Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Anak Tunggal Tak Selamanya Negatif

31 Januari 2017   07:24 Diperbarui: 31 Januari 2017   09:12 1846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3. Orang tua protektif
Hal ini wajar. Mengingat mereka adalah satu-satunya anak dalam keluarga. Orang tua dengan perhatian ekstra dan sikap protektif menjadikan anak tunggal merasa terlindungi. Mereka aman saat bepergian jauh karena ditemani orang tua. Bahkan orang tua sulit mempercayakan anak mereka pada orang lain. Hanya orang-orang tertentu yang bisa dipercaya oleh orang tua untuk mengajak anak tunggal mereka bepergian. Lebih baik orang tua yang protektif dari pada orang tua yang tidak peduli, kan?

4. Alim
Anak tunggal tidak akan melakukan kenakalan dan berbuat macam-macam. Itu semua demi menjaga nama baik keluarga. Sebaliknya, mereka akan berusaha membuat orang tuanya bangga. Mereka akan menjadi yang terbaik di mata orang tua.

5. Manja? Tapi...penyayang
Anak tunggal menjadi manja karena perhatian lebih yang diberikan keluarganya. Mereka senang dipuji, diperhatikan, disayangi, dipeluk, dan diberi sentuhan kasih sayang lainnya. Anak tunggal akan memperlihatkan kemanjaannya di depan orang-orang terdekat. Misalnya keluarga, sahabat, teman-teman dekat, dan orang yang dicintai. Manja adalah sifat natural mereka. Di balik sifat manja mereka, tersimpan jiwa penyayang. Mereka mudah menyayangi orang lain. Mereka cepat akrab dengan orang lain. Mereka pun tipe anak yang perhatian.

Saya saja ingin punya anak tunggal jika sudah dewasa, bagaimana dengan para Kompasianer?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun