"Ibu tahu bagaimana kondisi keuangan kamu. Dokter langganan Ibu itu kan cukup mahal. Uangnya digunakan saja untuk mencukupi kebutuhan hidup."
"Terus Ibu mau cek di mana?"
"Besok aja ke puskesmas. Biayanya lebih murah."
"Tapi, kan, antrinya lama, Bu. Emang Ibu gak keberatan nunggu lama?"
"Enggak apa-apa. Gak tiap hari juga. Nanti bisa periksa apa aja?"
"Ibu mau periksa apa? Gula darah, kolesterol, asam urat, HB, tensi, cek mata juga bisa, Bu."
"Ya sudah kalau gitu Ibu mau semuanya. Besok temenin Ibu pas ambil darah, ya."
"Iya, Bu."
Seulas senyum terlihat mengembang di bibir Ibu. Meski mata itu masih sedikit sendu, setidaknya senyuman mulai terlihat. Mungkin ini sudah terlambat untuk melakukan pemeriksaan rutin dengan Ibu. Namun, bukankah lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali? Seandainya saja aku tau tak-tik ini untuk membujuk Ibu, pasti sudah sejak kemarin-kemarin Ibu mau diajak periksa. Mungkin kedepannya aku harus lebih lembut saat berbicara agar Ibu mau mendengarkan.
Magelang, 17 Maret 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H