Mohon tunggu...
Karnadi
Karnadi Mohon Tunggu... Guru - Kreator

Menyukai konten tutorial dan review tempat wisata. Menulis dibeberapa blog dan website pribadi, Affiliator Shopee, Konten kreator di Youtube dan Aktif di halaman facebook.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Sedih Nabi Ibrahim dalam Momen Menyembelih Putranya

9 Juni 2024   19:47 Diperbarui: 9 Juni 2024   21:21 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Versi ketiga dijelaskan dalam tafsir Khozin karangan al-khozin. Para ulama ahli sejarah dan ahli hadits berkata, ketika Nabi Ibrahim berdoa " Robbi habli minassholihin " Yaa Tuhanku berilah aku anak yang Sholeh. Lalu ketika Nabi Ibrahim menikah dengan Siti hajar malaikat memberi kabar bahwa nabi Ibrahim akan diberi anak oleh Allah Swt.

Mendengar kabar tersebut lalu Nabi Ibrahim bernadzar " Jika aku diberi anak kelak akan aku sembelih karena Allah Swt". Kemudian ketika anak Nabi Ibrahim terlahir dan berusia 7 tahun ( versi lain mengatakan usia 13 tahun ) Allah Swt berkata" Wahai Ibrahim penuhilah nadzarmu ".

Versi yang keempat, Nabi Ibrahim sebelum memiliki anak, jika berkurban tidak tanggung-tanggung, bahkan sekali kurban 1000 kambing, 300 sapi dan 100 unta. Hal ini membuat masyarakat pada saat itu merasa kagum bahkan para malaikat. Semua kagum dan memuji nabi Ibrahim. Saat semua memuji itulah Nabi Ibrahim berkata " kurban seperti itu bagiku kecil, demi Allah jika aku memiliki anak laki-laki disuruh kurban untuk fisabilillah maka akan aku sembelih ". Bagi Nabi Ibrahim kurban 1000 kambing, 300 sapi dan 100 unta untuk fisabilillah, itu hal mudah. Bahkan jika disuruh berkurban untuk fisabilillah dengan menyembelih anaknya maka ia akan sembelih.

Kemudian nabi Ibrahim pergi ke Syam ( Ardhil Muqoddasah ) dan di sanalah nabi Ibrahim diberi anak ( Nabi Ismail). Namun ucapan nabi Ibrahim diatas terlupakan olehnya karena saking lamanya tidak memiliki anak.

Itulah sedikit kisah dan penjelasan yang dapat saya tulis pada kesempatan ini. Semoga disertai dengan hidayah dari Allah Swt..Aaminn

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun