Mohon tunggu...
Latifah Ayu Kusuma
Latifah Ayu Kusuma Mohon Tunggu... Lainnya - Copywriter

Local Traveller

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Local Art", Dari Tanah Liat hingga Rangkaian Kawat

31 Maret 2018   17:19 Diperbarui: 31 Maret 2018   17:28 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Workshop (Dokumentasi pribadi)

Tak banyak orang yang bisa menebak bahwa kumpulan roda warna-warni yang berjajar di dinding samping kolam itu terbuat dari tanah liat. Apri Susanto sukses menyulap tanah liat yang bagi sebagian orang "tak berharga" itu menjadi karya unik  bernilai tinggi. Pemilihan posisi kumpulan roda yang menempel pada dinding putih itu memantul indah dalam air kolam berwarna kebiruan. Pancaran berbagai warna yang digunakan untuk mempercantik roda itu juga melengkapi penampilan area kolam yang bernuansa sejuk dengan sebuah pohon di tengahnya.

Dok: Riana Dewi
Dok: Riana Dewi
It Grows

Pecahan botol bekas didaur ulang menjadi modern artoleh Ivan Bestari. Karya di dalam etalase kaca ini akan terlihat menyala di dalam gelap sehingga cocok menemani denting waktu malam.

Workshop (Dokumentasi pribadi)
Workshop (Dokumentasi pribadi)
Para seniman lokal tersebut tak enggan berbagi "resep dapur" pembuatan karya dalam acara workshop di lingkungan GAIA (24/03). Ember-ember berisi air, tanah liat, dan pewarna menghiasi workshop Apri Susanto. Perserta workshop akan belajar membentuk tanah liat, membakar, hingga mewarnainya. Berbeda dengan workshop Dedy Shofianto yang sedikit "berisik" oleh suara mesin-mesin ukiran kayu. Peserta berkerumun dengan antusias menyaksikan fase demi fase pembuatan migration art.

Jari-jari tangan Ludira Yudha pun asyik bermain dengan untaian kawat galvanis. Peserta workshop-nya pun mengikuti langkah demi langkah permainan kawat itu dengan kesungguhan. Di sisi lain, Ivan Bestari juga menampilkan keahlian proses recycle botol bekasnya di hadapan peserta workshop.

Keseruan event hari itu ditutup dengan Expert Discussion yang dipandu oleh Ignatia Nilu yang menampilkan pembicara Alvin Tjitrowirjo (founder AlvinT), RM. Cahyo Bandhono (arsitek), Asmudjo J. Irianto (dosen ITB dan pengamat seni), RM. Satya Brahmantya (salah satu pendiri Benda Art Management, desainer, dan pengamat seni).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun