5. Posisikan diri kita sebagai dirinya. Siapa yang mau terkena penyakit semacam Celiac, SLE, Diabetes, atau kanker? Siapa yang mau terlahir dalam keadaan disabilitas? Siapa yang mau mengalami kemandulan? Tidak ada. Bila orang boleh memilih, maka pilihannya adalah punya anggota tubuh yang sempurna. Akan tetapi, kita tidak bisa memilih seperti apa kita akan dilahirkan. Sebagai orang yang kita cintai, cobalah posisikan diri kita seperti dia. Rasakan penderitaannya, rasa sakitnya, dan kesulitan-kesulitan yang dialaminya. Belajarlah berempati pada kekurangan pasangan kita. Empati akan membuat hati kita lembut. Memposisikan diri kita dengan baik pun akan mencegah perpisahan. Dengan demikian, orang yang kita cintai akan merasa dimengerti, dipahami, dan disayangi.
6. Lihat sisi positifnya. Jadikan kekurangan dia sebagai anugerah. Cintai kekurangannya seperti kita mencintai kelebihannya. Sisi positifnya, kita adalah orang yang dipilih Tuhan untuk mendampinginya. Tuhan menjadikan kita sebagai orang yang terpilih. Bukankah yang terpilih itu istimewa? Kita dipercaya Tuhan untuk mendampingi orang yang kita cintai dalam kekurangannya. Indah sekali, bukan?
So, siapkah Kompasianer mencintai kekurangan orang yang kalian cintai?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI