Mohon tunggu...
Lasmaria Sernovita
Lasmaria Sernovita Mohon Tunggu... Mahasiswa - STIKes Mitra Keluarga

Halo, saya lasmaria ingin berbagi sedikit mengenai dunia kesehatan. semoga bisa bermanfaat kepada pembaca. Terima Kasih

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Efektivitas Dokumentasi Asuhan Keperawatan dengan EHR

30 November 2021   11:22 Diperbarui: 30 November 2021   11:34 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokumentasi Keperawatan adalah bagian dari proses asuhan keperawatan untuk mengetahui kebutuhan pasien dan intervensi keperawatan yang akan diterapkan kepada pasien. Dokumentasi keperawatan juga dapat di definisikan sebagai alat komunikasi tertulis atau elektronik yang menghasilkan informasi mengenai pasien dan biasa digunakan sebagai bentuk gambaran keperawatan dan respon dari pada pasien terhadap pengobatan yang didapatkannya. Sistem rumah sakit berbasis teknologi informasi akan memberikan banyak manfaat kesehatan yang positif bagi masyarakat. Ada banyak kategori keperawatan yang dapat dipadukan dengan sistem teknologi informasi di rumah sakit, seperti catatan keperawatan. Sistem dokumentasi keperawatan ini memberikan informasi tentang kegiatan pelayanan keperawatan selama pasien dirawat di rumah sakit.

Kegiatan keperawatan yang sudah menjadi rutin ini sangat beragam dan terdiri dari tugas inti, pelayanan asuhan keperawatan bagi pasien yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pendokumentasian, serta pelayanan administrasi keperawatan lainnya yang dapat berupa pendataan pasien, Dosis pada obat - obatan, manajemen lingkungan, dokumentasi, dan komunikasi dengan yang lainnya (Mulyani & Data, 2019).

Pencatatan dokumen secara digital diyakini dapat mempermudah pekerjaan perawat dibandingkan dengan pencatatan manual. Perawat selalu dihadapkan pada dokumen perawat. Masalah yang sering ditemui adalah dokumentasi keperawatan yang tidak lengkap. Hal ini mungkin dikarenakan beberapa pelayanan kesehatan sudah mulai mengembangkan model dokumentasi teknis dan terkomputerisasi serta sudah terintegrasi ke dalam sistem informasi keperawatan karena bentukan yang digunakan juga masih terbilang tradisional yaitu dengan sistem tertulis, selain dari pada itu pengembangan dari berbagai model sistem pendokumentasian keperawatan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas dokumentasi pada asuhan keperawatan.

Pesatnya perkembangan dunia digital dan tuntutan masyarakat digital saat ini menuntut perawat untuk senantiasa berubah dan beradaptasi dengan pesatnya perkembangan dunia medis. Efektivitas penggunaan sistem teknologi informasi dalam pemberian pelayanan keperawatan memiliki aplikasi yang luas dan terus berkembang (Mulyani & Data, 2019).

Teknologi informasi tidak bisa dihindari di zaman modern ini. Peran teknologi dalam aktivitas manusia saat ini tentu sangat besar. Berkat teknologi, masyarakat dapat merasakan berbagai kemudahan yang menggerogoti keinginan masyarakat akan pelayanan medis yang berkualitas seiring kemajuan teknologi. Oleh karena itu, sebagai pemberi pelayanan kesehatan yang komprehensif, perawat serta pelayanan keperawatan tersebut harus mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang ada.

Di era Revolusi industri sekarang, audio, data, dan gambar yang dapat ditransmisikan dalam berbagai bentuk membutuhkan peningkatan terus-menerus dalam perkembangan teknologi dengan mempercepat informasi. Sebagai salah satu tenaga kesehatan yang berperan aktif dalam perawatan pasien, perawat memberikan kontribusi yang signifikan dalam peningkatan kualitas pelayanan medis melalui pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi diharapkan dapat membuat pelayanan kepada pasien dan perawat menjadi lebih praktis dan sederhana (Silvia & Tobing, 2020).

Sistem informasi keperawatan yang berkaitan dengan legalitas pengumpulan dan penggunaan data, informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi, pendukung keputusan, pengembangan dan penyebaran pengetahuan baru, peningkatan kualitas, efektivitas dan efisiensi asuhan keperawatan, dan pemberdayaan pasien untuk memilih kesehatan perawatan yang mereka inginkan (Atarini, 2018).

Sistem informasi dalam keperawatan adalah dasar ilmu pengetahuan yang menghubungkan ilmu komputer dalam mengelola sebuah data, dan pengetahuan dalam praktek keperawatan. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan memiliki peran aktif dalam menyelamatkan dan menyembuhkan pasien, memberikan kontribusi yang besar dalam peningkatan mutu pelayanan medis dengan menggunakan teknologi informasi. Dengan pemanfaatan teknologi informasi diharapkan pelayanan semakin nyaman dan mudah bagi pasien dan perawat.

Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan memiliki peran aktif dalam menyelamatkan dan menyembuhkan pasien, memberikan kontribusi yang besar dalam peningkatan mutu pelayanan medis dengan menggunakan teknologi informasi. Dengan pemanfaatan teknologi informasi diharapkan pelayanan semakin nyaman dan mudah bagi pasien dan perawat.Sistem informasi dianggap oleh banyak orang sebagai kunci untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Tujuan dari sistem informasi adalah untuk menyimpan data tentang semua kegiatan yang tujuan utamanya adalah untuk mempromosikan, memulihkan atau memelihara kesehatan (Silvia & Tobing, 2020).

Meningkatnya permintaan penggunaan sistem teknologi informasi di berbagai bidang menimbulkan tantangan bagi penyedia layanan kesehatan dan perawatan untuk mengintegrasikan semua kegiatan yang diberikan kepada pasien atau klien ke dalam pelaporan dan pengambilan dokumen berbantuan komputer atau digital Sistem manajemen informasi (Mulyani & Data, 2019).

Penerapan pada dokumentasi keperawatan elektronik di rumah sakit bertujuan untuk menghemat waktu, mengurangi tingkat kesalahan dokumentasi, jatuh dan infeksi, serta perawat harus memainkan peran penting dalam meningkatkan kesehatan bagi masyarakat dengan memberikan perawatan berkualitas tinggi yang memberikan hasil pasien yang optimal. Mengembangkan kebijakan mengenai dokumentasi keperawatan tidak dapat diremehkan dan menekankan pentingnya "pendokumentasian kualitas dan pencatatan dalam praktik keperawatan, pendidikan keperawatan, dan pendidikan keperawatan." melanjutkan pendidikan untuk perawat yang diperkirakan.

Ketika digunakan bersama dengan aplikasi, Sistem Informasi Keperawatan dapat berdiri sendiri atau dapat menjadi bagian dari Electronic Health Record (EHR) yang memungkinkan perawat untuk berbagi informasi klinis yang dapat mereka gunakan dengan rekan profesional kesehatan lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa EHR harus didasarkan pada ringkasan minimal data dan informasi serta pada klasifikasi istilah sistem yang tetap. Mereka berpendapat bahwa detail mendalam dari catatan data elektronik serta penggunaan sistem pendukung keputusan dapat memberikan perawat profesional pengambilan keputusan terbaik untuk meningkatkan perawatan pasien dengan memastikan perawatan berkualitas dan keselamatan pasien (McCarthy et al., 2019).

Penerapan pendokumentasian dengan sistem komputer yang dikenal dengan Electronic Health Record (EHR) dapat meningkatkan kualitas pendokumentasian keperawatan. Mutu disebutkan sebagai kelengkapan pendokumentasian, kemudahan pendokumentasian, efektifitas dan konsekuensi yang timbul setelah pendokumentasian keperawatan menjadi lebih mudah, seperti mengenali peluang kesempatan bagi pasien dan kolaborasi antar perawat menjadi lebih mudah (Astarini, 2018).

Dari pengkajian yang telah dilakukan, penelitian menyimpulkan bahwa percepatan perkembangan pelayanan kesehatan yang terkomputerisasi menuntut perawat untuk terus mengembangkan dan menyempurnakan kompetensi dan pengetahuannya di bidang sistem teknologi informasi, sehingga akan mampu mewujudkan efisiensi dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, mampu menjaga keamanan dan kerahasiaan data pasien dan sistem IT juga yang dapat mendukung proses keperawatan (Mulyani & Data, 2019).

Setiap kegiatan perawat yang sebelumnya dilakukan secara mandiri dan manual, dengan adanya sistem IT ini dapat memberikan efesiensi waktu dan efektifitas pekerjaan. Kegiatan pendokumentasian ini berdampak meningkatkan mutu pada pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan yaitu untuk meningkatkan kualitas pemberian asuhan keperawatan kepada klien atau pasien. Perawat dapat ditugaskan di komite TI dan ikut membantu dalam perencanaan pelaksanaan rekam medis elektronik. Jika perawat memiliki keterampilan ilmu komputer tingkat lanjut, dia dapat memimpin atau mendukung perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pada organisasi ilmu utama komputer.

Dalam hal ini, pengembangan Electronic Health Record (EHR) dapat terus mempertimbangkan kebutuhan program keselamatan pasien, termasuk meningkatkan komunikasi yang efektif antara rekan profesional kesehatan yang lainnya. Dan pada umumnya Electronic Health Record (EHR) ini memiliki peranan atau fungsi yang positif terhadap keselamatan pasien di Rumah Sakit terutama pada EHR yang sudah mengalami modifikasi dengan menampilkan umpan balik berupa peringatan secara visual.

EHR (Electronic Health Record) dapat dimodifikasi agar mampu memberikan umpan balik pada sistem dalam tampilan peringatan visual yang dapat memudahkan perawat dan tim kesehatan lainnya untuk mengidentifikasi risiko yang dapat membahayakan keselamatan pada pasien, sehingga akhirnya dapat diantisipasi dan diatasi dengan cepat. Selain itu pengembangan Electronic Health Record (EHR) dapat terus dikembangkan untuk menghindari data yang hilang serta meningkatkan komunikasi yang efektif dan memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan (Yayah & Abdul Rahman, 2020).

Keberhasilan pada penerapan EHR (Electronic Health Record) ini tergantung pada interaksi yang kompleks antara faktor teknologi dan non-teknologi. Manajer keperawatan mempunyai peran penting untuk mendorong inovasi dan meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas (Tutik et al., 2020).

Referensi

Astarini, M. I. A. (2018). LITERATUR REVIEW: EFEKTIVITAS MODIFIKASI DOKUMENTASI KEPERAWATAN (A Literature Review: Effectivities of Nursing documentation modification). JURNAL NERS LENTERA, 6(1), 42–48. http://jurnal.wima.ac.id/index.php/NERS/article/view/1854

Atarini, M. I. A. (2018). LITERATUR REVIEW: EFEKTIVITAS MODIFIKASI DOKUMENTASI KEPERAWATAN (A Literature Review: Effectivities of Nursing documentation modification). 6(1), 1–7.

McCarthy, B., Fitzgerald, S., O’Shea, M., Condon, C., Hartnett-Collins, G., Clancy, M., Sheehy, A., Denieffe, S., Bergin, M., & Savage, E. (2019). Electronic nursing documentation interventions to promote or improve patient safety and quality care: A systematic review. Journal of Nursing Management, 27(3), 491–501. https://doi.org/10.1111/jonm.12727

Mulyani, I., & Data, M. (2019). PENGARUH SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI PADA MANAJEMEN DATA DAN INFORMASI DALAM LAYANAN KEPERAWATAN : 9(No.2), 137–142.

Silvia, R., & Tobing, C. L. (2020). Sistem Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Teknologi Untuk Meningkatkan Asuhan Keperawatan. 1–13. https://doi.org/10.31219/osf.io/78kfw

Tutik, R., Hariyati, S., Keperawatan, F. I., Indonesia, U., Djohan, B., & Barat, J. (2020). NURSE COMMUNICATION THROUGH ELECTRONIC NURSING DOCUMENTATION. 12(1), 107–118.

Yayah, Y., & Abdul Rahman, L. O. (2020). Peranan Electronic Health Record System terhadap Keselamatan Pasien di Perawatan Anak. JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi), 4(1), 22–27. https://doi.org/10.46749/jiko.v4i1.36

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun