Mohon tunggu...
Lathifah Shufi
Lathifah Shufi Mohon Tunggu... Lainnya - Lathifah Shufi

Mapasta Uinsu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cara Mengatasi Trauma Terhadap Tuduhan Covid-19

9 Agustus 2020   21:02 Diperbarui: 9 Agustus 2020   21:07 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka dari itu perlunya kita untuk mengurangi aktivitas diluar rumah agar bisa mengurangi penularan penyakit ini dan tetap lah gunakan masker atau pun mencuci tangan setelah menyuntuh benda apapun itu. Jika tidak dari diri sendiri sangat sulit untuk memutus penularan penyakit ini. Tetap gunakan masker ketika bepergian agar batuk yang dikeluarkan tidak menular ke orang lain.

Corona virus masik merebak diseluruh dunia hingga saat ini terutama di Indonesia. Sudah banyak yang positif tertular penyakit ini, bukan hanya itu virus ini juga sudah banyak memakan korban jiwa. Wuhan sendiri tercatat 84.000 orang yang positif corona dan kurang lebih 5.000 orang meninggal dunia. Indonesi sendiri telah terkonfirmasi lebih dari 123.502 kasus,5.658 orang telah meninggal di Indonesia, sedang dalam perawatan lebih dari 38.000 orang.

Karena virus ini tak sedikit orang yang terkena dampaknya banyak orang yang kehilangan keluarganya, banyak jugaa yang kehilangan pekerjaan karna virus ini. Ada juga orang yang terauma karna tuduhan jika dirinya positif covid19. Tidak bisa dipungkiri di zaman yang secanggih ini kita dapat mengakses berita apapun dan dimanapun. Tapi banyak juga orang yang menyalahgunakan kecanggihan teknologi untuk melakukan tindakan-tindakan kejahatan mulai dari kriminal, cyber crime, dan menyebarkan berita berita yang belum tentu kebenarannya atau yang sering disebut dengan hoax. Masih banyak orang juga yang membagikan berita-berita yang belum tentu kebenarnya seperti memberikan tuduhan kepada seseorang yang sedang sakit dan dia menyebutkan bahwa orang tersebut sudah positif corona. Padahal belum ada bukti-bukti nyata bahwa orang tersebut positif corona, namun berita tersebut sudah menyebar kemana mana. Nah, dengan penyebaran berita yang teramat cepat membuat kita terlena dan kita tidak memikirkan apa dampak yang terjadi kepada orang yang kita tuduh tersebut.  Tidak semua orang terima dengan tuduhan tersebut dan tak sedikit juga orang yang terauma karna mendengar tuduhan bahwa ia terkena virus corona. Akibatnya, trauma yang semakin hari semakin meningkat mampu membuat kesehatan mental seseorang menurun sehingga dapat mengakibatkan pemikiran yang tidak positif.

Tak hanya menganggu kesehatan fisik, pandemi ini telah menyebabkan tekanan psikologis yang luar biasa, terutama munculnya PTSD.

Apa itu PTSD dan bagaimana cara mencegahnya?

PTSD (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres pascatrauma adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan.

Menurut Mayo Clinic, PTSD merupakan gangguan kesehatan mental yang disebabkan adanya suatu tragedi.

Gejala

Gejala PTSD bisa terealisasikan dalam bentuk emosi atau fisik, seperti berikut ini:

  • Selalu teringat peristiwa buruk yang dialaminya
  • Percaya bahwa tragedi buruk itu terjadi saat ini
  • Muncul rasa bersalah, cemas, atau panic
  • Terlalu waspada atau mudah kaget
  • Amarah yang meledak-ledak
  • Sulit tidur
  • Tidak bisa merasakan emosi

Cara mencegah

Ada tiga cara yang dapat mengatasi PTSD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun