Tak banyak orang yang bisa menebak bahwa kumpulan roda warna-warni yang berjajar di dinding samping kolam itu terbuat dari tanah liat. Apri Susanto sukses menyulap tanah liat yang bagi sebagian orang "tak berharga" itu menjadi karya unik  bernilai tinggi. Pemilihan posisi kumpulan roda yang menempel pada dinding putih itu memantul indah dalam air kolam berwarna kebiruan. Pancaran berbagai warna yang digunakan untuk mempercantik roda itu juga melengkapi penampilan area kolam yang bernuansa sejuk dengan sebuah pohon di tengahnya.
Pecahan botol bekas didaur ulang menjadi modern artoleh Ivan Bestari. Karya di dalam etalase kaca ini akan terlihat menyala di dalam gelap sehingga cocok menemani denting waktu malam.
Jari-jari tangan Ludira Yudha pun asyik bermain dengan untaian kawat galvanis. Peserta workshop-nya pun mengikuti langkah demi langkah permainan kawat itu dengan kesungguhan. Di sisi lain, Ivan Bestari juga menampilkan keahlian proses recycle botol bekasnya di hadapan peserta workshop.
Keseruan event hari itu ditutup dengan Expert Discussion yang dipandu oleh Ignatia Nilu yang menampilkan pembicara Alvin Tjitrowirjo (founder AlvinT), RM. Cahyo Bandhono (arsitek), Asmudjo J. Irianto (dosen ITB dan pengamat seni), RM. Satya Brahmantya (salah satu pendiri Benda Art Management, desainer, dan pengamat seni).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H