Mohon tunggu...
Lathifa Drupadi
Lathifa Drupadi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar Indonesia yang menggeluti sastra sejak musim pandemi April 2020 dan kini menjadi kompasianer pemula

Writing is my life

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menuding dan Menggunjing dalam Era Cyber Bullying

4 September 2020   20:07 Diperbarui: 4 September 2020   20:40 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tindakan yang diambil pemerintah yaitu, membuat undang-undang tentang perlindungan terhadap korban-korban cyber bullying, sanksi bagi pelaku, sosialisasi kepada masyarakat agar bijak dalam bermedia sosialisasi. Banyak komunitas di media sosial yang bertujuan untuk membela korban cyber bullying dan ikut berpartisipasi dalam menekan angka kasus cyber bullying di Indonesia. Namun sayang, masih saja ada kasus cyber bullying yang memprihatinkan. Sepatutnya ada aturan yang memperketat sehingga potensi terjadinya cyber bullying berkurang.

Ingin saya, tidak hanya pemerintah yang turut mengatasi cyber bullying. Namun peran keluarga sangatlah penting. Terkadang, anak-anak menjadikan media sosial sebagai pelarian karena masalah keluarga padahal media sosial belum tentu memberikan solusi yang lebih baik atau bahkan malah memperburuk keadaan. 

Dalam suatu keluarga, seharusnya terdapat hubungan yang baik. Jangan sampai anak merasa ditelantarkan dan tidak dipedulikan. Dan akhirnya mereka mengunggah masalah dan keadaan mereka di medsos, sementara tidak semua warganet memiliki pandangan dan pemikiran yang sama dengan anak tersebut kemudian memberikan ujaran-ujaran yang bisa membuat anak tersebut down.

Kemudian peran sekolah juga penting. Meskipun di situasi seperti ini sekolah harus online, guru BK yang tugas utamanya membimbing siswa agar tidak terjerumus dalam hal yang tidak diinginkan harus memberikan pengajaran yang tepat. Banyak orang yang mengaku mereka ahli dalam bermedia sosial, tetapi kenyataannya mereka tak mampu menggunakannya dengan bijak. 

Akhirnya semua tindakan mereka di medsos menjadi boomerang bagi mereka sendiri. Menyumbang kasus cyber bullying, membuat Indonesia terkenal akan kasus-kasus mengerikan yang seharusnya tidak terjadi. Indonesia adalah negara yang rentan terjadinya konflik melihat banyaknya perbedaan yang memerlukan toleransi dan pengertian khusus dari pihak yang berwajib tentang bermedsos. Toleransi tidak hanya di dunia nyata, namun juga di media sosial. Pendidikan tidak hanya di dunia nyata, namun juga di media sosial. 

Pada kenyataannya, kita menganggap dunia maya adalah dunia nyata dan dunia nyata adalah dunia maya. Beberapa dari kita mungkin tidak mengakui, namun mari kita lihat. Dalam sehari, berapa jam kita memegang gawai? Membuka media sosial, membiarkan berbagai informasi di dalamnya mengalir merasuki otak kita. Bermedsos boleh, namun kita harus bijak.

Semua yang pernah kita lakukan di media sosial, bisa dilihat oleh khalayak umum dan membekas di ingatan warganet lainnya. Itulah mengapa kita harus hati-hati dalam masalah dunia maya. Bagaimana cara bijak bermedia sosial? Berikut tips bijak bermedsos dalam era milenial ini:

1. Menyaring informasi sebelum memasukkannya ke dalam hati

Sebelum kita menuding dan menggunjing, kita harus menyelidiki apakah memang benar apabila warganet tersebut patut dikritik maupun dikomentari? Berdasarkan data apa kita menuding? Berpikir kritis harus digunakan. Jangan sampai kita asal-asalan menggunjing padahal korban sebenarnya tidak sesuai apa yang kita ekspektasikan. Di samping itu, kita juga tidak boleh dengan mudah memasukkan semua kata-kata yang muncul di layar ke dalam hati, memikirkannya berhari-hari, mengusik batin, merasa tertekan, hingga muncul niat jahat pada diri sendiri maupun orang lain.

2.  Menyelesaikan masalah dengan kepala dingin

Selain memberikan informasi, Ibu Katmiati juga berpesan agar kami selaku generasi muda ketika dihadapkan dengan suatu masalah jangan mudah terpancing. Selesaikan masalah dengan baik-baik. Jangan menggunakan media sosial sebagai media balas dendam dan ketika minta ditemui kita tak berani bertanggung jawab. Meski virtual, ajining dhiri ono ing lathi yang artinya, harga diri ada di mulut tetap berlaku. Apa yang kita ketik dan posting di media sosial, jangan sampai memicu perselisihan karena itu juga merugikan bagi kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun