Mohon tunggu...
LATHIFATUL KUBRA
LATHIFATUL KUBRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bonoya si Tuan Kelinci

20 Juni 2024   17:11 Diperbarui: 20 Juni 2024   17:14 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dahulu kala disebuah hutan pedalaman di Nusantara, hiduplah seekor Kelinci putih yang dapat bicara layaknya seorang Manusia. Ia bernama Bonoya, Panggil saja dia Tuan Bono. Bersama dengan para Binatang lainnya juga, Tuan Bono hidup rukun dan tentram di Desa para Binatang. Namun setelah datangnya sang Penyihir jahat, kehidupan di dalam Hutan mulai penuh dengan ketakutan. Sang Penyihir jahat berencana untuk menguasai Hutan yang saat

 ini menjadi tempat tinggal Tuan Bono dan para Binatang lainnya. Apalagi ada rumor yang beredar bahwa sang Raja dari hutan tersebut yaitu sang Tuan Singa di kabarkan telah di kalahkan oleh sang Penyihir. Mendengar bahwa sang Raja hutan telah di kalahkan, para Binatang di Hutan termasuk Tuan Bono pun cemas akan hal itu. Untuk mengantisipasi Hal-hal yang tidak di inginkan. Para binatang sepakat untuk berkumpul di tengah - tengah hutan untuk Membahas masalah tentang sang Penyihir.

~~Di tempat pertemuan~~

"Bagaimana ini semuanya, apa yang harus kita lakukan sekarang, aku mendengar bahwa sang Singa telah dikalahkan oleh Penyihir jahat itu" ujar sang Elang 

"Tenanglah Elang, itu hanyalah sebuah rumor, mungkin saja sang Singa belum dikalahkan" Gagak menyahuti Elang dengan memberikan sedikit kalimat penenang.

"Kau berani menyahutiku wahai Gagak, sepertinya kau sudah lupa akan daratan" Elang yang sombong merasa tak terima akan sahutan dari Gagak tadi dan marah kepada Gagak.

"Bukannya aku berani wahai Elang, tapi alangkah baiknya kita tidak berburuk sangka dahulu" ujar Gagak mantap.

"Berhentilah berdebat kalian berdua, kita disini untuk mencari solusi dalam masalah ini, bukan untuk menambah masalah" kali ini Tuan Bono berbicara. 

"Penyihir itu datang kehutan kita karena ingin menguasai tempat ini, walaupun Tuan Singa telah kalah, kita harus bisa mempertahankan hutan ini karena ini adalah tempat tinggal kita"

"Memangnya apa yang bisa kau lakukan Tuan Kelinci? Kau hanyalah seekor binatang kecil, sang Singa saja yang punya badan besar telah kalah oleh sang Penyihir, apalagi dirimu yang kecil ini" sang Elang menyindir Tuan Bono karena tubuhnya yang kecil.

"Aku memang kecil wahai Elang,tapi setidaknya aku ingin melawan".

Bisik- bisik dari binatang lain terdengar mendengar jawaban dari Tuan Bono.

Itu benar, seharusnya mereka sebagai penghuni hutan yang tinggal disini berani untuk melawan, walaupun harus mengorbankan nyawa mereka sekalipun.

"Bagaimana kalau kita cari sang Singa, mungkin saja dia masih hidup" Gagak mencoba memberi saran.

"Itu ide yang bagus tuan Gagak, tuan Singa sebagai Raja Hutan, raja dari para Binatang di hutan ini, sebaiknya kita mencari Beliau terlebih dahulu lalu menyerang bersama - sama nantinya" ujar Tuan Bono yang membuat para binatang lainnya mengangguk paham.

Para Binatang mulai pergi meninggalkan tempat pertemuan hingga hanya tersisa Tuan Bono dan si Tikus kecil.

"Tuan bono, Sepertinya aku tahu siapa yang bisa membantu kita untuk mengalahkan si Penyihir" Tikus kecil bicara kepada Tuan Bono.

"Siapakah itu Tikus kecil?"

"Beberapa hari yang lalu aku bertemu dengan petualang Manusia baik hati, Ia tampak gagah dan kuat, petualang itu membantuku lepas dari perangkap para pemburu" ujar Tikus kecil menjelaskan. 

"Aku melihat Petualang itu berkemah di pinggir sungai di hutan ini, kalau kita memberitahu Dia bahwa ada penyihir jahat di hutan ini mungkin Dia akan membantu kita untuk mengalahkan sang Penyihir" 

"Mungkin kau benar Tikus kecil, tapi bagaimana caranya kita memberi tahu Petualang itu".

" Sebenarnya Petualang itu tahu bahwa aku dari Desa binatang, karena mendengar suaraku meminta tolong wahai Tuan Bono".

"Baiklah, Besok kita datangi Petualang itu dan minta bantuan kepadanya, sekaligus mencari sang Singa" ujar Tuan Bono mantap kepada tikus kecil.

Mereka pulang ke rumah masing-masing untuk beristirahat dan kembali lagi besok lagi untuk bertemu Sang Petualang dan sekaligus mencari sang Singa.

~Keesokan harinya~

Tuan Bono sampai lebih dulu dari si Tikus kecil. Sambil menunggu Tikus kecil, Tuan Bono duduk di tepi Batu besar di tengah hutan.

"Maaf membuatmu menunggu Tuan Bono" Tikus kecil yang baru sampai bergegas menemui Tuan Bono.

"Tak apa Tikus kecil, aku juga baru sampai, apa kita langsung berangkat saja Tikus kecil?".

"Kita berangkat sekarang saja Tuan Bono, lebih cepat kita menemui sang Petualang, lebih baik lagi nantinya".

Beberapa saat kemudian, mereka sampai di pinggiran sungai dan menemukan sebuah tenda kemah dari Petualang itu. Tuan Bono dan Tikus kecil maju perlahan-lahan takut akan mengejutkan si Petualang. Namun bukannya Petualang yang terkejut, malah mereka berdua yang terkejut akan kehadiran Petualang tersebut. Bagaimana tidak, Petualang itu tiba-tiba muncul di belakang mereka yang mana membuat mereka sangat terkejut sekaligus takut.

"Siapa kalian? Kenapa mengendal-endap di tenda kemahku?" tatap nyalang sang Petualang.

"Maaf Petualang, karena membuatmu marah, apa kau ingat aku wahai Petualang, aku Tikus kecil yang kau selamatkan kemarin di Hutan". Tikus mencoba menjelaskan kepada Si Petualang.

"Ah rupanya itu kamu Tikus kecil, dan siapa kelinci putih di sampingmu itu?" 

"Ini Tuan Bono Petualang, Kami kesini ingin meminta bantuanmu".

"Itu benar Petualang, Aku Bono si kelinci, aku ke sini bermaksud ingin meminta bantuanmu jikalau kamu bersedia" Tuan Bono menyahut dengan cepat.

"Bantuan apa yang kau inginkan Tuan Bono? Kalau aku sanggup, aku pasti akan menolong kalian".

"Ini tentang desa Binatang, Beberapa waktu lalu penyihir jahat datang ke Hutan ini bermaksud untuk menguasai tempat ini, Dia juga telah mengalahkan sang Singa. Kami tidak tahu lagi harus bagaimana untuk menghadapi Penyihir jahat itu Sang Petualang". Jelas cepat Tuan Bono, harap-harap si Petualang mau menolong Mereka.

"Begitukah,,, Aku akan membantu kalian, mendengar ceritamu membuatku kasihan. Lalu dimana sang Singa? Apa dia terluka parah dan bersembunyi saat ini? Kalau memang benar, aku ingin menemui sang singa untuk membuat rencana bersama"

"Itu masalahnya wahai Petualang, kami juga tidak tau dimana sang Singa, entah hidup atau mati".

"Baiklah kalau begitu, kita akan mengatur rencana untuk menyerang si Penyihir jahat, bisakah kau kumpulkan pasukan binatang yang lain, Penyihir itu mungkin kuat, tapi apabila kita menyatukan kekuatan bersama mungkin kita punya peluang untuk menang".

"Kalau begitu ikutlah dengan kami ke Desa para Binatang wahai Petualang".

"Baik, aku ikut dengan kalian".

Mereka bertiga pun, Tuan Bono,Tikus kecil dan Petualang pergi ke Desa Binatang.

~Di Desa para Binatang~

"Semuanya sudah dengarkan apa yang barusan ku katakan! Kita akan menyerang si Penyihir 3 hari lagi mulai hari ini" ujar Tuan Bono kepada penduduk Desa Binatang. Tuan Bono membagi pasukan menjadi dua bagian, itu pasukan langit dan pasukan bumi. Langit yang dipimpin oleh elang dan pasukan bumi yang dipimpin oleh gajah.

"Aku dan Tikus akan menyusup ke dalam rumah Penyihir untuk membebaskan kembali Sang Singa, untuk itu kalian bantu alihkan perhatian si Penyihir dan serang dia. Pasukan Langit yang di Pimpin oleh Elang akan melempari batu dari atas rumah sang penyihir, pasukan Bumi yang di pimpin oleh Gajah akan menginjak-injak rumah penyihir setelah pasukan langit selesai menyerang, setelah penyihir jahat itu lengah, kemudian Sang Petualang akan menyerang Penyihir jahat dengan jurus andalannya" ujar Tuan Bono panjang lebar.

"Kami mengerti Tuan Bono" sahutan dari para penduduk Desa Binatang.

Setiba mereka bertiga tadi di Desa Binatang, mereka menerima kabar dari gagak bahwa ia melihat sang Singa di kurung oleh si Penyihir jahat di penjara sihir di rumah sang Penyihir.

Mendengar hal itu, kemudian Tuan Bono mulai mengatur rencana untuk membebaskan sang Singa dan rencana Penyerangan terhadap Penyihir jahat. Selang beberapa hari, tak terasa sudah 3 hari persiapan mereka untuk menyerang sang penyihir. 

Mulai dimana dari Pasukan udara yang melempari batu-batu dari atas atap rumah Penyihir lalu diam - diam tuan Bono masuk ke dalam rumah sang Penyihir. Hal itu tentu saja membuat sang penyihir marah, sang penyihir keluar dari rumahnya dan melihat siapa yang berani menyerangnya menggunakan batu dari langit. Ia melihat pasukan burung-burung di langit yang melempari atap rumahnya dengan batu yang dipimpin oleh Sang Elang. Penyihir sangat marah lalu bersiap untuk menyerang balik pasukan si elang. Namun baru akan mengeluarkan sihirnya, tiba-tiba segerombolan pasukan darat yang dipimpin oleh tuan gajah bersama dengan para binatang lainnya datang dari segala arah menuju ke arah penyihir. 

Sementara itu di dalam rumah sang penyihir tuan Bono dan Tikus kecil masuk ke dalam ruang bawah tanah dan melihat sang singa yang sedang terluka parah di penjara bawah tanah di rumah sang penyihir. 

"Sang singa apakah itu dirimu? Kenapa kamu bisa jadi seperti ini? apakah kamu baik-baik saja?" Rentetan pertanyaan dari tuan Bono yang dilontarkan untuk sang singa.

"Bono si kelinci putih dan Tikus kecil, apakah itu kalian? bagaimana bisa kalian kemari, lalu bagaimana dengan si Penyihir jahat?" 

"Itu bukan masalah penting sekarang aku ke sini untuk membebaskanmu wahai sang singa" Tikus kecil yang tadi diam saja ikut bersuara.

Setelah beberapa saat Tuan Bono dan Tikus kecil mencari kunci untuk membuka penjara bawah tanah akhirnya mereka menemukan kunci tersebut dan membuka penjara sang penyihir. Sang singa pun bebas walaupun sedang terluka parah mereka keluar dari rumah si Penyihir dengan hati-hati.

Sementara itu di luar, penyihir yang kalang kabut karena diserang dari berbagai arah oleh para pasukan binatang kebingungan akan akan hal itu. Lalu kemudian petualang mengumpulkan energi sihir untuk mengeluarkan jurusnya kepada sang penyihir jahat. Sebuah cahaya yang diiringi ledakan hebat mengenai penyihir tersebut, lalu asap - asap bekas ledakan tadi mulai memudar dan dapat dilihat bahwa si Penyihir terkena ledakan tersebut dan tubuhnya mulai memuai satu persatu hingga lenyap diterpa angin.

Dengan musnahnya sang penyihir jahat, kemenangan pun berada di tangan para petualang dan pasukan Desa binatang. Sorak sorai dari binatang-binatang yang ikut menyerang sang penyihir jahat terdengar.

Tak ayal begitupun dengan kembalinya sang singa dan tuan Bono yang semakin membuat hiruk pikuk menjadi semakin ramai. Dan dengan musnahnya sang penyihir jahat dan kembalinya sang raja hutan yaitu sang singa yang menjadikan hutan tempat tinggal para binatang kembali tentram dan damai. Mereka 

juga mengucapkan terima kasih kepada petualang yang telah membantu mereka untuk melawan sang penyihir jahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun