Saat membuka buku ini, pada halaman awal pembaca sudah disuguhi dengan puisi singkat, tapi bermakna dalam.
Jadikan aku selembar daun talas
Bagi setiap tetes air matamu
Peresensi pribadi langsung merasa wah, buku ini berbobot. Belum apa-apa saja sudah diberi suguhan begitu.
Dalam judul Tak Kunjung Sampai semua puisi yang ada merupakan karya pada tahun 2019 yang terlihat dari titimangsanya. Pada bagian ini semua puisinya berkisah tentang perasaan seseorang yang tak tersampaikan. Alhasil dia hanya mencintai dalam diam.
Waktu membaca bagian ini, rasa-rasa bucinnya itu sangat terasa. Bagaimana perasaan seseorang yang memendam rasa juga nyeseknya. Puisi-puisi yang ada dalam bagian ini juga tak terlalu panjang. Lebih ke singkat, padat, maknanya dalam dan sangat terasa ke hati pembaca.
Seperti puisi judul Dimensi pada halaman 34.
Dalam bagian Terdengar Dari Jauh peresensi merasakan sakitnya tak bisa berdekatan dengan orang yang disayang. Entah karena dia yang disayang sudah berpulang atau sudah dalam pelukan orang lain.
Tatanan kata dan pilihan diksi yang pas dalam puisi yang keseluruhan ditulis pada tahun 2020 ini membuat pembaca turut hanyut dalam setiap puisi yang disajikan.
Pada bagian ketiga atau Gema Tampa Sahutan berisi puisi yang ditulis pada tahun 2020 dan 2021. Uniknya pada bagian ini terdapat puisi yang judulnya dari nama-nama daerah di Bali. Ada juga judul yang menggunakan bahasa asing.
Bagi Bapak Acep sendiri puisi dengan bahasa asing bukanlah hal baru. Sebab pada tahun 2015 buku kumpulan puisinya juga diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan Jerman. Dan pada tahun 2016 Buku Kumpulan puisinya yang lain diterjemahkan dalam bahasa Prancis.