Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mau Punya Hubungan yang Sehat? Jujur dan Terbukalah

6 Mei 2017   06:58 Diperbarui: 6 Mei 2017   08:39 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Chika dan William saling mencintai. Kesamaan pandangan dan gaya hidup membuat mereka merasa cocok satu sama lain. William nyaman bersama Chika. Begitu pun sebaliknya.

Seiring berjalannya waktu, Chika mulai sadar jika William menyembunyikan sesuatu. Beberapa kali William berbohong padanya. Namun, Chika mencoba bersabar dan berpikir positif. Meski jauh di dalam hati ia kecewa karena William yang sangat ia cintai tega melukai hatinya dengan ketidakjujuran.

Banyak keganjilan yang ditemukan Chika dalam diri William. Tergugah rasa ingin tahu, Chika mencoba menyelidiki tentang William dan keluarganya. Penyelidikan yang sulit dan tak kunjung menemukan titik terang.

Di sisi lain, ternyata William menyembunyikan banyak hal dari Chika. Ia sengaja merahasiakannya. Hanya William yang tahu alasannya berahasia.

Chika pun putus asa. Ia tak tahu lagi bagaimana cara menyelidiki William. Dibujuknya William untuk menceritakan apa pun yang belum diketahuinya. Chika berjanji bahwa ia takkan berubah setelah William jujur padanya.

Akhirnya William terbujuk. Ia menceritakan masa lalu terburuknya pada Chika. Walau sempat shock, Chika dapat menerima masa lalu William. Penilaian Chika pada William tidak berubah. Ia tetap mencintai William dengan segala kelebihan, kekurangan, dan masa lalunya. Chika sadar, tak semua orang memiliki masa lalu yang baik. Justru ia ingin membantu William berdamai dengan masa lalunya.

William tak menyangka jika Chika tetap mencintainya setelah mengetahui semua masa lalunya. Ia mengagumi ketulusan Chika. Ia tahu, Chika mencintai dirinya tanpa syarat. Tanpa ragu lagi, William segera menikahi Chika.

Apakah pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari ilustrasi di atas? Saling memahami dan mencintai tanpa syarat adalah ketika kita berani jujur dan terbuka. Justru pemahaman dan kasih sayang tanpa syarat takkan hadir bila kita menutup-nutupi sesuatu dari orang yang kita cintai.

Kejujuran adalah kunci sukses dalam membina hubungan. Ini berlaku untuk jenis relasi apa pun. Entah itu hubungan sepasang kekasih, keluarga, persahabatan, pertemanan, bisnis, pekerjaan, dll. Diperlukan kejujuran dan keterbukaan untuk membangun kepercayaan.

Setiap orang memang memiliki rahasia. Namun, jangan jadikan rahasia itu sebagai faktor berakhirnya sebuah hubungan. Justru kita telah berhasil membina hubungan baik dan menumbuhkan kepercayaan, ceritakanlah segala sesuatunya. Jangan menyembunyikan dan menutupi apa pun lagi.

Apa alasan kita merahasiakan sesuatu? Terdorong rasa takut adalah opsi yang sering dialami. Rasa takut dibenci, dijauhi, dan tidak dicintai lagi setelah kita membuka rahasia itu. Takut seseorang yang kita cintai marah setelah mendengar rahasia kita. Selama ini, kita terbiasa dicintai, disayangi, dan diperhatikan. Lalu tiba-tiba saja semuanya berakhir begitu rahasia terbongkar.

Takut kehilangan menjadi opsi kedua. Bagi orang-orang yang belum siap menerima rahasia orang yang dicintainya, ia akan pergi atau menghilang. Si penyimpan rahasia tak siap kehilangan orang yang sangat dicintainya. Ia belum siap kehilangan perhatian, kasih sayang, dan cintanya. Merahasiakan sesuatu adalah pilihan terbaik untuk mencegah perpisahan.

Ada pula orang yang sangat introvert. Ia terbiasa menyimpan rahasia. Tak suka kehidupan pribadinya diutak-atik orang lain, termasuk oleh orang terdekatnya. Tipe orang seperti ini sangat menjunjung tinggi privasi. Hal ini berbahaya, sebab sulit sekali untuk menumbuhkan kepercayaan bila salah satu pihak menutup diri.

Selain introvert dan rasa takut, faktor selanjutnya adalah rasa malu. Terkadang orang merahasiakan sesuatu karena desakan rasa malu. Ia terlalu malu untuk bersikap jujur dan terbuka. Rasa malu wajar, tapi tidak baik kalau terlalu berlebihan.

Perasaan segan, rendah diri, dan minder menjadi faktor pemicu seseorang menyembunyikan sesuatu. Terlebih jika ia menjalin relasi dengan orang yang kualitasnya lebih baik. Semakin sulit baginya untuk jujur dan terbuka. Orang yang berelasi dengan mereka yang kualitasnya jauh di atas dirinya akan segan menunjukkan sisi buruknya. Ia selalu ingin memperlihatkan yang terbaik.

Seseorang sengaja merahasiakan sesuatu dengan motif ingin melindungi orang yang dicintainya. Melindungi di sini berarti menjaga perasaan orang yang dicintai. Ia tak ingin orang yang dicintainya sakit hati setelah tahu rahasia atau masa lalunya. Melindungi juga memiliki dimensi lain. Dalam arti, melindungi orang yang dicintai dari konfrontasi dengan pihak-pihak tertentu. Terlebih bila rahasia itu sensitif, misalnya menyangkut politik, hukum, ras, dan agama. Ia tak ingin menempatkan orang yang dicintainya dalam bahaya.

