Sebagian besar orang Indonesia memuja rasa pedas sebagai sahabat di setiap sajian kulinernya. Si kecil cabai merah bahkan dinilai ampuh menggugah semangat para penikmatnya. Namun berbeda dengan saya yang belum bisa berdamai dengan pedas karena masalah perut. Hingga pada Minggu (06/05) saya dan adik saya memberanikan melangkahkan kaki menuju salah satu cabang kedai Mie Nyinyir di Jalan Patangpuluhan No.28, Wirobrajan, Yogyakarta.
Harga Pelajar dan Mahasiswa
Saya sedikit kaget ketika membaca pricelist pada menu book di sebelah meja kasir, satu porsi mie nyinyir hanya dibanderol Rp 8000 saja. Satu porsi tersebut sudah dilengkapi siomay dan pangsit. Jika ingin menambah topping lain seperti ayam atau jamur dipatok harga Rp 3000 per satu jenis topping yang diinginkan.
Untuk menambah kelezatan mie nyinyir, pelanggan dapat juga memesan menu pendamping seperti meatball, french fries, atau nuggets dengan harga yang ramah kantong. Untuk minumannya memang kurang bervariasi, hanya ada tea, lemon tea, cappucino, chocolate, dan sejenisnya.
Kedai Mie Nyinyir menyediakan beberapa level pedas yang bisa disesuaikan dengan keinginan customer. Kita bisa memilih salah satu dari varian level berdasarkan jumlah cabai sebagai berikut:
1. Nyinyir Manja (no chili)
2. Nyinyir Sinis (5 chilis)
3. Nyinyir Frontal (10 chilis)
4. Nyinyir Haters (15 chilis)
5. Nyinyir Nylekit (20 chilis)
6. Nyinyir Sadis (30 chilis)
Mie yang disajikan di Mie Nyinyir terbuat dari bahan pilihan dan halal sehingga aman dikonsumsi oleh pengunjung berbagai kalangan. Untuk menjaga kualitasnya, mie homade yang dibuat juga bebas dari zat kimia, bahan pengawet, dan pengenyal serta menggunakan minyak zaitun.
Comfort Space
Siang itu kedai yang terkenal dengan "mie pedas"nya itu ramai dibanjiri oleh pengunjung. Namun konsep ruang makan indoor dan outdoor nya menjadi daya tarik tersendiri dan seakan membuat space lebih luas. Lokasi outdoor tetap nyaman meski dekat dengan jalan raya sehingga sedikit bising oleh kendaraan yang lewat.Â
Sementara suasana indoor lebih tenang dan santai ditemani alunan musik dari speaker di sudut ruangan. Terlihat diferensiasi pengunjung yang menikmati mie nyinyir, dari kalangan anak-anak, remaja, hingga orang tua. Design meja dan kursi yang klasik menambah keunikan place kedai ini. Beberapa sisi dinding juga dihias dengan abstract words  (mural sederhana) sehingga lebih instagram-able. Tata ruang pun disesuaikan dengan luasnya ruangan, terdapat space 2 orang per meja dan space 4 orang per meja.
Good Customer Service
Sistem bayar di awal membuat saya segera menghampiri meja kasir setelah menentukan menu yang saya inginkan. Padatnya antrian di depan kasir karena sedang lunch time membuat saya harus menunggu sekitar 10 menit. Namun sebelumnya penjaga kasir sudah meminta maaf dengan ramah dan mempersilakan saya menunggu. Saat pesanan diantar ke meja pelanggan pun sang waiters mengulang pesanan dan memastikan bahwa pesanan saya lengkap dan sesuai dengan daftar yang tertera pada nota.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H