Dari beberapa contoh diatas tentu dapat kita simpulkan bahwa standar seseorang memiliki ilmu bermanfaat bukanlah orang yang pandai ilmu Agama saja. Namun seorang yang memiliki kompetensi ilmu apapun selama ilmu tersebut bermanfaat bagi diri dan orang lain.
Orang soleh bukan berarti orang yang tampak rajin ke masjid dan musholla saja, orang yang fasih membaca Alquran saja, Namun orang yang hidupnya mampu memberikan kemanfaatan bagi kehidupan diri dan orang lain.
Persepsi yang salah akan berakibat pada reaksi yang salah pula terhadap sesuatu. Seseorang yang beranggapan bahwa anak yang soleh adalah anak yang pintar mengaji, sekolah di madrasah dan belajar di pesantren saja maka akan menganggap anak yang kurang bisa mengaji, belajar di sekolah umum dan tidak pernah di pesantren sebagai anak yang tidak soleh.
Persepsi dan sikap seperti diatas merupakan kesempitan berfikir dan kesalahan dalam memahami makna ilmu bermanfaat dan anak soleh.
Wallohu a'lamÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H