Mohon tunggu...
Lathifah Farhana
Lathifah Farhana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Lathifah Farhana Arrizqie

nothing person who caring you, except yourself.!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Moral Anak Usia Dini Melalui Pembiasan Sehari-hari

23 Juni 2022   12:15 Diperbarui: 23 Juni 2022   12:26 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak:Periode anak usia dini dikenal adalah masa dimana sangat diperlukan penanganan yang ketat juga sigap terhadap perkembangannya. Dimasa ini anak mengalami perkembangan secara pesat dan fundamental untuk kehidupannya. Beberapa dari mereka bahkan bertingkah dengan sangat aktif dan memiliki perbedaan karakteristik yang sangat jauh dari orang dewasa. Dalam hal ini keluarga adalah peran terpenting untuk menuntun jalanya perkembangan anak. Maka penelitian ini kami buat dengan tujuan untuk lebih mengenal tindakan yang dapat dilakukan keluarga guna menanamkan moralyang baik pada masa perkembangannya. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kualitatif dari para orang tua dari berbagai daerah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan dari para orang tua terhadap aksi penanaman moral melalui kegiatan sehari-hari sudah terlihat cukup baik.

Kata Kunci:Pendidikan Anak Usia Dini,Perkembangan Moral Anak UsiaDini

Abstract:The know nearly childhood period was a time when stricth and ling of the child was also prompt for its development. Today the child is experiencing a rapid and fundamental developmentfor his life. Some of them even behaved very actively and had very far different characteristics fromadults. In this regard the family is the most important role to guide the child's development in thepath. Sowemade the study with the goal of becoming more familiar with what the family can do to in still good morals in its infancy. The study USES qualitative data collection methods from parents from different areas. The results of the study indicate that the actions of parents toward moral cultivation through day-to-day activities are looking quite well.

Keyword :Early Childhood Education, Early Moral Development of Children

PENDAHULUAN

 

Perilaku dan pengetahuan pada diri anak merupakan hal yang berjalan beriringan dan saling berkontribusi pada diri manusia. Pengetahuan akan mempengaruhi perilaku, sebaliknya perilaku akan mempengaruhi tendensi pengetahuannya. Keduanya menjadi agenda penting dalam proses mendidik seorang anak yang masih belia agar di masa depan ia menjadi orang yang diharapkan oleh masyarakat. 

Melalui proses pendidikan yang baik, kebaikan pengetahuan dan perilaku akan menjadi garansi sebagai hasilnya. Hal yang banyak dikatakan oleh orang sebagai hal yang masih kurang adalah terkait perilaku para punggawa bangsa yang minus moralitas. Jika ditinjau dari perspektif para ilmuan mereka sependapat bahwa perkembangan moral merupakan salah satu hal yang berperan penting selama proses perkembangan yang dialami oleh anak usia dini (Satomi Izumi, 2013). 

Oleh karena itu, memahami perkembangan moralitas pada anak adalah hal yang penting untuk dilakukan. Alasan moral menjadi point penting yang harus ditanamkan sedini mungkin dikarenakan moral nantinya akan menjadi penentu bagaimana anak dalam bertingkah laku untuk masa depannya (Putri, 2017).

Lingkungan sekitar juga menjadi acuan perubahan moral anak, sehingga perlunya suatu bimbingan bagi orang tua atau pendidik dalam mengarahkan serta memberikan pembimbingan kepada anak-anak tersebut agar memiliki perkembangan moral yang baik. Perkembangan moral anak rentan terjadi, dikarenakan anak sangat cepat dalam meniru sesuatu meskipun tidak diajarkan secara langsung. Selain itu perkembangan moral anak yang semakin pesat juga menjadi dampak dari perubahan moral anak yang baik atau tidak kedepannya.

Pada usia 0-8 tahun dapat dikatakan adalah masa yang sangat berpengaruh kepada kehidupan anak saat dewasa. Pada masa ini anak mengalami perkembangan pesat terhadap jasmani dan rohaninya, termaksud perkembangan moralnya.(Khasanah et al., 2011)(Agusriani et al., 2021)

Sebagian dari anak bahkan meniru beberapa tindakan orang yang lebih dewasa untuk mencari sebuah jawaban dan keyakinan pada diri mereka akan suatu hal. Beberapa aspek yang berkembang adalah aspek fisik motorik, kognitif, seni kemudian bahasa dan yang terakhir sosial emosional. Selain itu, edukasi yang baik pada masa ini tentu akan menjadi dasar yang baik bagi anak di kehidupannya.(Sofia et al., 2020)Ini bahkan dapat berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia di dalam negeri.Kemajuan dalam perkembangan adalah sebagian hasil dari mempelajari lingkungan anak. (Khaironi, 2017)

ini sebabnya peran lingkungan sangat berpengaruh pada perkembangan anak khususnya pada motorik dan moral anak. Lingkungan yang paling utama di dalam kehidupan anak adalah lingkungan keluarga. Orang tua adalah RoleModel utama untuk segala tindakan yang dilakukan anak. (Hulukati, 2015)Orang tua harus terus memberikan edukasi di setiap kegiatan sehari-hari agar anak dapat mengimitasi hal tersebut dengan baik. Namun itu bukan berarti bahwa anak hanya harus meniru dan belajar, pada masa ini anak justru dapat berkembang pesat dengan hal-hal yang menurutnya menarik.

Hal tersebut adalah bermain. Karena dengan permainan, keseluruhan potensi yang terdapat pada diri anak dapat berkembang jauh lebih baik. Itu sebabnya para guru disarankan untuk melakukan edukasi kepada anak dengan metode bermain seraya belajar.Pengawasan yang berlebihan justru dapat menghentikan perkembangan kreativitas anak.(Rahman, 2009)(Wiwik Pratiwi, 2017)

Menurut Vygotsky, indra yang sangat berpengaruh dalam perkembangan anak adalah ucapan. Karena ucapan dianggap lebih cepat untuk meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan pikiran secara bebas kemudian memusatkan perhatian kepada sebuah pemahaman secara spontan.(Susilawati, 2020)Maka dapat dipastikan dalam setiap kegiatan yang akan dijadikan edukasi untuk anak disarankan untuk melakukan percakapan yang dapat melatih anak untuk mengeluarkan pendapatnya atau membantu perkembangan bahasa anak.

Seperti membiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya, atau duduk dengan sopan. Selain itu contoh percakapan yang bisa di kembangkan dari membuang sampah adalah sebab akibat yang dapat di timbulkan dari tindakan tersebut, tentunya orang tua harus menggunakan bahasa yang dapat dimengerti anak. Karena setiap anak memiliki tahap perkembangan yang berbeda-beda.(Nurgiyantoro, 2015)Selain itu, kegiatan-kegiatan keseharian yang dapat membantu jalanya perkembangan moral bagi anak juga dianggap penting. 

Dengan kondisi lingkungan luar keluarga yang kurang aman adanya pengawasan dan edukasi dari keluarga membuat benteng baru di dalam perkembangan agak tidak terlalu menyimpang dari yang seharusnya.(Latifah, 2020)Maka orang tua harus mengenali kegiatan apa yang anak lakukan saat di luar lingkungan keluarga, kemudian menelitinya dengan membuat percakapan dengan anak. 

Biarkan anak berpikir dengan pemikirannya terlebih dahulu dan jika menyimpang maka berilah pembenaran dengan tidak mengintimidasi anak. Sebab jika hal itu terjadi, maka kemungkinan besar anak tidak akan terbuka atas apa yang ia alami. Pada tahap yang lebih parah anak bahkan akan bertindak sesuai yang ia suka tanpa ingin mengetahui kebenaran atas tindakannya.

Berikut adalah data yang telah dikumpulkan untuk mengetahui apakah tindakan yang selama ini diberikan orang tua kepada anak telah memenuhi standar dari solusi untuk membantu meningkatkan perkembangan anak. Data tersebut kami ambil dari berbagai daerah agar dapat dengan lebih luas untuk menilai dan mengambil kesimpulan.

METODE PENELITIAN

Berikut adalah data yang telah dikumpulkan pada hari Selasa, 19 April 2022 dengan media Online dari Google Form untuk mengetahui apakah tindakan yang selama ini diberikan orang tua kepada anak telah memenuhi standar dari solusi untuk membantu meningkatkan perkembangan anak. Data tersebut kami ambil dengan metode pengumpulan data kualitatif di mana peneliti akan melakukan tanya jawab kepada beberapa subjek, kemudian mengumpulkan data secara sistematis di mana responden akan menjawab secara langsung pertanyaan analisis yang telah di sediakan lewat sejumlah Wawancara survei di berbagai daerah agar dapat dengan lebih luas untuk menilai dan mengambil kesimpulan.Sedangkan keseluruhan jawaban yang telah dikumpulkan akan di telaah kembali apakah telah sesuai dengan standar dari materi yang dibahas.

Pada metode penelitian ini peneliti menggunakan metode kuantitatif yang di mana berlandaskan pada filsafat positivisme, dipakai untuk meneliti pada populasi ataupun sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan alat ukur (instrumen) penelitian, analisa data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji dan membuktikan hipotesis yang telah dibuat/ditetapkan. Secara umum metode kuantitatif terdiri atas metode survei dan metode eksperimen. Pada penelitian ini peneliti menjadikan ibu-ibu di berbagai daerah untuk dijadikan subjek di dalam penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel2.Rasioibudariberbagaidaerahterkait moral anak usia dini

Nama

 

 

 

Ket.Indikator

FAR

SB

SA

B

RD

CB

DWT

CB

Ditinjau dari hasil pengumpulan analisis data lewat survei yang kami adakan, terlihat bahwa hampir sebagian orang tua sudah cukup baik dalam mengenali lingkungan yang baik untuk anak, selain itu responden juga telah menerapkan beberapa tindakan yang dapat membantu mengembangkan moral anak seperti menonton beberapa tayangan video yang bermakna, bercerita dongeng penuh hikmah (MukhamadMurdiono, n.d.)atau mencontohkan beberapa sikap baik seperti ibadah berjamaah di rumah atau membuat peraturan belajar dan bermain saat di rumah. Menentukan waktu untuk bermain dan belajar. Namun masih ada beberapa dari responden yang belum terlalu mengenali pentingnya perkembangan moral anak pada usia 0-8 tahun. Sehingga mereka terkadang melakukan beberapa larangan yang terlalu berlebihan ataupun tidak melakukan pembenaran atas apa yang terjadi.

Pada bagian ini haruslah menjawab masalah atau hipotesis penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Masih ada orang tua yang khawatir untuk membiarkan anaknya bermain keluar rumah, karena takut anaknya terbawa hal yang negative, seperti berbahasa kasar. Banyak ditemukan di beberapa daerah dimana anak banyak yang mengatakan kalimat-kalimat kasar, yang tentu saja tidak baik bagi anak.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan tentang pentingnya edukasi di masa anak usia dini belum merata ke seluruh daerah dan generasi. Namun dibanding beberapa tahun lalu, jumlah masyarakat yang masih bias dengan pengetahuan pendidikan anak terlihat menurun di tahun ini. Beberapa generasi berhasil mempengaruhi lingkungan dengan menyebarkan pengetahuan pendidikan anak lewat beberapa acara umum atau organisasi yang di adakan di tengah masyarakat walaupun masih belum merata.

Patut disyukuri bahwa keinginan orang tua untuk tetap mendidik anak mereka masih tinggi sekalipun mereka menyadari atas kurangnya pengetahuan atas pendidikan anak. Sebagian dari mereka tetap masih menggunakan metode zaman dahulu di mana tauhid dan Aqidah adalah landasan utama dalam mendidik anak seperti meminta mereka mengikuti acara keagamaan di setiap sore atau mengaji kitab bersama dengan keluarga. Itu sudah cukup baik.

Beberapa dari mereka juga masih mengikuti tradisi leluhur mereka karena dirasa cukup untuk mengembangkan moral anak.(Riyanti et al., 2022)hal yang harus dilakukan oleh para orang tua adalah menelaah segala kegiatan anak kemudian membantu anak dalam mengembangkan pikirannya dengan berkomunikasi di sela-sela kegiatannya. Membiarkan anak membuat keputusan, namun tetap meminta alasan atas keputusan tersebut. jika dirasa menyimpang biarkan anak itu tahu terlebih dahulu apa akibat dari keputusannya dan jangan mengintimidasinya. 

Ini adalah beberapa tahap mudah yang dapat orang tua lakukan untuk membantu perkembangan moral anak di saat tidak terlalu mengetahui pendidikan anak. Dapat dikatakan ini adalah hal dasar bagi orang tua. Kemudian ikut berkontribusi dalam membuat pencontohan yang dapat di tiru anak seperti beribadah yang rajin atau duduk yang sopan di depan anak. Karena pada dasarnya anak senang sekali mengimitasi orang dewasa di sekitarnya.(Latifah, 2020)

Dengan membatasi durasi anak bermain gadget juga dapat membantu anak agar terhindar dari dampak buruk yang diberikan oleh gadget. Terlebih ada beberapa orang tua yang takut untuk membiarkan anak bermain diluar rumah, tidak lain hanya karena pergaulan yang baik. Banyak anak kecil dizaman sekarang yang sering mengucap kalimat tidak senonoh, tentu itu bukan suatu hal yang wajar, dan inilah pentingnya orangtua megajarkan nilai moral agama sejak anak usia dini. 

Pengawasan orangtua terhadap anak ketika bermain gadget pun sangatlah penting, karena bisa saja anak melihat hal yang tidak pantas untuk dilihat maupun didengar. Banyak ditemukan konten creator yang mengupload video bermain game dengan berkata kasar, dan mirisnya banyak anak kecil yang melihat video tersebut, yang akhirnya membuat anak mengikuti gaya atau trend seseorang tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Agusriani, A., Rahman, U., Pratiwi, R. A., & Bunga, B. (2021). Analisis Perkembangan Moral Anak Tk B. NANAEKE: Indonesian Journal of Early Childhood Education, 4(2), 67. https://doi.org/10.24252/nananeke.v4i2.25746

Hulukati, W. (2015). Peran Lingkungan Keluarga Terhadap Perkembangan Anak. Musawa, 7(2), 265--282.

Khaironi, M. (2017). Pendidikan Moral Pada Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age, 1(01), 1. https://doi.org/10.29408/goldenage.v1i01.479

Khasanah, I., Prasetyo, A., & Rakhmawati, E. (2011). PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA STIMULASI ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI. In Jurnal Penelitian PAUDIA (Vol. 1, Issue 1).

Latifah, A. (2020). Peran Lingkungan Dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Karakter Anak Usia Dini. (JAPRA) Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal (JAPRA), 3(2), 101--112. https://doi.org/10.15575/japra.v3i2.8785

Nurgiyantoro, B. (2015). TAHAPAN PERKEMBANGAN ANAK DAN PEMILIHAN BACAAN SASTRA ANAK Oleh: Burhan Nurgiyantoro FBS Universitas Negeri Yogyakarta. FBS Universitas Negeri Yogyakarta, Th. XXIV,(2), 198--222.

Rahman, U. (2009). Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini. Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 12(1), 46--57. https://doi.org/10.24252/lp.2009v12n1a4

Riyanti, R., Ali, M., & Khomsiyatun, U. (2022). Pendidikan Moral Anak Usia Dini Berbasis Kearifan Lokal dalam Keluarga. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(3), 2287--2295. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i3.2020

Sofia, A., Nopiana, N., & Suryadi, S. (2020). Study Deskriptif Faktor-Faktor Penunjang Dan Penghambat Pengembangan Kecerdasan Moral Anak Usia Dini 5-6 Tahun. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 599. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.467

Susilawati, S. (2020). Pembelajaran yang Menumbuhkembangkan Karakter Religius pada Anak Usia Dini. Aulad: Journal on Early Childhood, 3(1), 14--19. https://doi.org/10.31004/aulad.v3i1.46

Wiwik Pratiwi. (2017). Konsep Bermain Pada Anak Usia Dini. Manajemen Pendidikan Islam , 5, 106--117.

. (n.d.). No Title. 1--18.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun