Mohon tunggu...
Lasminah Lasminah
Lasminah Lasminah Mohon Tunggu... Guru - Guru TK

Saya hobi jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.2

5 Maret 2023   11:05 Diperbarui: 5 Maret 2023   11:08 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PERISTIWA

Kegiatan awal pada modul 2.2 ini adalah mulai dari diri. Pada kegiatan ini, ada 7 pertanyaan yang harus saya jawab dengan  membuat refleksi yang berkaitan dengan kompetensi sosial emosional yang saya alami dan rasakan selama menjadi pendidik, baik itu sebuah peristiwa yang menyebabkan kekecewaan, kesulitan, kemunduran atau kemalangan yang akhirnya membantu saya untuk bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. 

Selanjutnya, bagaimana saya menghadapi krisis tersebut (coping)? Bagaimana saya dapat bangkit kembali (recovery), dan bertumbuh (growth) dari krisis tersebut? 

Kemudian menggambarkan diri saya setelah saya mengalami krisis tersebut, tentang hal terpenting yang telah saya pelajari dari krisis tersebut, dan bagaimana dampak pengelolaan krisis tersebut terhadap diri saya dalam menjalankan peran sebagai pendidik. Pertanyaan selanjutnya tentang faktor-faktor tersebut yang membantu murid proses pembelajaran yang lebih optimal di sekolah. 

Kemudian membuat kesimpulan tentang hubungan antara kompetensi sosial emosional dengan keberhasilan dalam pengelolaan krisis saya dan pembelajaran murid saya. Dua pertanyaan terakhir adalah tentang harapan bagi diri sendiri dan bagi murid-murid saya setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.

Kegiatan selanjutnya adalah eksplorasi konsep, baik mandiri maupun dengan forum diskusi. Pada kegiatan ini adalah menyimak materi dan video untuk memahami materi yang diberikan, kemudian melakukan diskusi dengan teman untuk membahas kasus-kasus yang telah disedaikan tentang kompetensi sosial dan emosional tersebut.

Kegiatan selanjutnya ruang kolaborasi untuk bertemu dengan teman-teman secara daring atau online, untuk membahas ide penerapan dan penguatan untuk murid dan guru rekan sejawat, yang berkaitan dengan kompetensi sosial dan emosional tersebut. Pada ruang kolaborasi kedua, teman-teman yang terbagi dalam empat kelompok tersebut, mempresentasikan hasil dari diskusi dengan cara bergantian.

Selanjutnya adalah membuat RPP pada tugas demostrasi kontekstual, dengan memasukkan unsur kompetensi sosial dan emosional, dan dilanjutkan dengan elaborasi pemahaman dengan membuat pertanyaan serta bertemu dengan instruktur, fasilitator, pengajar praktik, dan teman-teman secara daring.

Kegiatan terakhir adalah aksi nyata, yaitu mengimplementasikan hasil belajar yang telah didapat melalui alur merdeka belajar tersebut di sekolah.

PERASAAN

Dengan mengikuti kegiatan yang tertata dengan baik tersebut, maka perasaan yang saya rasakan adalah sangat tertarik dengan proses pembelajaran selanjutnya. Apalagi materi yang akan saya dapatkan dan pelajari dengan lebih mendalam agar ilmu yang saya dapatkan bisa diterapkan di kelas atau di sekolah saya, meskipun pada pembelajaran modul ini sangat menguras pikiran, waktu, dan tenaga karena harus mencerna dan mencermati setiap materi pada kegiatan awal tersebut. Dengan belajar yang membutuhkan sesuatu yang berat maka hasil yang didapatkan akan lebih bermakna, berbobot, dan menghasilkan sesuatu yang baik.

PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti atau belajar tentang materi kompetensi sosial emosional ini, maka saya mendapatkan banyak materi dan ilmu yang sangat banyak, tentang kompetensi sosial dan emosional ini. 

Pembelajaran sosial emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. 

Kerangka kompetensi sosial dan emosional (CASEL) antara lain kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Lima (5) kompetensi sosial dan emosional yang dibahas ini erat berkaitan dengan enam (6) dimensi Profil Pelajar Pancasila. Sebagai contoh, ketika seorang murid perlu mengeluarkan ide yang baru dan orisinil untuk memecahkan masalah (dimensi kreatif) diperlukan juga kemampuan bernalar kritis untuk melihat permasalahan yang ada.

Kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan lima (5) kompetensi sosial dan emosional merupakan segala aktivitas yang kita lakukan secara sadar. Praktik paling mendasar dan sederhana adalah melatih dan menyadari nafas dengan teknik STOP. Teknik STOP adalah berhenti sejenak (stop), ambil nafas dalam (take a breath), amati sensasi pada tubuh, perasaan, pikiran, dan lingkungan (observe), dan selesai dan lanjutkan (proceed). 

PENERAPAN

Implementasi pembelajaran sosial dan emosional di kelas dan sekolah adalah melalui pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru, dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, serta penguatan KSE pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.

Implementasi PSE dengan pengajaran eksplisit memastikan murid memiliki kesempatan yang konsisten untuk menumbuhkan, melatih dan berefleksi tentang KSE dengan cara yang sesuai dan terbuka dengan keragaman budaya.

Implementasi integrasi KSE adalah pembukaan hangat dengan memberikan kesempatan pada murid untuk berbicara , mendengarkan aktif, interaksi dan menciptakan rasa memiliki. Kegiatan inti yang melibatkan pembelejaran kooperatif, refleksi diri dan penilaian diri, serta penutupan optimistik dengan refleksi, apresiasi dan cara-cara positif lainnya untuk memperkuat pembelajaran.

Implementasi menciptakan iklim kelas dan budaya positif adalah dengan mengubah lingkungan sekolah melalui praktik guru dan gaya interaksi guru dengan murid yang berkualitas  untuk membangun keyakinan kelas dan peraturan sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun