Mohon tunggu...
Lathifa Drupadi
Lathifa Drupadi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar Indonesia yang menggeluti sastra sejak musim pandemi April 2020 dan kini menjadi kompasianer pemula

Writing is my life

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Filosofi dan Eksistensi Tari Gambang Semarang

28 Agustus 2020   17:18 Diperbarui: 7 Juni 2021   11:36 6711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filosofi dan Eksistensi Tari Gambang Semarang. | Kompas

Berdasarkan survei yang saya lakukan, banyak yang mengatakan level gerakan Tari Gambang Semarang tidak mudah. Saya yakin dengan keadaan seperti itu, para penari perlu melatih skill tarinya agar bisa menguasai tari tradisional yang satu ini.

2. Pemerintah Kota Semarang mengadakan lomba menari tarian tradisional

Lomba menari sekarang sangat jarang ditemukan. Bahkan tahun lalu di Gedung Wanita Kota Semarang, banyak lomba yang diadakan namun bukan lomba tari tarian tradisional. Yang diadakan malah lomba tarian modern. Tentu hal ini membuat Tari Gambang Semarang semakin sulit ditemukan dan bahkan bisa saja orang asli Semarang sendiri tidak tau dengan kearifan lokal daerahnya sendiri. 

Baca juga: Dari Papua, Kalimantan hingga Jawa, Khasanah Tari Tradisional Indonesia Perlu Dijaga

Lalu dalam memeringati Hari Anak Nasional, akun Instagram @serasi.2020 milik Pemkot Kota Semarang yang berisi serangkaian lomba peringatan Hari Anak Nasional, tidak mengadakan lomba yang bersifat untuk melestarikan budaya. Ada enam lomba yang diselenggarakan yaitu, lomba video enam langkah mencuci tangan, lomba menghias masker, lomba menggambar dan mewarnai, lomba videografi, lomba menulis reportase dan lomba desain konten di media sosial. 

Sama sekali tidak ada lomba yang berhubungan dengan kearifan lokal. Cara untuk membudidayakan budaya salah satunya melalui lomba di mana nantinya banyak peserta yang mengincar penghargaan dari Walikota Semarang, yang membuat budaya secara langsung maupun tidak langsung dipelajari. 

Jika pemerintah saja tidak mengadakan lomba yang berkaitan dengan Tari Gambang Semarang, jangan kaget apabila nantinya Kota Semarang kehilangan salah satu tari kebanggannya.

Ingin saya, pemerintah memperbanyak sanggar tari atau sanggar budaya dan memberikan bantuan dana kepada mereka agar semakin berkembang guna mempertahankan budaya Kota Semarang. Apalagi tari ini merupakan kearifan lokal dan identitas Kota Semarang. Selain itu, kecanggihan teknologi yang membuat para penari lebih meminati tarian modern dan dance challenge dari media sosial, membuat tari tradisional semakin terancam hilang karena tidak ada yang meneruskan untuk mempelajarinya.

Mari lestarikan Tari Gambang Semarang dengan cara mempelajarinya karena ini adalah identitas kita. Jangan sampai Kota Semarang kehilangan kearifan lokalnya. Ayo wujudkan Kota Semarang hebat! Ojo lali dolan neng Semarang yo lur…

Sumber:

  1. https://www.tribunnewswiki.com/2019/07/22/tari-semarangan-tari-gambang-semarang
  2. https://metrojateng.com/ternyata-tari-semarangan-terinspirasi-dari-gerakan-waria/
  3. https://docs.google.com/forms/d/1Z4EvnQ-lcbtKktYik2OY98gr1hEKeL1x6JcHrJsHQd4/edit#responses

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun