Sejak berbaikan lagi, entah mengapa gadis itu ingin Albert menemaninya. Sudah lama ia tidak meminta sesuatu pada pria itu.
“Happy Valentine’s Day, Albert.”
Sungguh, ada perasaan berbeda saat ia mengucapkan kalimat itu untuk Albert. Hangat menjalari hati dan jiwanya.
“Selamat Hari Valentine,” balas Albert.
“Kukira kamu tidak merayakannya. Soalnya ada sejumlah umat Muslim yang terganggu dengan perayaan Valentine.”
Gadis itu tersenyum kecil. Merapikan gaun biru langitnya.
“Aku tidak terganggu, dan aku bukan tipe umat seperti itu.” Jawabnya tenang.
“Aku tidak merayakannya,” ujar Albert tiba-tiba.
“Bagiku, setiap hari adalah Valentine. Setiap hari penuh kasih sayang.”
Pria satu ini memang berbeda. Bukan hanya wajahnya yang rupawan, hatinya pun seindah wajahnya. Pria yang lahir di kota apel beriklim sejuk penghasil gadis cantik dan pemuda tampan itu tak pernah ia temukan lagi. Hati gadis bermata biru dan pria bermata teduh itu telah terkoneksi dengan adanya energi hati. Energi hati itu membuat ikatan batin mereka menjadi kuat.
“Betul, Albert. Kamu satu pemikiran denganku. Setiap hari adalah hari kasih sayang. Valentine hanyalah satu dari sekian banyak simbol kasih sayang di dunia.” Jelas gadis itu bahagia.