Mohon tunggu...
Lathiifa
Lathiifa Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Lathiifa Oktrinawita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hazel dan Cita-citanya

23 Mei 2024   22:06 Diperbarui: 23 Mei 2024   22:13 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hanindya Hazel adalah nama dari siswi SMA favorit di kota Jakarta. Hazel terlahir dari keluarga yang kurang mampu.Orang tua Hazel hanya sebagai pedagang gorengan.Hazel masuk ke SMA favorit ini melalui beasiswa karena hazel merupakan siswa yang  berbakat.

Hazel memiliki cita-cita untuk menjadi dokter.Namun teman-teman Hazel ada sering mengejeknya. Seperti sekarang ini

" lo ngapain sih sok-sok an ingin jadi dokter segala, mahal sekolahnya emang lo sanggup?" Ucap salah satu teman sekelas hazel.

Hazel yang mendengar itu hanya bisa diam, bukan sesekali mereka bicara seperti itu.

'Percuma Zel kalo lo balas, mereka ga bakal berhenti' monolog Hazel.

Hazel melanjutkan belajarnya lagi. Jam istirahat sudah masuk banyak siswa yang berlari menuju kantin karena lapar. Namun tidak dengan Hazel  ia lebih memilih membawa bekal dan memakannya di dalam kelas.Bukannya orang tua hazel tidak memberi uang saku,hanya saja Hazel lebih memilih untuk menabungkan uangnya.

Sepulang sekolah Hazel membantu orang tuanya untuk berjualan gorengan. Saat ia sedang membantu orang tuanya. Ternyata teman sekelasnya melihat nya sambil tersenyum mengejek. Besok nya temannya itu mengejeknya di kelas.

"Tau ga sih guys, kemarin gue liat Hazel jualan gorengan, kok bisa ya anak penjual gorengan sekolah di sini" ejek temannya.

Teman-teman sekelasnya pada menertawakannya, tidak ada yang membelanya. Selain sering di ejek Hazel juga tidak memiliki teman.

"Emang ga boleh ya, anak penjual gorengan sekolah di sini?, boleh-boleh aja kan?ga ada yang ngelarang juga" Balas Hazel

Teman-teman nya yang mendengar itu hanya diam saja.

Tak berhenti di situ saja, saat jam istirahat berlangsung pun Hazel di ejek lagi.

"Ga mampu yaa beli makanan di kantin mangkanya bawak bekal?, hahaha kasian deh" Ucap teman Hazel seraya ke mejanya dan sambil tersenyum mengejek.

Hazel yang mendegar itu sontak mengebrak meja.

"Gue sanggup ya beli makanan di kantin,terserah gue mau bawa bekal apa ga, ngapain lo yang sewot" Ucap Hazel

"Atau lo lagi nabung ya buat cita-cita lo itu, emang yakin bakal cukup?" Ucap temannya lagi lalu pergi begitu saja.

Hazel yang mendengar itu hanya bisa diam sambil menahan tangis.

'Lo ga boleh mikirin kata-kata mereka zel,jadiin cacian mereka sebagai motivasi lo' Semangat Hazel pada dirinya sendiri.

Hari --hari Hazel dilalui dengan banyak cacian dari teman-temannya. Namun ia tak menyerah ia semakin rajin belajar dan menabung. Ia harus membuktikan kepada teman-temannya bahwa ia bisa jadi dokter.

Waktu terus berlanjut tak terasa sekarang adalah hari terakhir ujian akhir.Setelah Ujian berakhir Hazel dipanggil oleh walasnya. Ternyata ia mendapatkan beasiswa karna prestasinya , ia dapat kuliah di universitas favorit dengan jurusan kedokteran.

Hazel menangis mendengar itu,pulang sekolah ia memberi tahu kepada orang tuanya. Orang tuannya sangat bangga kepada Hazel.

Saat kuliah Hazel semakin giat untuk mengejar cita-citanya. Ia selalu mendapatkan IP 4. Saat wisuda pun ia mendapat prediket cumloude. Perjalanan panjang nan penuh rintangan sudah di lewati oleh Hazel.

Sekarang Hazel telah menjadi dokter seperti cita-citanya, ia juga sudah memiliki Rumash Sakit.

"Ada keluhan apa buk?" Ucap Hazel seraya menegakkan kepalanya.

"HAZEL?" Kaget pasiennya yang ternyata temannya yang dulu mengejeknya.

" Kesampaian juga ya ternyata cita-cita lo" Ucap temannya.

" Eh iyaa, jadi ada keluhan apa?" balas Hazel.

Setelah konsul temannya ini berucap " Boleh lah yaa, kasih gue gratis", " Eh ga jadi ah, ntar bos lo marah dan pecat lo deh" Ejek temannya sembari keluar dari ruangannya.

Hazel menelpon resepsionis dan berkata " Mbak, pasien atas nama Sinta, ga usah bayar ya, klo dia nanya jawab aja sudah di bayar sama pemilik Rumah Sakit ini"

Di saat temannya itu hendak membayar mbak yang di resepsionis berucap " Obat ibuk sudah di bayar oleh pemilik rumah sakit ini buk" ucapnya sambil tersenyum.

Sinta yang mendengar itu kaget dan bertanya " HA, emang pemilik rumah sakit ini siapa ya mbak?" tanya sinta

" Pemilik Rumah sakit ini Buk Hanindya Hazel buk" Ucap Mbak resepsionis.

Sinta yang mendengar itupun kaget dan merasa malu.Akhirnya ia meminta maaf kepada Hazel Via chat.

~TAMAT~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun