Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kuliah Sambil Berorganisasi? Jangan Takut

18 November 2016   07:22 Diperbarui: 18 November 2016   08:00 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

there is no one in this world

who can love me like you do

that is the reason that i

wanna spend forever with you

i’ll be loving you forever

deep inside my heart you’ll leave me never

even if you took my heart

and tore it apart

i would love you still forever... (Westlife-I’ll Be Loving Forever).

Ruang kuliah di Fakultas Seni dan Desain dipenuhi denting lembut piano dan suara tenor, bass, alto, dan sopran milik anggota PSM (Paduan Suara Mahasiswa). Mereka berlatih lagu persembahan untuk wisuda nanti. Berjam-jam, mereka berdiri dalam formasi yang sempurna. Menyanyi dari hati. Menyanyi dengan lembut, dengan yakin, dengan suara terbaik dan teknik vokal terhalus yang mereka miliki. Di antara mereka, nampak seorang gadis kecil bersuara sopran dan bermata kelabu. Malam menyelimuti Kota Bandung, namun semangat anggota paduan suara tak surut. Demi memberi penampilan yang terbaik.

Penggalan ilustrasi di atas mencerminkan sekelompok mahasiswa yang bersemangat tinggi dalam berorganisasi dan memiliki niat yang tulus untuk berkontribusi pada universitas. Kontribusi pada universitas, itulah poin yang ingin saya garisbawahi.

Sebenarnya, apa yang kita pikirkan saat kita melanjutkan studi di sebuah lembaga perguruan tinggi? Lulus tepat waktu? Skripsi lancar? IPK cum laude? Cepat mendapat pekerjaan yang diinginkan? Namun, pernahkah kita berpikir dari sudut pandang yang berbeda?

Kuliah tak hanya sekedar interaksi face-to-face mahasiswa dengan dosen. Tak sekedar IPK cum laude, skripsi lancar, atau lulus cepat dan pekerjaan impian. Pernahkah kita berpikir untuk memberi lebih bagi almamater? Universitas telah memberi untuk kita. Lalu, apa yang kita berikan untuk universitas?

Rata-rata akan menjawab, dengan membayar biaya kuliah saja sudah cukup. Belajar dengan rajin dan tidak macam-macam pun sudah cukup. Sebagian kecil mahasiswa, seperti anggota PSM dalam ilustrasi di atas, akan menjawab lain. Jawabannya adalah: yang ingin mereka berikan pada universitas adalah waktu dan talenta. Dengan cara apa? Dengan berorganisasi.

Tiap universitas memiliki bermacam organisasi untuk mewadahi aspirasi dan talenta para mahasiswanya. Mulai dari Badan Eksekutif Mahasiswa sampai Unit Kegiatan Mahasiswa. Organisasi-organisasi itu pun bisa dijadikan ajang meraih prestasi. Baik prestasi di tingkat nasional maupun internasional. Prestasi yang diraih dapat mengharumkan nama universitas.

Universitas sudah berbaik hati memberikan fasilitas bagi mahasiswanya. So, adakah alasan bagi kita untuk menyia-nyiakannya? Masihkah ada yang apatis dan tidak peduli pada universitas yang telah memberi kita ilmu dan fasilitas yang bermanfaat?

Ada kalanya kita berpikir tentang diri sendiri. Ada saatnya pula kita berikan space di otak dan hati kita untuk memikirkan orang lain. Kita hidup bukan untuk diri sendiri saja. Jika masa muda sudah mengedepankan ego dan bersikap individualisme, apa kabar masa depan?

Banyak mahasiswa yang takut tidak bisa membagi waktu saat berorganisasi. Tak sedikit pula yang khawatir nilainya turun atau tidak lulus mata kuliah tertentu gara-gara ikut kegiatan non akademis di organisasi. Jangan takut. Asalkan kita bisa memaksimalkan waktu yang ada, baik akademik maupun non akademik dapat terkejar. Pendekatan dan komunikasi yang baik dengan dosen juga diperlukan. Bicara baik-baik dengan dosen, jelaskan tentang organisasi yang diikuti dan apa yang harus dihadapi, maka dosen akan mengerti. Bahkan tak jarang mahasiswa yang aktif berorganisasi mendapat nilai yang jauh lebih bagus dibanding mahasiswa yang tidak berorganisasi. Terlebih jika dosen-dosennya menjadi aktivis semasa kuliah. Otomatis mereka bisa merasakan apa yang mahasiswa aktif rasakan.

Berorganisasi saat kuliah memiliki banyak manfaat. Setidaknya, manfaat-manfaat yang tidak akan diperoleh jika kita hanya berkutat pada kegiatan akademik saja.

1. Mengasah soft skill

Berorganisasi akan melatih soft skill kita. Kita diajari public speaking, berpendapat dengan baik dan sopan, public relation, komunikasi, dan berbagai keterampilan lainnya. Bukankah hal-hal semacam itu tidak didapatkan di kelas?

2. Belajar bersosialisasi

Organisasi universitas mau tidak mau mengajak mahasiswa yang bergabung di dalamnya untuk bersosialisasi. Menghargai orang lain, toleransi, memahami perbedaan, dan memprioritaskan kepentingan bersama. Sering kali kita dituntut mengorbankan waktu pribadi demi kepentingan organisasi. Misalnya, di saat orang lain liburan atau hang out dengan pasangan, kita harus ke kampus untuk rapat atau latihan dalam rangka persiapan event. Belajar berkorban, tidak mementingkan diri sendiri, dan berempati pada orang lain. Ilmu-ilmu dari organisasi yang takkan mungkin kita peroleh bila hanya berdiam diri saja di kelas dengan setumpuk buku teks ilmiah dan tugas makalah.

3. Menambah relasi dan pertemanan

Bandingkan saja mahasiswa yang aktif dan mahasiswa akademisi. Mahasiswa aktif akan mendapat banyak teman dari berbagai jurusan. Sedangkan mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi apa pun, barangkali hanya berteman dengan mahasiswa yang satu jurusan saja. Mereka dipertemukan oleh organisasi. Bahkan terbuka kemungkinan mahasiswa menambah link pertemanan dengan mahasiswa dari universitas lain. Contohnya bila ada event organisasi antar universitas dan semacamnya.

4. Hubungan baik dengan dosen dan pimpinan universitas

Tiap organisasi pastilah memiliki pembina dan pembimbing. Pembina dan pembimbing diambil dari para dosen. Ikut organisasi berarti bisa mengenal banyak dosen dari berbagai program studi dan menjalin hubungan baik dengan mereka. Mahasiswa yang dekat dengan dosen akan lebih diperhatikan, dipermudah urusan kuliahnya, dan dikenal dengan citra positif.

Ketika ada event yang melibatkan jajaran pimpinan universitas, ketika perwakilan dari sebuah organisasi melakukan audiensi dengan pimpinan universitas, di situlah kita bisa mengenal pimpinan universitas dengan baik. Tidak hanya sekedar nama dan gelar, melainkan bertemu dan bertatap muka secara langsung. Suatu prestise tertentu yang sulit didapat mahasiswa yang hanya belajar di dalam kelas tanpa punya keinginan untuk berkontribusi pada universitasnya. Tidak semua mahasiswa punya kesempatan untuk bertemu langsung dengan Rektor, Wakil Rektor, Ketua Senat Akademik, Ketua Majelis Wali Amanat, Ketua LPPM, Dewan Guru Besar, Direktur Kemahasiswaan, Direktur Akademik, Sekretaris Eksekutif, dan jajaran pejabat universitas lainnya. Masihkah kita ingin menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut?

5. Memperbanyak amal dan ibadah

Jika kita bergabung dalam suatu organisasi, kita mesti siap untuk membantu orang lain dan berkontribusi pada universitas. Kesampingkan ego dan tidak mementingkan diri sendiri. Kita belajar peka dan peduli pada permasalahan orang lain. Belajar mengerti kondisi orang lain. Menolong banyak orang dan berkontribusi untuk hal positif merupakan amal ibadah yang baik. Amalan-amalan ini tidak akan kita lakukan jika kita memutuskan tidak mengikuti organisasi apa pun.

6. Mengetahui situasi kampus berikut permasalahan-permasalahannya, dan paham isu terkini

Isu terkini di bidang politik, hukum, sosial-budaya, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan mungkin saja dibahas di perkuliahan oleh beberapa dosen tertentu yang mata kuliahnya relevan dengan hal itu. Namun saat berorganisasi, kita diajak membuka mata dan melihat ke depan dengan sudut pandang berbeda. Diajak berdiskusi soal masalah aktual dan mengemukakan solusi terbaik menurut kita atas masalah tersebut.

Begitu juga dengan universitas. Universitas mana pun pastilah memiliki masalah dan intrik politiknya tersendiri. Ada yang dinamakan politik kampus. Mahasiswa yang berorganisasi akan lebih peka dan sadar soal ini. Mereka tidak akan diam saja, apa lagi bersikap apatis. Justru mereka mempunyai kepedulian tinggi dan menginginkan permasalahan-permasalahan di dalam kampus segera menemukan pemecahan.

Itulah manfaat dari berorganisasi sambil kuliah. Jangan ragu untuk berorganisasi. Jangan takut untuk berkontribusi bagi universitas. Jika kita bisa mencintai diri sendiri, keluarga, pasangan, dan Tuhan, mengapa kita tidak bisa mencintai universitas kita sendiri?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun