Mohon tunggu...
Karnadi
Karnadi Mohon Tunggu... Guru - Kreator

Menyukai konten tutorial dan review tempat wisata. Menulis dibeberapa blog dan website pribadi, Affiliator Shopee, Konten kreator di Youtube dan Aktif di halaman facebook.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memahami Dinamika Kondisi Kesempitan dan Kelapangan: Tinjauan Fungsi dan Hikmahnya

6 Februari 2024   09:08 Diperbarui: 6 Februari 2024   09:14 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan manusia ada dua kondisi yang silih berganti datang dan pergi yaitu kondisi kesempitan, kesedihan, penderitaan dan kondisi lapang, gembira, dan kesenangan.

Allah Swt menciptakan kondisi atau keadaan yang berubah-ubah dari sakit ke sehat, dari susah ke gembira, dari miskin ke kaya dan sebagainya semata agar kita selalu sadar dan fana', agar kita sadar bahwa kita tidak lepas dari hukum dan ketentuanya.

Kondisi yang berubah-ubah itu juga agar kita selalu berada dalam sandaran La haula wala quwwata illa billah. Allah Swt selalu membuat bermacam-macam kondisi hati kita agar kita tidak terus menerus melihat kondisi tersebut lalu terjebak disana.

Ibnu Atho'illah As-Sakandary dalam kitab Al-Hikam " Allah melapangkan bagimu supaya kamu tidak selalu dalam kesempitan dan Allah menjadikanmu sempit supaya kamu tidak hanyut atau terlena dalam kelapangan ".

Allah Swt juga berfirman dalam Al-Qur an yang artinya " Supaya kamu tidak sedih terhadap apa yang terlepas dari tanganmu Dan tidak gembira terhadap apa yang diberikan kepadamu ".

Saat kita berada dalam kondisi kesempitan maka kita merasa sedih Dan saat kita berada dalam kondisi lapang maka kita merasa gembira, Allah Swt akan mengeluarkanmu dari kondisi keduanya Dengan cara membuatmu merasa fana' dan memilih bersama Alloh Swt.

Oleh karena itulah jangan terus-menerus larut dalam keadaanmu itu yang menyakitkan atau menyenangkan agar tidak menjadi hijab ( penghalang ) antara kamu dan Tuhanmu ( Allah Swt ). Dan supaya kamu selalu dalam keadaan seimbang, tidak terlalu sedih dan tidak terlalu senang ( ditengah-tengah ).

Pada akhirnya kesempitan dan kelapangan merupakan dua kondisi yang masih kurang karena membutuhkan eksistensi kita sebagai hamba didunia. Namun kedua kondisi tersebut akan mampu membuat kita jadi tegar.

Kedua kondisi tersebut merupakan kelembutan Allah Swt yang mewarnai kehidupan hamba-hambaNya. Kesempitan dan Kelapangan adalah Dua kondisi bagi para Arif pemula. Seperti halnya para murid pemula yang keadaanya diliputi rasa harap dan takut. Namun keduanya berbeda.

Rasa harap dan takut yang dirasakan murid terhadap sesuatu yang diperkirakan terjadi dimasa mendatang, baik itu yang menyedihkan ataupun menyenangkan, yang ditakuti maupun yang disenangi.

Jika sesuatu yang diperkirakan terjadi itu adalah sesuatu yang menakutkan/menyedihkan itu namanya kesempitan dan jika sesuatu yang diperkirakan terjadi itu adalah sesuatu yang menyenangkan itu namanya kelapangan. Dua kondisi kesempitan dan kelapangan ini menjadi asupan-asupan bagi para Arif.

Jika yang masuk dalam hati adalah asupan keagungan Allah Swt maka terjadilah kesempitan dan jika yang masuk dalam hati adalah keindahan Allah Swt maka terjadilah kelapangan.

Kesempitan ditujukan bagi para Arif pemula sebab tanpa kesempitan maka hakikat-hakikat mereka tidak akan terkumpul dan tidak berhenti dalam keinginan syahwat.

Sedangkan kelapangan ditujukan kepada orang-orang yang meraih cahaya awal agar mereka mengerahkan segala kekuatanya Dan merasa nyaman bersama Allah Swt dan tanda-tanda penyaksian atas Ridhonya.

Wallahu a'lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun