Mohon tunggu...
Lathifa Drupadi
Lathifa Drupadi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar Indonesia yang menggeluti sastra sejak musim pandemi April 2020 dan kini menjadi kompasianer pemula

Writing is my life

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menuding dan Menggunjing dalam Era Cyber Bullying

4 September 2020   20:07 Diperbarui: 4 September 2020   20:40 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita dituduh melakukan kesalahan di media sosial, tenangkan pikiran dan jelaskan dengan baik. Karena bisa saja kita tidak tau oknum yang menuduh kita itu seperti apa, namanya saja dunia maya. Kepribadian dan isi hati seseorang saja tidak bisa dilihat melalui dunia nyata apalagi dunia nyata. Dan kita tak boleh diadu domba oleh suatu pihak, ikut terhasut dan menuduh seseorang, memberikan label 'korban cyber bullying'  kepada seseorang dan mencoreng nama ibu pertiwi.

3. Menggunakan media sosial untuk mencari hal baik yang tidak mengandung unsur-unsur pemicu cyber bullying

Media sosial seperti restoran yang menyajikan berbagai menu. Kita tinggal menunjuk mana yang akan kita pilih dan kita konsumsi. Informasi yang mengandung vitamin positif ada, yang mengandung racun juga ada. 

Remaja yang masih dalam fase mencari jati diri, pemikirannya masih labil, rentan terkontaminasi isu-isu hoax dan mudah tergiur dengan informasi yang terlihat menarik, menyantapnya mentah-mentah tanpa tau efek sampingnya. Hindari informasi yang memicu kita untuk berbuat tidak sesuai dengan hukum agama dan negara. Indonesia punya undang-undang sehingga jangan dianggap sepele apabila kita menggunakan media sosial seenaknya sendiri. 

Layaknya surga tanpa aturan, seperti pemilik restoran yang diperbolehkan memakan apa saja, bukan. kita adalah manusia yang terikat dengan aturan. Cyber bullying dan efek negatif media sosial lainnya harus dilawan. Isi hari-hari dengan hal yang positif sehingga tidak ada pemikiran untuk melakukan hal tidak baik. 

Berbagai konten yang ada di media sosial ada yang bisa kita terima ada yang harus kita tolak. Hati dan mental kita harus kuat. Jangan mudah dihasut. Mau Indonesia terkenal dengan generasinya yang berpikiran kusut padahal setiap hal punya usut?

Di era yang serba instan, terkadang kita malas untuk mengecek suatu kebenaran, menyelesaikan masalah dengan buru-buru, bertindak tanpa berpikir, hanya menuruti hawa nafsu. Kita ini generasi muda yang dituntut untuk berpikir secara nalar dan logika. Tidak bisa jika hanya mengandalkan satu sumber, sharing tanpa menyaring, ketika ditanya buktinya kita menjawab "katanya ini, katanya itu," tidak memiliki prinsip dan pendirian. 

Tadi adalah 3 tips bijak bermedia sosial menurut sudut pandang saya. Kita adalah generasi yang di pundak kita ada janji negeri yang tak kasat mata. Kita sudah berikrar untuk menepati dan tak boleh mengingkari. Inginkah kita melihat Indonesia hancur karena penduduknya adalah pelaku dan korban cyber bullying semua? Ingat, kita yang mengendalikan media sosial, bukan media sosial yang mengendalikan kita.

Sumber:
kpai.go.id
rmol.id
wikipedia.org/wiki/Cyberbullying
wikipedia.org/wiki/Warganet

Tulisan ini dibuat oleh Peserta Remaja Belajar Menulis Konten Musim 3 Bastra ID

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun