"Begini saja sudah cukup."
Kalimat tersebut sering terlontar dari pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Yogyakarta. Padahal doktrin tersebut menjadi salah satu faktor penghambat bagi pertumbuhan kegiatan usaha. Sejatinya pelaku UMKM harus selalu bergerak maju tanpa "cepat puas" terhadap hasil pencapaian.
Tunjung Pratiwi, owner Abekani Jogja menjadi salah seorang pelaku UMKM yang gigih dalam merintis bisnis. Sejak 2009, beliau memulai usaha dengan produk bahan kulit, seperti tali kamera dan tempat ponsel atau cover laptop. Awalnya Ibu Tunjung mengeluarkan modal 2 juta rupiah. Kini pecinta produknya sudah melebar hingga ke luar negeri, seperti Hongkong dan Qatar. Sementara di Indonesia, komunitas pecinta produk Abekani tergabung dalam grub Facebook.
Ibu Tunjung melakukan pemasaran dan penjualan dengan sistem online mengikuti perkembangan teknlogi. Menurutnya, sistem online lebih praktis dan hemat sehingga beliau memutuskan untuk membuat website abekani.com pada tahun 2012. "Melalui metode offline tidak membuahkan hasil. Hingga akhirnya kami menerima pesanan custom tas kamera secara online. Dari situlah penjualan kami meningkat," terang Ibu Tunjung.
Transaksi secara online membawa perubahan pada beberapa proses jual beli, misalnya tentang pengiriman. Pilihan jasa ekspedisi aman dan terpercaya merupakan salah satu kunci. Ibu Tunjung sendiri memilih JNE sebagai jasa pengiriman utama dalam menjalankan bisnisnya. Terlebih JNE memberikan kemudahan jemput bola yang dapat menghemat waktu dan biaya bagi Abekani.
Sebagai bentuk dukungan terhadap pertumbuhan UMKM lokal, JNE menghadirkan Friendly Logistics. Layanan ini dikelola secara profesional dan terintegrasi langsung dengan proses pengiriman. Berikut beberapa fasilitas yang ditawarkan:
- Digital Marketing
- Warehousing
- Order fulfillment
- Technology development
- Shipping management
- Delivery
"Perlu effort besar apabila hal terkait logistik dikerjakan secara mandiri oleh pelaku usaha. Karena itulah Friendly Logistics dihadirkan untuk membantu UKM agar dapat fokus dan berkonsentrasi pada sektor produksi, pengembangan atau inovasi produk, serta sales," terang Adi Subagyo, Branch Manager JNE Area Yogyakarta, dalam JNE Kopiwriting. Acara kolaborasi JNE dan Kompasiana ini berlangsung di Silol Kopi & Eatery, Yogyakarta, Rabu (2/10/2019).
JNE Yogyakarta memiliki layanan e-Fulfilment dengan sistem yang menguntungkan pelaku bisnis online. Stok barang pengusaha diamankan dalam gudang JNE. Packing dan pengiriman kepada customer dilakukan oleh JNE. Namun jangan khawatir, prosesnya sudah melalui digitalisasi. Pengusaha dapat memantau stok keluar, stok opname, dan proses pengiriman melalui aplikasi khusus.
Lebih lanjut, JNE akan terus memenuhi kebutuhan pelaku UMKM. Misalnya dengan Focus Group Discussion (FGD) bagi pengusaha, baik pemula maupun yang sudah expert. Dengan demikian JNE dapat mengakses kritik dan saran bagi hubungan kerja sama dengan pelaku usaha.
Dalam JNE Kopiwriting, Adi Subagyo juga memberikan tips singkat untuk pelaku usaha agar produk lokal semakin eksis, yaitu produk yang kreatif, ketersediaan bahan baku, dan terus belajar teknologi marketing digital. Pun menggunakan jasa pengiriman dengan asuransi dan biaya yang jelas.
Dari sinergi pihak Dinas Koperasi dan sektor swasta seperti JNE ini, apakah pelaku UMKM masih mau berkutat dalam kubangan "Begini saja sudah cukup" ?? Inilah saatnya pelaku UMKM mengepakkan sayap untuk terbang mengarungi dunia. Inovasi, kerja keras, dan kejujuran harus segera diaplikasikan dalam ruang bisnis.
Sesuai tema JNE Kopiwriting Yogyakarta kali ini "Menangkap Peluang Industri Kreatif di Era Digital", pelaku bisnis, pemerintah, dan sektor swasta perlu bergandengan tangan dalam mengelola potensi lokal. Dengan demikian diharapkan perekonomian negara semakin maju berkat bisnis lokal yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H