Mohon tunggu...
Latif WijayaKusuma
Latif WijayaKusuma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Masyarakat Desa Bondo Bangsri Jepara, Menjaga Toleransi dalam Beragama

27 Desember 2023   08:20 Diperbarui: 27 Desember 2023   08:39 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Latif Wijaya Kusuma

NIM : 221310004820

Prodi : Pendidikan Agama Islam 

Dosen Pengampu : Dr. Wahidullah, S.H.I., M.H.

TEMUKAN desa Bondo di kabupaten Jepara pada peta digital. Setelah Anda menemukan maksudnya, ganti istilah pencarian Anda dengan "tempat ibadah".

Selanjutnya cari titik lokasi yang berdekatan satu sama lain. Entah 100 meter atau 500 meter. Dalam beberapa kasus, hanya ada dua rumah yang terpisah, hampir bersebelahan.

Desa Bondo terletak di sebelah barat laut kabupaten Jepara. Memiliki garis pantai yang indah dan menjadi daya tarik wisata.

Hal yang baik tentang desa ini adalah masyarakat setempat telah mampu hidup dalam keberagaman selama bertahun-tahun. Terutama perbedaan latar belakang agama.

Ada dua agama besar yang hidup sebagai kepercayaan masyarakat Bondo. Yaitu agama Islam dan Kristen. Pada tahun 2023, jumlah penduduk desa tersebut diperkirakan akan mencapai 10.525 jiwa. "Sebanyak 51 persen adalah Muslim dan 49 persen adalah Kristen," kata kepala desa Bondo Purwanto dalam pertemuan di pusat komunitas setempat pada 21 Oktober.

Menurut data terakhir, ada sembilan gereja di Bondo. Jumlah masjid kini menjadi 7 ditambah 19 Surau. Lokasi terdekat adalah Masjid Baitul Ma'mur dan Gereja Injili Ngerak Muryo (GITJ) di Tanah Jawa. Kedua tempat ibadah tersebut hanya berjarak sekitar 20 meter. Letaknya jauh dari 2 rumah di kawasan Pantai Bondo.

Saya pernah menemukan sebuah desa di Indonesia yang terdiri dari desa Muslim dan Kristen. Situasinya saling berdampingan dan kita bisa hidup dalam toleransi beragama.

Namun segregasi regional seperti ini tidak terjadi di Desa Bondo. Hampir seluruh warga sudah berintegrasi dengan lancar dan tidak terkonsentrasi di wilayah Islam atau Kristen.

Jika Anda memasuki kawasan Desa Bondo dari arah selatan, yang pertama kali Anda lihat adalah GITJ Bondo. Salah satu gereja terbesar di desa. Bergerak ke utara sedikit lalu belok ke timur. Gedung Masjid Al Yakin berjarak 350 meter. Masjid terbesar di Bondo dekat pusat komunitas.

Berdasarkan catatan administrasi desa, hanya ada dua RW yang 95 persen penduduknya beragama Kristen. Ada masjid di RW.

Sebaliknya, hanya ada dua RT yang penduduknya 100% beragama Islam. Namun kedua RT tersebut tidak menyebut dirinya sebagai kampung Muslim.

Banyak warga yang memiliki keluarga yang beragama berbeda. Orangtuaku beragama Islam, namun anak-anakku beragama Kristen. Istri Kristen, suami Muslim dan sebaliknya.

Pihak dari desa hanya memberikan rambu-rambu agar keluarga tetap akur. ''Prinsipnya tidak boleh memaksa,'' lanjut Purwanto.

Keluarga lintas agama di Desa Bondo masih rukun. Padahal, dalam ritual kematian mereka diperlakukan sesuai keyakinannya. bukan keyakinan keluarganya.

Misalnya, Meskipun ia satu-satunya Muslim di keluarga Kristen, pemakamannya tetap diperlakukan sebagai pemakaman Muslim. Termasuk warga yang menggelar Penglipur selama 7 hari.

Sebaliknya jika seorang Kristen meninggal dalam rumah tangga Muslim. Para pemuka agama Kristen memimpin prosesi pemakaman dan memberikan kenyamanan hingga pemakaman. Hal ini merupakan bentuk penghormatan terhadap hak penguburan.

Pendeta GPIB Bond Supriyadi mengaku pernah menghibur seorang mukmin yang ayahnya seorang Muslim dan baru saja meninggal dunia. Anak tersebut bertanya apakah boleh mengikuti prosesi pembersihan jenazah, dan Supriyadi mengizinkannya. "Apakah kamu datang atau tidak, dia tetap ayahmu," katanya.

Tentu saja seluruh prosesi menuju makam tetap dipimpin oleh umat Islam. Kiai Anwar Sanusi dari cabang Desa Rais Am Nu Bondo mengungkapkan, masyarakat Muslim Bondo memang bisa membedakan antara ibadah tauhid dan muamalah.

Bentuk saling pengertian lainnya, lanjut Anwar, adalah dengan didirikannya Masjid Al Yaqin, salah satu masjid utama di Bondo. Beberapa tahun lalu, masjid tersebut tidak mampu lagi menampung jamaah dan harus diperluas. Disebelah masjid terdapat tanah milik gereja, dan disebelah gereja terdapat tanah wakaf.

Para pemuka agama juga bertemu dan sepakat untuk menukar tanah dengan tanah. Dengan begitu, perluasan masjid tetap bisa dilakukan dan gereja punya alternatif lokasi. "Hal ini mungkin tidak terjadi di tempat lain," kata Supriyadi.

Acara keagamaan yang bukan merupakan ibadah gereja wajib dihadiri oleh kedua tokoh agama tersebut. Anwar dan Supriyadi akan selalu duduk berdampingan di tempat terhormat.

Kemudian, berbagai hal disampaikan satu demi satu. Setiap kali acara publik diadakan di desa tersebut, perwakilan kedua agama juga hadir. Berdoa dua kali dalam Islam dan Kristen, Kata Purwanto.

Upaya juga dilakukan untuk melindungi satu sama lain dari sudut pandang teknis. Anwar mencontohkan. Ketika seorang tetangga beragama Kristen hendak mengadakan hajatan yang mengharuskan pembunuhan ayam dan hewan ternak, maka hewan-hewan tersebut dibawa ke rumahnya. Seorang tetangga meminta saya untuk membantunya menyembelih seekor hewan. Toh, tetangga yang beragama Islam pasti akan diundang ke perayaan tersebut.

Hal yang sama juga berlaku pada perayaan politik seperti pemilihan pejabat tinggi. Terkadang aparat Desa Bondo beragama Kristen.

Dalam kasus lain, yang terpilih berasal dari kalangan pedalaman Islam. Sebab, warga tidak memilih kepala desa berdasarkan agama. Namun dari evaluasi profil, prestasi, dan keterampilan.

Purwanto mencontohkan pemilu tahun lalu, di mana ia terpilih menduduki posisi kepemimpinan puncak. Ada empat kandidat teratas saat itu. Satu anggota komunitas beragama Kristen dan tiga lainnya beragama Islam. Tokoh Kristiani mungkin dipilih karena mendukung ketiga tokoh Islam tersebut. Faktanya, saya mendapat 47 persen suara, kata Purwanto.

Kerukunan umat beragama di Desa Bondo pun menarik perhatian para ilmuwan. Pak Supriyadi mengatakan dia telah meluluskan beberapa mahasiswa Muslim yang mulai belajar obligasi.

Rata-rata kajiannya tentang agama, toleransi, dan budaya.

 Salah satunya datang dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ada juga mahasiswa S3 asal Semarang. atau pelajar dari daerah lain di Kudus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun