b. Kita perlu memiliki paradigma berpikir coaching terlebih dahulu, paradigma tersebut adalah :
1) Fokus pada coachee/ rekan yang akan dikembangkan
2) Bersikap terbuka dan ingin tahu
3) Memiliki kesadaaran diri yang kuat
4) Mampu melihat peluang baru dan masa depan
Kita juga perlu mempelajari prinsip coaching seperti : kemitraan yaitu posisi coach dan coachee adalah mitra/ sejajar, proses kreatif untuk menggugah pikiran untuk menginspirasi dan memaksimalkan potensi pribadi dan profesional coachee.
c. Mempelajari tiga (3) kompetensi inti yang penting dipahami, diterapkan dan dilatih secara terus-menerus saat melakukan percakapan coaching kepada teman sejawat yaitu kehadiran penuh (presence), mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan berbobot. Percakapan berbasis coaching dengan alur TIRTA yaitu Tujuan umum, Identifikasi, Rencana aksi dan Tanggung jawab.
d. Supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching mempunyai ciri interaksi bersifat kemitraan, sasaran berpusat pada strategi pembelajaran, siklusnya pra-observasi, observasi kelas dan pasca-observasi, instrumen observasi sesuai kebutuhan , obyektif, analisis dan interpretasi data observasi dilakukan bersama-sama menghasilkan rencana perbaikan pengembangan diri dan merupakan kegiatan berkelanjutan.
PENERAPAN (FUTURE)
Setelah mempelajari modul 2.3 tentang coaching untuk supervisi akademik tersebut secara perlahan dan pasti, saya mampu menerapkan dan mempraktikkan materi tersebut  kepada rekan sejawat yang ingin saya kembangkan dengan melakukan supervisi akademik melalui percakapan coaching . Dalam proses kegiatan supervisi tersebut diperlukan adanya dukungan dari semua pihak dari sekolah seperti Kepala Sekolah, rekan sejawat, murid dan wali murid untuk senantiasa berubah secara bertahap untuk mendapatkan hasil yang seperti diharapkan dan dikabulkan sama Allah SWT... Aamiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H