Mohon tunggu...
Latifah Erlinniart Ekawardhani
Latifah Erlinniart Ekawardhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Horror adalah genre favorit saya/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Nilai-Nilai Sosial Tapi Menyenangkan? Emang Bisa? Bermain Drama Solusinya

2 Desember 2024   09:30 Diperbarui: 2 Desember 2024   10:15 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar Nilai-Nilai Sosial Tapi Menyenangkan? Emang Bisa? Bermain Drama Solusinya

Di zaman sekarang, di mana nilai-nilai budaya terus berubah, pendidikan soal nilai kehidupan itu penting banget. Ini bukan cuma soal ngajar materi sekolah biasa, tapi harus dirancang dengan serius biar bisa bantu Indonesia jadi bangsa yang lebih maju. Guru juga perlu ngerti kalau murid-muridnya punya latar belakang yang beda-beda baik dari sisi sosial, ekonomi, atau budaya. Jadi, guru harus pintar menyesuaikan cara ngajarnya biar semua murid merasa nyambung, santai, dan tetap penuh makna (Windarti, 2010).

Nah, soal pendidikan nilai, ada beberapa hal penting yang perlu dipraktikkan, nih, menurut Guilford (1985) dan Smith (2010):

  1. Belajar nggak cuma di atas kertas, murid harus diajak praktik langsung biar otaknya makin tajam dan ide-idenya makin kreatif.
  2. Bentuk kepribadian ala Indonesia, kepribadian anak-anak perlu dibangun dengan nilai-nilai khas kita, kayak percaya diri, tanggung jawab, mandiri, dan pastinya berani.
  3. Belajar di mana aja, kapan aja, nggak cuma di jam pelajaran aja, pendidikan nilai juga bisa dilakukan di kegiatan lain, kayak diskusi santai atau aktivitas kelompok.
  4. Guru jadi role model, murid itu sering banget niru tingkah gurunya. Jadi, guru harus bisa jadi contoh yang positif dan inspiratif.

Pendidikan nilai ini juga yang bikin manusia beda dari mesin. Mesin mungkin bisa bantu ngajarin soal angka, data, atau teknologi, tapi cuma manusia yang bisa ngajarin soal moral, etika, dan nilai-nilai hidup.

Kirschenbaum (1992) juga bilang kalau pendidikan nilai itu punya misi besar buat bikin kondisi sosial jadi lebih baik. Intinya, pendidikan ini ngasih bekal buat generasi muda biar nggak gampang terpengaruh hal-hal negatif, kayak kenakalan remaja atau turunnya moral. Murid diajarkan buat ngerti mana yang baik dan mana yang buruk, terus diajak jadi pribadi yang lebih positif. Ini nggak cuma bikin hidup mereka lebih baik, tapi juga bikin mereka bisa berkontribusi buat lingkungan sekitar (Syamsuar & Reflianto, 2019). Gampangnya, pendidikan nilai itu kayak GPS buat anak muda zaman sekarang. Biar nggak salah jalan!

Nah, ngomongin soal GPS tadi, jelas banget kalau peran guru itu penting banget buat ngebantu anak-anak gen Z dan gen Alpha ini nemuin arah yang bener. Di tengah semua tantangan zaman sekarang, guru nggak cuma jadi pemberi ilmu, tapi juga kayak navigator yang ngarahin mereka biar nggak nyasar dalam kehidupan. Karena, jujur aja, anak-anak zaman sekarang itu luar biasa kreatif, tapi juga butuh bimbingan biar potensinya nggak salah arah.

Haii guru-guru hebat masa kini dengan berbagai tantangan mengahadapi gen Z dan gen Alpha yang luar biasa. Kira-kira tantangan apa aja si yang paling banyak terjadi saat ini berkaitan dengan nilai-nilai sosial anak-anak zaman sekarang? Pertama, anak-anak kecil kadang susah buat ngobrol atau berkomunikasi dengan orang-orang di sekolah, kayak sama teman sekelas atau guru di dalam kelas. Terus, masalah kedua nih, mereka juga sering kurang akrab atau nggak gampang bersosialisasi sama teman-temannya. Masalah ketiga, mereka agak susah kalau diajak kerja sama bareng teman. Masalah keempat, anak-anak ini kadang kurang bisa peduli atau menunjukkan rasa simpati dan empati ke temannya yang lain. Masalah-masalah sosial ini biasanya muncul karena dua hal: pertama, kondisi di rumah, dan kedua, kondisi pas mereka di luar rumah, kayak di sekolah. Buat ngurangin masalah-masalah ini, sebenarnya udah ada banyak usaha dari orang tua dan guru, kayak ngajarin anak soal pentingnya bersosialisasi dan peduli sama orang lain. Mereka juga kasih contoh mana perilaku yang baik dan mana yang nggak oke buat ditiru. Intinya, masalah sosial ini masih bisa banget diperbaiki sama orang tua, guru, atau lingkungan sekitar anak. Soalnya, perkembangan sosial yang baik waktu kecil bakal ngaruh banget pas mereka tumbuh jadi remaja dan dewasa. Makanya, penting banget buat ngajarin karakter yang positif sejak dini.

Nah, ngajarin karakter yang positif buat anak-anak itu bisa lewat bermain dram loh. Gimana tuh caranya? Metode ini ngajak anak-anak buat berperan jadi tokoh atau benda di sekitar mereka. Tujuannya? Biar imajinasi mereka makin jalan dan lebih ngerti pelajaran yang lagi dibahas. Serunya lagi, anak-anak jadi lebih aktif dan suasana belajarnya nggak ngebosenin, malah asik banget! Menurut Restu (2016), cara ini sering juga disebut main simbolik, role play, make believe, fantasi, imajinatif, atau drama-dramaan. Selain seru, metode ini bikin anak-anak lebih jago berinteraksi sama orang lain, tambah kreatif, dan makin lancar ngomong. Plus, mereka juga belajar ngerti perasaan orang lain, mikir abstrak, dan bisa liat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.

Drama itu bisa banget dijadiin cara seru buat nyampaikan pesan atau nilai-nilai moral yang positif. Caranya variatif dan pastinya nggak bikin bosen. Kadang, orang yang lagi main drama nggak sadar kalau sebenarnya ada pesan penting yang disampaikan lewat perannya. Selain itu, drama juga bisa bikin kreativitas dan emosi para pemainnya makin berkembang. Main drama tuh nggak cuma soal akting, lho! Ada beberapa kecerdasan yang dibutuhin, nih yang pertama ini soal gimana pemain ngerti isi naskah drama, kayak karakter tokohnya, ceritanya, sampai dialognya. Harapannya, mereka bisa “nyatu” sama tokoh yang diperanin. Kedua, kecerdasan emosional di mana main drama butuh pengendalian emosi yang oke. Jadi, pemain harus bisa ngatur dan nahan emosinya biar tetap pas sama perannya. Ini juga bagus banget buat ngembangin kemampuan anak dalam ngontrol perasaan mereka. Ketiga, kecerdasan spiritual, yang ini nyambung ke rasa syukur dan hubungan kita sama Tuhan. Lewat drama, pemain bisa refleksiin hal-hal baik dan jadi lebih dekat sama Sang Pencipta. Dan yang terakhir, kecerdasan kinestetik ini soal gerakan tubuh, ekspresi muka, sama reaksi terhadap situasi di cerita. Pokoknya, bikin tokohnya jadi hidup!

Drama nggak cuma buat hiburan, tapi juga bisa ngebentuk karakter anak. Nilai-nilai positif di dalamnya diharapkan bisa nempel dan jadi bekal buat mereka di kehidupan sehari-hari. Tapi, tentunya anak-anak butuh dukungan dan bimbingan dari guru atau orang tua biar lebih maksimal. Jadi, drama itu sebenarnya media pembelajaran keren buat nanemin pendidikan karakter. Seru dan bermanfaat, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun