NAMA Â Â : LATIFATUL KHOIRUN NISA'
NIM Â Â Â Â : 202210410311307
PRODIÂ Â Â : FARMASI H
---
Pandangan islam tentang kesehatan mental umumnya hampir sama dengan para ahli. Seperti yang kita ketahui kesehatan mental merupakan salah satu aspek penting yang perlu kita jaga. Dengan berbagai  cara, salah satunya mampu beradaptasi dengan lingkungan, cerdas menjaga pikiran, baik itu dalam aspek kesehatan jiwa ataupun kesehatan spiritual. Kesehatan mental akan selalu berhubungan dengan nilai-nilai agama. "Kecenderungan hubungan agama dan kesehatan  mental  telah  banyak ditelusuri  dari zaman  kuno  yang  masih menganggap  suatu  penyakit  sebagai intervensi  makhluk  gaib,  hingga  zaman modern  yang menggunakan  alat  medis dalam mendiagnosa adanya suatu penyakit"(Hamid, n.d.). Â
Menurut (Hamid, n.d.) yang menjelaskan bahwa, memiliki mental sehat berarti orang yang mampu menahan dirinya dari tekanan-tekanan yang datang pada dirinya. Terkait dengan kesehatan mental, maka kita sebagai manusia yang beragama pastinya akan selalu berhubungan dengan peran agama. Maka artikel ini membahas bagaimana kesehatan mental dalam perspektif agama.
Prof. Dr. Zakiah Daradjat (1985) mendefinisikan kesehatan mental dengan beberapa pengertian :
- Terhindarnya  orang  dari  gejala-gejala  gangguanjiwa  (neurose)  dan dari gejala gejala  penyakit  jiwa (psychose).
- Kemampuanseseoranguntuk menyesuaikan   diri   dengan   diri sendiri,  dengan  orang  lain  dan masyarakat   serta   lingkungan   di mana ia hidup.
- Pengetahuan  dan  perbuatan  yang bertujuan  untuk  mengembangkan dan  memanfaatkansegala  potensi, bakat  dan  pembawaan  yang  ada semaksimal   mungkin,   sehingga membawa  kepada  kebahagiaan  diri dan  orang  lain;  serta  terhindar  dari gangguan-gangguan  dan  penyakit jiwa.
- Terwujudnya  keharmonisan  yang sungguh   sungguh   antara   fungsi fungsi   jiwa,serta   mempunyai kesanggupan   untuk   menghadapi problem-problem biasa yang terjadi,   dan   merasakan   secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya"
Sementara menurut  Dr.  Jalaluddin dalam  bukunya  "Psikologi  Agama" bahwa : "Kesehatan mental merupakan suatu  kondisi  batin yang  senantiasa berada  dalam  keadaan  tenang,  aman dan   tentram,   dan   upaya   untuk menemukan  ketenangan  batin  dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian   diri   secara   resignasi (penyerahan  diri  sepenuhnya  kepada Tuhan)". Sesuai  dengan  pengertian Islam ditinjau  dari  segi  bahasanya  dan  asal katanya,   Islam   memiliki   beberapa pengertian, diantaranya adalah:
- Berasal  dari  'salm'  () yang berarti damai.(QS. 8:61)
- Berasal  dari  kata  'aslama'  () berarti menyerah.(QS. 4:125)
- Berasal   dari   kata   istaslama--mustaslimun  (-): penyerahan total kepada Allah.(QS. 37 : 26)
- Berasal  dari  kata  'saliim'  () yang  berarti  bersih  dan  suci.(QS. 26:89)
- Berasal  dari  'salam'  ()  yang berarti  selamat  dan  sejahtera.(QS. 19:47) Dihubungkan dengan pengertian Islam bahwa kesehatan mental dari sisi perspektif   Islam   merupakan suatu kemampuan   diri   individu   dalam mengelola   terwujudnya keserasian antara   fungsi-fungsi   kejiwaan   dan terciptanya  penyesuaian  dengan  diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan  sekitarnya  secara  dinamis berdasarkan Al-Qur'an dan as-Sunnah sebagai pedoman hidup menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat".
Terbukti bahwa dimulai dari kata damai, Islam sudah memberikan keyakinan kepada setiap manusia yang mendekat dan bisa memperbaiki dirinya kepada ajaran-ajaran agama islam maka Insyallah hidupnya akan damai. Begitupun sebaliknya, jika manusia menjauh dan tidak menjaga cara berpikir nya dalam dunia maka berhati-hatilah. Salah satu dampaknya jika manusia sudah tidak menemukan rasa damai di dalam dirinya maka kesehatan mental atau gangguan jiwa lah yang akan sering terjadi.
Kesehatan mental yang terjadi umumnya pada remaja, saat terlalu banyak beban yang di terima. Hingga pikiran pun menolak untuk memberikan solusi, karena merasa tidak ada tempat bagi mereka untuk bercerita. Disetiap beban yang dirasa, akhirnya dipendam dan dipikir sendiri. Padahal jika kita pahami, dengan mencoba berserah diri kepada Allah sambil menceritakan segala masalah kan meredahkan beban yang ada dipikiran. Dan jika kita ikhlaskan dengan berserah diri pasti mental kita akan lebih terjaga.
Islam dengan arti bersih dan suci, akan selaras dengan fisik maupun pikiran kita. Jika kita sudah mulai terbiasa menerapkan ajaran dan nilai-nilai dalam agama, bahkan mental kita akan terjaga. Pikiran kita ditunjun ke arah yang benar. Dan selalu terjaga dari gangguan kejiwaan.
Dalam berbagai literatur agama memiliki makna teratur, yang artinya agama merupakan pedoman setiap manusia dalam bertingkah laku dan perbuatannya diatur secara teratur hingga selaras dengan hidupnya. Hal ini sejalan dengan (Pratiwi et al., n.d.) yang menyatakan bahwa dengan adanya agama berarti memberikan kita pedoman dalam menjalankan hidup, adanya tata cara dalam berjalan hingga sampai ke ridha nya Allah.
Dan pedoman yang selalu kita lakukan adalah beribadah. Ibadah bisa dikatakan sebagai psikoterapi disaat kita sedang banyak masalah. Perbedaannya adalah Ibadah ini termasuk kewajiban kita sebagai manusia yang beragama. Bagaimana pengaruh Ibadah terhadap jiwa kita?. Berikut ini adalah bentuk Ibadah yang selalu kita lakukan, yang tanpa disadari sangat memberikan efek kepada jiwa kita.
- Shalat, "saat sholat didirikan dengan menyempurnakan wudhu,  niat  yang  ikhlas,  adab-adab seperti tuma'ninah(  tenang sejenak), gerakan tidak terlalu cepat, memahami bacaan sholat maka akan mendatangkan kekhusukan dan menjadi  terapi  tersendiri  bagi  jiwa. Dengan  kata  lain,  jiwa  akan  tenang jika  shalat  dilakukan  sesuai  dengan tuntunan Rasulullah SAW. Melalui shalat, kepribadian seseorang akan   terbimbing dalam menyikapi berbagai persoalan kehidupan. Tidak mudah putus asa bila mengalami kegagalan" (Ariadi, 2013).
- Dzikir, dengan dzikir hati kita akan merasa tenang dan senantiasa mengingat Allah. Firman  Allah  swt  surat  ar-Ra'ad: 28."(yaitu)  orang-orang  yang  beriman dan hati  mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan  mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram"
- Membaca Al-qur'an, satu ayat yang kita baca akan mendapatkan pahala . Dan bisa memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Al-quran hingga sebagai koreksi diri dalam setiap perbuatan.
- Puasa, puasa merupakan salah satu sarana dalam mengontrol nafsu dan juga emosi.
- Haji, Ibadah  haji  berawal  dari  kisah Nabi Ibrahim as. Kisah ini menggambarkan  suatu  makna  bahwa perjuangan  untuk mendapatkan  ridha Allah  adalah  dengan  mengorbankan apa yang   paling   disayangi   dan dimiliki. Setelah itu dengan perjuangan  keras,  penuh  tawakal  dan pengorbanan  semua  rahmat  dan  kasih sayang  Allah  akan  tercurah  (Rudhy Suharto, 2002: 159).
- Ibadah haji dapat melatih kesabaran, melatih jiwa untuk berjuang,  serta  mengontrol  syahwat dan  hawa  nafsu.  Ibadah  haji menjadi terapi  atas  kesombongan,  arogansi, dan   berbangga   diri   sebab   dalam praktek  ibadah  haji  kedudukan  semua manusia  sama.  Permohonan  ampunan dan ditambah suasana yang bergemuruh   penuh   lantunan   Ilahi membuat  suasana  ibadah  haji  sarat dengan  nilai  spiritualitas  yang  dapat mengobarkan   rasa   semangat   yang tinggi untuk meraih ketenangan ('Utsman, 2004: 348).
- Dan ditambah dengan penjelasan dari (Ariadi, 2013), bahwa "Dengan melaksanakan ibadah haji akan   membawa   seseorang mampu bermuhasabah diri  guna  mencari  jati diri   seorang   hamba   yang   hakiki. Hakikat seorang hamba adalah senantiasa  mengabdikan   diri   dan kehidupannya  untuk  Allah  semata. Pengabdian  dengan  keikhlasan  itulah yang   mengundang  curahan   rahmat serta  ridha-Nya.  Jiwa  hamba  pun  akan suci dan tenang".
Agama tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia. Agama memiliki peran penting dalam setiap tingkah laku dan perjalanan manusia dalam hidupnya. Sebagai manusia yang beragama sangat perlu disadari bahwa kita memiliki Tuhan sebagai tempat bersandar dan bersujud. Kesehatan mental itu penting, maka gunakanlah Ibadah yang selalu kita laksanakan ini sebagai pedoman dan penyejuk hati. Di dalam Al-quran, berdzikir, puasa, sholat, dan haji adalah salah satu pengobat hati dan pikiran yang paling ampuh jika kita senantiasa khusyu' dan dengan niat ikhlas dalam melaksanakannya.
---
Daftar Pustaka
Ariadi, P. (2013). Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam (Vol. 3, Issue 2).
Hamid, A. (n.d.). AGAMA DAN KESEHATAN MENTAL DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI AGAMA. In Editorial Healthy Tadulako Journal (Vol. 3, Issue 1). Abdul Hamid.
Pratiwi, M., Ushuluddin, F., Sunan, U., & Djati Bandung, G. (n.d.). Pengertian Agama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H