Mohon tunggu...
JONATHAN.WS
JONATHAN.WS Mohon Tunggu... Administrasi - LAKI-LAKI

PERUM PDK LAMBANGSARI BLOK.G NO.6 TAMBUN SELATAN BEKASI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Jadikan Pemilihan Fungsionaris GPIB Ajang Politik Praktis

14 September 2021   23:21 Diperbarui: 14 September 2021   23:28 1355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semalam saya di kejutkan dengan Suara deringan telpon sekitar pukul 23 : 00 WIB.

Akupun mengangkat telpon tersebut ternyata dari Kota Makassar, 

hallo apa sudah tidur nyong , sambil berkelakar aku menjawab kalau sudah tidur pasti tidak akan akan telpon bapak Pendeta.

Rupahnya beliau menelpon tengah -tengah malam hanya bertanya seputar perkembangan anugerah Bekasi.......................ajeh deh

Dia berceritera ada seorang pendeta sementara menggalang kekuatan menyelang Persidangan sinode Gereja Protestan Indonesia di Bagian Barat diapun berceri katanya tentang KEGAGALAN  FUNGSIONARIS MAJELIS SINODE GPIB XX ,termasuk didalamnya dia ungkapkan dan berceritera tentang Kegagalan menangani menangani masalah Jemaat GPIB Anugerah Bekasi.

Ceritera Bapak Pendeta tersebut disandur dari seorang Pendeta senior yang sementara Tour berkampanye menyelang persidangan sinode ke XXI di Surabaya dan juga mungkin ceritera yang kesekian kalinya aku dengarkan.

Mendengar ceritera tersebut , ngantukku pun jadi hilang bahkan terasa perutku jadi lapar,  pada hal waktu Jakarta sudah dini hari apalagi waktu Indonesia bagian tengah pasti sudah masuk sholat subuh lah

Akhirnya akupun angkat bicara , sambil mendongen sama bapak pendeta tersebut.

Ternyata selama ini masalah Polemik Jemaat di Jemaat GPIB Anugerah Bekasi  masih sexi dan menjadi Komsumsi dan Jembatan orang-orang yang munafik yang jadikan pertikaian Jemaat di Anugerah Bekasi yang sudah berlalu dan selesai dan masih saja ada kelompok yang membesar-besarkan dengan bumbu omong kosongnya  untuk mencapai Tujuan Mereka  agar berkuasa di medan Merdeka Timur 10

Saya merenungkan sejenak bagaimana Seorang Sekertaris Organisasi Gereja yang besar dan punya kantor di dekat Istana Presiden rela berseberangan dengan koleganya hanya untuk membela dan menjaga agar kelompoknya dimasa persidangam mendatang tetap eksis dan Masuk Menjadi Fungsionaris Majelis Sinode.

Belum lagi bergentayangan Postingan - postingan di Sosial media bernada kampanye untuk menarik simpati , bahkan ada seorang Pendeta telah menyusun tim sukses bahkan menyuruh orang lain berbicara karena malu-malu kucing menaikan pamornya bahkan akhir-akhir ini tampil beda dengan memasang Foto di titipin kata kata halus seakan-akan mencari simpati dari Para Koleganya agar dia dapat di dukung berkuasa di Medan Merdeka Timur 10

Belum lagi ada Pendeta yang Bangga dengan Gelar Doktornya atau Frofeksornya yang memproklamirkan diri bisa membawa GPIB keluar dari Permasalahan di zaman melenia ini.

Bahkan ada lagi yang sangat lucu memperdebatkan dan mempersoalkan Generasi yang pantas memimpin apakah Generasi Tua ataukah Generasi Mudah yang pantas untuk  Fungsionaris Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat  XXI mendatang.

Bahkan ada yang lebih berseru lagi bahwa yang pantas adalah GENDER atau Kaum Perempuan dan apakah orang ini buta dan tidak melihat berapa banyak gender yang ada dalam kepengurusan Fungsionaris Majelis Sinode GPIB XX, atau mungkin harapannya jadi Ketua Umum kali.

Mereka semua ini sepertinya menjual diri di Hadapan Manusia dan Ragu akan Kekuasaan Tuhan dan sangat berambisi dan sahwat untuk berkuasa , bukankah Yesus sebagai kepala Gereja berpesan bahwa " BUKAN KAU YANG MEMILIH AKU TAPI AKU YANG MEMILIH eng KAU "

Bahwa Kepemimpinan di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat dari periode ke periode sudah sangat teruji biarkanlah zaman yang menentukan jangan paksakan dirimu hai para Pendetaku hai para Presbiterku biarkan kepemimpinan berjalan bagai  air sungai yang berjalan dan mengalir dari Pengunungan Indah membentang ,menentang besarnya rintangan dan cobaan serta godaan dalam sepanjang perjalannya  namun toh akhirnya sampai juga bermuara ke lautan luas.

Dan selama ini tak satupun terpangpang Prestasi selama 5 Tahun kepemimpinan Fungsionaris Majelis Sinode XX di utarakan mereka-mereka ini seakan semua kesalahan dilimpahkan kepada Majelis Sinode XX , pada hal Jika Kita sendiri yang menjelek-jelekkan Kepemimpinan Majelis Sinode Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat XX, maka berarti kita sendiri yang menampar diri kita dan merusak moral kita karena kita sendiri yang tidak bertanggung jawab atas pilihan kita , karena hanya Manusia-manusia yang tak bermoral serta tidak berdedikasi yang suka menyalahkan orang lain tanpa melihat dan mengoreksi diri nya,  dan bagi orang yang tak mampu mengoreksi dirinya bukanlah orang Kristen yang menganut ajaran Kristus Tapi Manusia pengikut Yudas Iskarit yang mampu dan relah menjual harga dirinya hanya dengan uang 30 Keping Perak.

Mari kita tengok sebuah kelompok yang menamakan dirinya TIM NINE, apa yang dia sudah perbuat untuk memajukan organisasi GPIB selama ini, dan mohon maaf tidak semua Tim NINE mau dikatakan Aktip karena ada anggota yang hanya dimasukkan namanya , tetapi  TIMNINE hanya merupakan simbol yang di buat agar ada gerekan dan pijakan untuk bergoyang samba , selama ini motofator Timnine mengemis untuk di legitimasi oleh Fungsionaris Majelis Sinode GPIB XX oleh karena kecewa maka  sampai hari ini motifator tersebut menganggap Fungsionaris Majelis Sinode  XX adalah Musuh dan menjadi penghalang utama untuk merebut kekuasaan.

Tim ini selalu berteriak di tengah-tengah Jemaat bahkan mengaku bahwa  Surat Keputusan Majelis Sinode mereka Pegang , tapi ketiga di minta wujudnya ternyata banyak alasannya.

Diantaranya sekarang banyak yang bergerilya serta berteriak-teriak menyatakan Majelis Sinode XX Gagal dalam Kepemimpinannya dan Jemaat GPIB Anugerah Bekasi yang paling Sexy untuk di mainkan lewat tari sambanya.

Terus Standarisasi apa yang dia pakai untuk menilai Majelis Sinode GPIB XX tidak berhasil atau gagal  dalam penangan Jemaat GPIB Anugerah Bekasi .....?????  Emangnya Kudeta pakai acara gagal.... kah.

Saya Buat tulisan ini karena saya merasa dilecehkan sebagai Warga Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat , terutama jika mereka-mereka berkampanye dan jadikan  masalah GPIB Jemaat Anugerah Bekasi sebagai jembatan mencapai tujuannya.

Masalah Jemaat GPIB Anugerah Bekasi sudah selesai dan kini telah hadir dan dipimpin oleh Bapak Pendeta Oeke Hattu, beliau sudah setahun memimpin selaku Ketua Majelis Jemaat Anugerah Bekasi toh sekarang semua Jemaat yang terpecah sudah kembali beribadah seperti biasa dan yang tidak mau hanya segelintir Majelis Jemaat yang masih gensih menunggu pelembagaan yang dijanjikan oleh para pemain Politik jika lolos masuk menjadi FUNGSIONARIS MAJELIS SINODE GPIB Ke XXI, namun kalau kandas gimana....................

Oleh karena itu masalah pertikaian di tubuh Jemaat GPIB Anugerah Bekasi bukanlah Pertikaian antara MAJELIS SINODE dengan para JEMAAT GPIB ANUGERAH BEKASI tapi pertikaian antara dua kelompok dalam Majelis Jemaat GPIB Anugerah Bekasi di mana yang satu Kelompok Majelis jemaat Meminta agar Pendeta atau KMJnya di Mutasi dan yang satunya meminta agar KMJ-nya jangan dulu dimutasi karena belum lima tahun bertugas di Jemaat GPIB Anugerah Bekasi.

Bahwa Masalah yang terjadi di Jemaat GPIB Anugerah Bekasi adalah masalah Kepemimpinan Seorang Pendeta Yang Gagal memimpin dan menyeret dan membuat kelompok antara MAJELIS JEMAAT ANUGERAH untuk terpecah menjadi dua dan saling Bertikai.

Oleh Karena itu diawal terjadi permasalahan dalam Majelis Jemaat maka Majelis Sinode bersikap Netral dan mengambil langkah-langkah PREVENTIF saja dan membendung untuk tidak meluas dan salah satu solusi yang diambil adalah  memutasikan Pendeta Tersebut ke Jemaat GPIB Sejahtera yang ada di Surabaya dan langkah itu adalah langkah terhormat agar diantara Majelis Jemaat tidak ada yang tercederai.

Tapi sayangnya sang pendeta tersebut bahkan dengan  Pengikutnya Menolak dengan keres apalagi sang pendeta tersebut dikenal punya kelompok komando atau payuguban para Pendeta senior dalam GPIB dan bahkan  juga dia punya kelompok Jemaat-jemaat  awam yang doyan NONGKI-NONGKI dan kelompok Nongki-nongki inilah diluar Jemaat GPIB Anugerah yang berjuang keras dan membesar-besarkan permasalahan Jemaat GPIB Anugerah dan dengan sengaja Merusak Pamor Fungsionaris Majelis Sinode XX. dan mereka bangga di back Up mantan Sekum GPIB Dua periode dan itulah yang menjadi awal pemicu hingga tidak berkesudahan.

Fungsionaris Majelis Sinode GPIB hanya turun dan mengambil  Tindakan Tegas setelah Pendeta selaku KMJ serta kelompok Presbiternya dan kelompok lain Majelis Jemaat GPIB Anugerah Bekasi sudah tidak  bisa lagi diharapkan untuk  menyelesaikan persoalan sepeleh ini secara Internal.

Padahal Kalau mau di ungkap permasalahan yang sebenarnya lebih jauh maka akan Merusak Citra GPIB secara keseluruhan dan dan begitulah  Kata MAJELIS HAKIM di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat bahwa Sayapun Sangat Malu dengan Sikap Pendeta tersebut bahkan seorang hakim mengatakan bahwa saya mencari keadilan bukan di Pengadilan tapi di Gereja untuk itu iya menguti ayat Alkitab " BAHWA DAMAI SEJAHTERA ALLAH  YANG MELAMPAU SEGALA AKAL , AKAN MEMELIHARA HATI DAN PIKIRANMU DIDALAM YESUS "

Semua usaha sudah dilakukan oleh Majelis Sinode agar Perdamaian dan Persaudaraan tetap terjadil diantara Presbiter dan sudah berapa Kali majelis Sinode datang ke Jemaat GPIB Anugerah Bekasi yang bahkan terletak di Kompleks Perumahan dan dihuni mayoritas agama lain yang mana jelas-jelas masalah tersebut sangat mengganggu ketenangan Warga setempat.

Oleh karena itulah kesabaran warga PDK Lambangsari sudah sangat toleransi maka akhirnya Bupati bekasipun Turun tangan dan memintah  kepada Fungsionaris Majelis Sinode GPIB sebagai Pimpinan Lembaga agar turun tangan serta serous menyelesaiakan dan bupati menyampaikan surat tersebut dengan Nomor.300/394/BakesbangPol Tertanggal 28 Januari 2019 dengan harapan agar Fungsionaris Majelis Sinode GPIB  mampu menyelesaikan secara Internal.

Yang menjadi ungkapan syukur kami karena Gereja Jemaat GPIB Anugerah bekasi tidak dipersoalkan isinnya sehingga tidak dicabut Izinnya , dan perlu saudara Jemaat GPIB ketahui Hanya dua Gereja di Kabupaten Bekasi yang Punya Izin mendirikan Gereja yaitu pertama hanya Gereja  GPIB Anugerah Bekasi dan yang Satunya  Gereja Pantekosta.

Dan oleh karena itulah  yang sangat kami sangat sayangkan adalah kelompok Pendeta yang telah  Emeritus  bergabung dan membuat kelompok dengan Pendeta yang berambisi  dan mau Jadi pengurus atau mungkin juga Penasehat  Majelis Sinode dimasa mendatang dan juga termasuk Pendeta yang berkeinginan untuk maju menjadi Fungsionaris Majelis Sinode ke XXI, mereka-mereka inilah yang  telah menjanjikan kepada segelintir Presbiter Jemaat Anugerah Bekasi yang malu menyatu kembali dan sudah Frustrasi karena menganggap diri Kalah mereka janjikan bahwa mereka nantinya setelah bulan oktober habis persidangan  mereka akan dimandirikan dan Pendeta yang sudah di berhentikan akan dipulihkan kembali.

Harapanpun mulai muncul kembali  setelah mereka atau kelompok ini ditolak atau gagal di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat bahkan juga di Pengadilan Negeri Bekasi  UNTUK bisa menjadi Jemaat yang MANDIRI  kini secerca harapan di ufuk Jawa Timur muncul kembali mereka mengharapkan bahwa nantinya Persidangan Sinode GPIB Ke XXI di Surabaya Tanggal 28 Sampai 31 Oktober 2021 menjadi anjang baru dalam cita-cita dan harapan indah mereka.

Presbiter yang tak tau apa-apa dan buta betul masalah Tata Gereja dijanjikan dengan janji-janji bahwa sudah Pasti Pendeta mereka yang diberhentikan karena kemauan sendiri berdasarkan tata gereja akan dipulihkan kembali dalam Persidangan XXI di Surabaya dan kemudian mereka akan dijadikan Jemaat yang mandiri tanpa Pelembagaan lagi karena yang akan duduk di ketua Umumnya si M dan Ketua tiganya si A serta sekertarisnya tentu si komang.

Sayapun tertawa setelah mereka memperlihatkan Susunan Pengurus Majelis Sinode XXI atau Susunan Alternatifnya sayapun berpikir kenapa ada persoalan yang begini Tuhan buat bagi kita dan kenapa ada manusia-manusia seperti ini bisa di hipnotis dengan gampangnya apakah ini kesalahan kita ber GPIB yang pada dasarnya tidak pernah mengenal atauran dan peraturan GPIB yang sebenarnya.

Bahwa Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat Menganut asas Pelembagaan Presbiter Sinodal dan dalam Tata Gereja GPIB telah dijelaskan dan diatur dalam anggaran Dasar bahwa Gereja GPIB  adalah Pertama Gereja- Gereja yang ada pada waktu GPIB didirikan, yang kedua adalah Gereja yang dilembagakan berdasarkan pengembangan jemat-jemaat dan yang ketiga Gereja yang bertumbuh berdasarkan Pelayanan dan Kesaksian ( atau Gereja yang masuk bergabung ke GPIB ) Seperti salah satu contohnya adalah Jemaat Anugerah Bekasi,  yang mula-mula awal berdirinya adalah Jemaat OUKEMENE kemudian memilih menjadi Jemaat GPIB Imanuel  atau menjadi Bagian dari Pospel TAMBUN dan selanjutnya dengan kedewasaan pelembagaan lahir dengan bulan yang cukup dari Kandungan GPIB Jemaat Imanuel Bekasi lalu dilembagakan menjadi Jemaat mandiri bernama Jemaat GPIB Anugerah Bekasi.

Mengapa Gereja ini dinamakan Jemaat Anugerah Bekasi ........?????

oleh Karena Tanah seluas 2.000 M2 (dua Ribuh meter bujur sangkar) adalah tanah gratis Pemberian  Geratis dan didalamnya termasuk ada sebuah Gedung gereja yang pantas untuk dipakai beribadah pada saat itu yang diberikan dari perusahaan PT. DAYA TURANGGA milik Keluarga RUDI LUMENTA.

Jadi menurut saya sejauh ini belum ada itu jajaran GPIB sebuah Jemaat atau Gereja lahir dan dilembagakan Karena adanya Putusan Pengadilan atau dilahirkan  dari Persidangan Sinode seperti yang saudaraku PRESBITER Harapkan sekarang ini, dan hal seperti itu  mungkin tidak akan terjadi atau susah terwujud dan merusak organisasi dan tata gereja GPIB apalagi adanya  YURISPRUDENSI PENGADILAN NEGER SURABAYA  yang dikuatkan oleh PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG telah menyatakan Bahwa TATA GEREJA GPIB adalah merupakan Kewenangan Absulute bagi Majelis Sinode Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat bukan kewengangan Lembaga Peradilan.

oleh karena itu saudaraku......bagaimana mungkinkah  kau akan mau percaya Pendeta-pendeta yang menjanjikan kau pelembagaan , mereka  hanya memakai kau jadi pijakan agar bisa masuk ke Fungsionaris Majelis Sinode XXI , mungkin sudah tidak ada lagi   Issu Seksi yang dipakai dan mampu untuk mendiskreditkan Fungsionaris Majelis Sinode XX selama ini karena jalan yang ditempuh Fungsionaris MS adalah jalan lurus walau berliku-liku.

Oleh karena itu saudaraku menjadi pertanyaan besar saya apakah mereka-mereka ini sudah benar sikapnya dalam tugas ditengah-tengah jemaat , coba saudaraku  tengok kelakuan mereka selama Tugas si dalann jemaat, tidak sulit mencari  jejak digital mereka kau bisa cari, rata-rata pendeta tersebut adalah pendeta yang bermasalah dari mulai dia tugas di Makassar sampai dia pensiun hanya menjadi beban majelis sinode selama ini.

Belum lagi janji-janji palsunya kalau berkunjung kedaerah minta pura-pura pinjam uang pada jemaat dengan sandang  Fungsionaris Majelis Sinode, namun apa dia sudah bayar utang tersebu........

Jadi Untuk itu saudaraku berhentilah mendayung dan janganlah mempermalukan dirimu sendiri , apa selama ini kalian sudah benar kelakuanmu dihadapan Tuhan.......?????? sampai menjelekkan orang lain, apakah itu ajaran Yesus.......?????

Sepertinya Fungsionaris Majelis Sinode XX ini sudah tidak ada saja Prestasinya seakan- akan FMS XX hanya diam seribuh bahasa di hadapan Jemaat, Padahal  sudah sangat banyak terobosan Fungsionaris Majelis Sinode XX lakukan tapi apakah mereka sosialisasikan....., hanya karena ketidak jujuran dihati mereka ini sehingga mereka malu menceriterakan dan bersaksi pada jemaat-jemaat GPIB tentang keberhasilan FMS XX.

Sebenarnya Kita-kitalah ini yang tidak Jujur selama ini terhadap Keberadaan Majelis Sinode GPIB ke XX, kita-kitalah lah yang telah mengingkari pilihan Kita selama ini, oleh Karena itulah Mohon maaf  saya pernah becanda menegur dengan sapaan halus dan mengingatkan pada seorang Pendeta Senior yang Bertugas di Jakarta Selatan ketika dia menjelek-jelekkan kinerja MAJELIS SINODE XX, saya katakana pada dia bahwa Bukankah bapak Pendeta sendiri yang memilih mereka sebagai Fungsionaris GPIB........?

Saya katakan saya mohon maaf Bapak Pendeta saya pernah memimpin sebuah Partai yang terbesar di Zaman Orde Baru dulu selama dua Periode Menjadi Ketuanya.

Dan saya selalu menjaga Marwah dan martabat serta nama baik Ketua dan Organisasi karena mereka adalah SIMBOL otganisasi dan oleh itu saya bertanggung jawab penuh atas pilihan saya karena sayalah yang memilih mereka.

Kesalahan Mereka adalah kesalahan saya juga Bapak Pendeta maka itu marwah dan martabatnya dan Kewibawaannya harus saya jaga demi kebesaran organisasi maka itulah kami bisa berkuasa 32 Tahun lamanya.

Masa Organisasi Gereja sebesar Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat tidak bisa kita jaga Marwah dan martabat serta Kewibawaan Organisasi apalagi ORGANISASI GPIB adalah Organisasi AGAMA maka itu saya mau bilang bahwa saya malu mendengar kata kata yang  Bapak Pendeta ucapkan tadi dan mohon maaf kalau saya salah.

Maka untuk itu Hai Para Pendeta-pendeta mudah-ku hai para Presbiter-ku mari kita junjung tinggi Marwah dan martabat serta kewibawaan Lembaga kita yang namanya Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat karena masa depan Organisasi Gereja kita ini ada ditangan kalian, dan keberhasilannya adalah pengorbanan kita bersama.

Selamat bersidang Presbiterku......Sayang. 

Mohon Maaf Kalau ada yang salah.

TUHAN YESUS MEMBERKATI FUNGSIONARIS GPIB.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun