Desa wisata Purwosari memiliki beragam potensi, salah satunya adalah Gumilir Tea. Teh lokal premium dari petani ini rasanya unik dan khas. Kalau dibandingkan dengan teh pabrik pasti beda.
Bapak pemilik Gumilir Tea memetik sendiri 3 helai daun teh teratas (pucuk) untuk menjaga kualitasnya. Setelah dipetik, daun harus langsung diproses sangrai dengan alat khusus. Proses sangrai ini memakan waktu 8 jam.
"Kalau proses manual dengan kayu bakar malah 12 jam, tapi rasanya beda, lebih pekat," kata pemilik Gumilir Tea.
Teh dengan kualitas super ini sudah menemukan pelanggannya. Bapak bercerita bahwa para pelanggan selalu repeat order. Untuk kemasan juga sudah dibuat modern, bukan teh bungkus kertas.
Rombongan famtrip diajak melihat proses pembuatan teh, keliling kebun teh, dan mencicipi tehnya. Aku pun ikut mencicipi. Rasa tehnya memang beda dari yang lain.
Menengok Usaha Kambing Etawa dan Kopi Lokal Purwosari
Tujuan selanjutnya adalah usaha kambing etawa. Salah satu keunggulan desa wisata Purwosari adalah peternak kambing etawa yang bisa diperah susunya atau kambing jantan untuk kontes. Aku sendiri beberapa kali datang ke lokasi kontes kambing, beneran kambing etawa di Purwosari kualitasnya oke.
Kopi Tumpangsari yang letaknya tak jauh dari kandang kambing menemani sore hari peserta famtrip. Biji kopi lokal yang digunakan memang memiliki kualitas terbaik. Setelah mencicipi, aku merasa bahwa kopi ini rasanya mirip dengan kopi yang dijual di kedai ternama. Khas dan mantap.
Menikmati Sajian Pentas "Sugriwa Subali"