnya.
“Kamu sedih? Kenapa?” Renna bertanya penuh perhatian.
“Tidak...siapa bilang aku sedih?” bantah Albert.
“Apa pun masalahmu, bagilah padaku. Kita sudah janji. Tak ada rahasia di antara kita.”
Albert terdiam. Ia terpaksa mengingkari janji. Sebab ia sudah merahasiakan sesuatu dari istrinya.
“Chelsea sudah tidur?” Albert mengalihkan pembicaraan.
“Sudah. Selesai Tarawih dia langsung tidur. Mungkin dia kelelahan. Katanya, seharian ini dia kangen kamu.”
Mengingat Chelsea selalu menyenangkan. Beban berat di hatinya sedikit berkurang. Chelsea dan Renna adalah permata hidupnya.
“Besok aku mau melewatkan waktu sehari penuh bersama dia. Sama kamu juga.” janji Albert.
Renna tersenyum kecil. “Jangan memaksakan. Tidak apa-apa kalau kamu sibuk.”
“Besok aku free. Aku memang ingin mengajakmu dan Chelsea ke luar kota.”