Apa pun motifnya, merahasiakan sesuatu tetaplah tidak baik. Sama saja kita menyalahgunakan kepercayaan orang yang tulus mencintai dan menyayangi kita. Orang yang merahasiakan sesuatu akan dikejar-kejar perasaan takut rahasianya terbongkar. Bukan hanya takut, ia disergap rasa bersalah. Bersalah karena menyakiti orang yang dicintai dengan kebohongan.

Secara tidak langsung, sikap tidak jujur dapat menyakiti orang yang mencintai kita. Mereka merasa dibohongi, tidak bisa dipercaya, dan tidak pantas dicintai. Bahkan mereka menganggap kita hanya mempermainkan perasaan mereka. Mereka akan melakukan segala cara untuk membongkar rahasia kita. Mereka berupaya mencari tahu kebenaran. Mendengar kejujuran dari orang lain pun tak masalah asalkan mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi. Cepat atau lambat, mereka akan tahu rahasia kita.

Nah, kita tidak mau seperti itu kan? Jangan biarkan sebuah hubungan baik menjadi rusak hanya karena rahasia. Apa yang perlu kita lakukan?

1. Ciptakan momen yang sempurna, lalu ceritakanlah

Siap atau tidak, kita mesti bercerita pada orang yang kita cintai. Beranilah untuk bercerita, jangan menjadi pengecut. Orang yang berani mengungkapkan kejujuran jauh lebih baik.  Menceritakan rahasia besar pun perlu waktu yang tepat. Ciptakan momen yang sempurna bersamanya. Pastikan mood dan kondisi psikologisnya cukup baik. Setelah itu, ceritakan rahasia kita pelan-pelan. Bersiaplah atas berbagai reaksi yang kemungkinan muncul setelah kita bercerita. Jangan heran bila pada awalnya dia shock, sedih, kecewa, dan marah. Semua perasaan itu wajar.

2. Biarkan dia tenang

Masa transisi pasti ada. Orang akan merasakan perubahan emosi setelah mendengar kejujuran yang terpahit. Biarkan dia tenang. Tunggulah sampai dia melewati masa transisinya. Terimalah saat dia ingin menumpahkan kesedihan, kemarahan, dan kekecewaan pada kita. Percayalah, itu semua hanya sesaat. Kelak masa transisi itu akan berlalu.

3. Terimalah dan maafkan

Langkah ketiga ini khusus untuk orang yang baru mendengar kejujuran. Di awal, wajar jika kita merasa marah dan kecewa. Tapi usahakan jangan terlalu lama larut dalam emosi negatif. Jangan biarkan rasa sedih, marah, dan kecewa merusak pikiran dan hati kita. Belajarlah menerima masa lalu dia. Bersikaplah realistis. Masa lalu tak bisa diubah. Catatan buruk seseorang tak mungkin dihapus. Yang bisa kita lakukan hanyalah menerima dan memaafkan. Terimalah masa lalu dia, maafkan kesalahan-kesalahannya. Maafkanlah kebohongannya pada kita. Ingat, setiap orang masa lalu. Baik itu masa lalu yang baik maupun buruk. Dia punya masa lalu, kita pun memiliki masa lalu.

4. Jangan menghakimi, tapi memahami

Menerima dan memaafkan saja tak cukup. Hindari untuk menghakimi seseorang yang kita cintai hanya karena masa lalunya. Berusahalah untuk tidak mengungkit-ungkit masa lalunya. Dari pada menghakimi, lebih baik kita memahami dirinya. Mengerti dirinya luar-dalam. Jangan sampai penilaian kita berubah setelah kita tahu rahasia dan masa lalunya. Rahasia yang ia sembunyikan, masa lalu yang pernah ia alami, tidak mempengaruhi kepribadiannya. Dia tetap pantas dicintai dengan segala kelebihan, kekurangan, rahasia, dan masa lalunya. Kecewa boleh saja, namun kekecewaan itu tidak boleh merusak kelembutan dan cinta di hati kita.

5. Memulai lembaran baru

Setelah kita tahu tentang rahasianya, mulailah membuka lembaran baru bersamanya. Jaga lembaran baru itu tetap bersih. Buatlah relasi yang sehat dengan dia setelah kita membuka lembaran baru. Jadikan kesalahan-kesalahan di masa lalu sebagai evaluasi agar kita lebih baik dan bijak lagi di masa kini. Biarkan segalanya berproses. Tetap sabar, berpikir positif, saling memahami, dan mempertahankan kejujuran serta keterbukaan.

6. Jangan berhenti mencintainya

“Ternyata kamu seperti itu ya? Aku kecewa sama kamu...aku benci sama kamu.”

Itulah reaksi yang sering muncul saat seseorang mengungkapkan rahasia atau keburukan di masa lalunya. Hati berbalik seratus delapan puluh derajat. Mulanya cinta, jadi benci. Mulanya ramah, jadi marah. Mulanya lembut, jadi keras. Akankah kita berhenti mencintai seseorang hanya karena rahasia atau catatan buruk dalam hidupnya? Tegakah kita mencampakkan seseorang begitu saja lantaran satu kesalahan?

Janganlah berhenti mencintainya. Justru kita harus menghargai kejujurannya. Sedikit orang yang berani jujur dan terbuka pada orang yang dicintainya. Banyak dari mereka yang lebih memilih menghindar dan menutupi segalanya.

Tetaplah mencintainya. Betapa pun buruk rahasia dan hidupnya. Jangan sampai perasaan kita dikalahkan kebencian. Sadarilah bahwa dia tak selamanya sempurna, dan kita pun bukan sosok yang sempurna. Saling melengkapi dan memahami, itulah yang harus kita lakukan. Cintailah dia tanpa memandang masa lalu dan catatan buruk di masa lalunya. Bantulah dia memperbaiki segalanya dari awal.

Kompasianer, siap membina hubungan yang sehat dengan kejujuran dan keterbukaan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun