"Hehehe, biar imbang. Orang Jawa ke Banjar. Orang Banjar ke Jawa. Biar populasi merata," candaku.
"UMR di sini, kan, kecil, Kak. Kok mau, sih?"
"Ngamen dapat berapa sehari?"
"Kalau lagi rame banget, bisa dapat 100 ribu sehari. Bagi dua sama teman. Kalau sepi, 20 ribu untung banget," jelasnya.
"Himung, lah?"
"Himung. Lumayan bisa beli rokok. Hahaha...."
"Nah, itu intinya. Himung. Bahagia dapat sedikit atau banyak. Bahagia meski UMR rendah. Tapi, ya lebih bahagia dan ngarep sih UMR-nya naik. Hahaha...."
Kami tertawa. Entah menertawakan Malioboro yang selalu ramai di akhir pekan. Entah menertawakan gelas kopi yang sisa ampas. Entah menertawakan UMR yang ogah naik kasta. Nikmati saja selagi di Jogja.
*Himung: Senang (bahasa Banjar)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H