Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Anak Tunggal Tak Selamanya Negatif

31 Januari 2017   07:24 Diperbarui: 31 Januari 2017   09:12 1846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jawabannya: tidak. Anak tunggal tak selamanya harus disandingkan dengan image negatif. Mari kita cermati dari sudut pandang berbeda.

Sejak kecil, anak tunggal terbiasa hidup sendiri. Ia tidak punya saudara kandung maupun saudara angkat. Praktis, ia dituntut untuk mandiri. Ia tidak punya teman curhat di rumah, tidak bisa meminta bantuan pada saudaranya saat ada problem. Anak tunggal diajarkan menyelesaikan permasalahannya sendiri. Mereka terbiasa mengerjakan segala sesuatunya sendiri.

Anak tunggal adalah satu-satunya harapan dalam keluarga. Merekalah kebanggaan orang tua, buah hati orang tua yang paling istimewa, dan anak satu-satunya yang bisa diharapkan. Dengan demikian, mereka akan berusaha menjadi yang terbaik. Anak tunggal akan memberikan yang terbaik untuk orang tuanya. Entah itu berupa prestasi, penghargaan di suatu bidang, karier yang sukses, dll. Anak tunggal terpacu untuk sukses demi menaikkan reputasi keluarganya.

Lantaran satu-satunya yang bisa diharapkan orang tua, anak tunggal pun menjadi sangat care pada orang tuanya. Saat orang tua sakit, mereka yang paling khawatir. Mereka yang mengorbankan seluruh waktu dan tenaganya untuk merawat orang tua. Begitu pula soal jodoh. Mereka selalu meminta pertimbangan orang tua tentang pilihan mereka. Orang tua dari anak tunggal tahu siapa sosok yang dicintai dan disukai anak semata wayangnya.

Selain perhatian pada orang tua, anak tunggal bisa menjadi pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab. Terbiasa hidup sendiri tanpa saudara, mereka diajarkan bertanggung jawab pada keluarga. Mereka juga mampu bersikap dan berpikiran dewasa. Mengatasi berbagai problem dengan kedewasaan, mengatasi kesepian dan kesendirian dengan sikap dewasa.

Sendirian di tengah keluarga itulah yang membuat anak tunggal menjadi pendengar yang baik dan bisa diajak berbagi. Di rumah, mereka tidak bisa mendengarkan keluhan dari saudara. Sebab itulah mereka bisa menjadi pendengar yang baik untuk orang lain. Mereka cukup sabar dan pengertian saat mendengarkan keluh kesah orang lain. Anak tunggal memiliki empati yang tinggi untuk mendengarkan, memahami, dan berbagi pada orang lain. Di rumah mereka tidak bisa berbagi, penyaluran mereka untuk berbagi adalah di luar rumah dan di luar lingkungan keluarga. Hati mereka lembut, perasaan mereka halus, dan jiwa sosial mereka tinggi. Keliru jika ada yang menyematkan stereotip keras kepala, keras hati, dan tidak peka pada anak tunggal.

Sebab tidak punya saudara, anak tunggal akan lebih terbuka pada orang lain di luar keluarga. Mereka bukan hanya pendengar yang baik, tetapi juga menjadi pribadi yang ekstrovert. Mereka bisa menjadi teman yang menyenangkan, sahabat yang baik, pasangan hidup yang ideal, dan orang tua yang penyayang.

Anak tunggal akan merasa aman secara finansial dan afeksi. Orang tua bisa fokus mencurahkan budgetnya untuk membiayai dan memenuhi kebutuhan anak tunggal. Perhatian orang tua tidak akan terbagi. Anak tunggal juga terhindar dari perasaan diskriminatif dan konflik antarsaudara.

Hal-hal unik yang dimiliki pada anak tunggal antara lain:

1. Mudah luluh
Kesepian dan tidak adanya perhatian dari saudara membuat anak tunggal senang mendapatkan perhatian. Orang-orang lain yang perhatian pada mereka pasti mampu meluluhkan hati anak tunggal. Sejatinya, anak tunggal hanya ingin dimengerti, didengarkan, dan dipahami. Sekali anak tunggal mempercayai seseorang karena perhatian dan ketulusannya, anak tunggal akan sangat percaya. So, jangan menyalahgunakan kepercayaan dan mematahkan hati mereka.

2. Pemberani dan menyukai tantangan
Anak tunggal senang mencoba hal baru dan mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah mereka kunjungi. Rata-rata anak tunggal menyukai petualangan. Mereka tidak takut dengan hal baru, menyukai tantangan, dan punya kemauan kuat untuk menaklukkan sesuatu. Mereka tidak suka menghabiskan waktu hanya berdiam diri di rumah. Jalan-jalan, wisata kuliner, dan mencoba sesuatu yang baru adalah hal-hal yang mereka sukai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun