Mohon tunggu...
Latifah Dwi Nurhalizah
Latifah Dwi Nurhalizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Ponorogo

Mahasiswa IAIN Ponorogo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Psikologis Anak Broken Home

13 Oktober 2024   22:20 Diperbarui: 15 Oktober 2024   13:19 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks sekolah, anak-anak ini sering kali menunjukkan prestasi akademik yang lebih rendah dan tingkat absensi yang lebih tinggi (Sun & Li, 2011). Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh gangguan emosional yang mereka alami, yang menghambat fokus mereka pada pendidikan serta partisipasi dalam aktivitas sosial di sekolah.

Faktor-Faktor Moderator: Dukungan Sosial dan Pengasuhan yang Baik

Meskipun dampak negatif keluarga broken home terhadap anak sangat signifikan, penelitian juga menunjukkan bahwa ada faktor-faktor yang dapat memoderasi atau mengurangi efek negatif tersebut. Salah satu faktor kunci adalah dukungan sosial yang baik, baik dari keluarga yang tersisa, teman, maupun lingkungan sekitar. 

Dalam penelitian oleh Hetherington dan Stanley-Hagan (2000), ditemukan bahwa anak-anak yang mendapatkan dukungan emosional dari salah satu orang tua atau wali yang masih hadir, serta dari jaringan sosial yang lebih luas, menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam mengatasi stres dan menyesuaikan diri dengan situasi baru.

Selain itu, pola pengasuhan yang positif, meskipun orang tua telah bercerai, dapat berperan besar dalam menjaga keseimbangan psikologis anak. Studi dari Masten (2014) mengungkapkan bahwa anak-anak yang memiliki pengasuh yang sensitif dan responsif lebih mungkin untuk mengembangkan keterampilan koping yang lebih baik dan memiliki hasil psikologis yang lebih positif meskipun berasal dari keluarga yang terpisah.

Kesimpulan

Anak-anak dari keluarga broken home cenderung mengalami berbagai tantangan dalam perkembangan psikologis mereka, mulai dari gangguan emosional, risiko gangguan kesehatan mental, hingga kesulitan dalam membangun hubungan sosial. Namun, dengan dukungan sosial yang baik dan pola pengasuhan yang positif, dampak negatif tersebut dapat diminimalisasi. 

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami bagaimana intervensi yang tepat dapat membantu anak-anak ini untuk tumbuh secara sehat dan seimbang, baik secara emosional maupun sosial.

Referensi

Amato, P. R. (2010). Research on Divorce: Continuing Trends and New Developments. Journal of Marriage and Family, 72(3), 650-666.

Buehler, C. (2012). Family processes and children's adjustment. Journal of Family Psychology, 26(2), 164-174.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun