Mohon tunggu...
las tri
las tri Mohon Tunggu... Pegawai Negeri Sipil -

ketika kumulai langkah dari nol, aku tau bahwa hidup itu perjalanan , dan setiap perjalanan butuh perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Aku adalah Bukti Peradaban

30 Oktober 2015   11:33 Diperbarui: 30 Oktober 2015   11:40 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekejaman tlah merenggut  masa kecilku

Pengkhianatan tlah merobek masa mudaku

Ketamakan tlah menghancurkan hari tuaku

 

Aku adalah bukti peradaban

Setiap daun yang berguguran, akan menjadi saksi kegelisahan

Setiap ranting yang patah, akan menjadi saksi keputusasaan

Setiap pohon yang tumbang, akan menjadi saksi kehancuran

 

Inginku menangis saat kau cabut kerindanganku

Inginku berteriak saat kau rampas kedamaianku

Inginku berlari saat kau jajah kesejukanku

Tapi sekali lagi,

aku hanyalah bukti peradaban

 

Meski aku hancur jadi debu di kakimu, aku tetap memujimu

Meski aku layu dan mati di tanganmu, aku tetap untukmu

Meski kau bunuh akarku, aku akan tumbuh seribu demimu

Meski kau cabut batang kokohku, aku akan kuat menopangmu

Meski kau biarkan aku patah dengan kapakmu, tapi kubiarkan kau makan dari tubuhku

Meski kau biarkan aku kering dengan apimu, tapi kubiarkan kau minum dari akarku

Meski tlah kau patahkan sayap asaku, tapi aku adalah bukti sejarah

Meski tlah kau potong kendali anganku, tapi aku adalah bukti peradaban

 

 

Kini

Aku berdiri dengan sisa-sisa tenagaku

Mencoba menahan angin yang merayuku

Menyaksikan keangkuhan yang menontonku

 

Nanti

Kau akan tau arti kehadiranku

Kau akan rasa arti kehilanganku

Kau akan sesali perbuatanmu

 

Saat anak cucumu tak lagi melihatmu,

mereka ingin melihat anak cucuku

Saat anak cucumu kehilanganmu,

mereka akan merindukan anak cucuku

 

Tapi saat itu,

kau tlah gantikan aku dengan keindahan semu

aspal tlah memenuhi tempat berlariku

rumah tlah bertengger di tempat bermain anakku

gedung tlah mencakar halaman rindangku

sumur tlah mencabik isi perutku

tiang tlah mengalahkan ketinggianku

 

Saat itu,

aku tak lagi di sini untukmu

 

Aku adalah bukti peradaban

Mundur dalam kemajuan

Mati dalam kehidupan

Sirna dari kefanaan

 

 

Las Tri

Linggau, 30 Oktober 2015 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun