Sementara banyak yang percaya pembelajaran online adalah solusi alternatif, tampaknya platform memberikan hasil pembelajaran yang kurang optimal. Pertama, karena wabah yang mendadak, sistem pembelajaran online diimplementasikan dalam skala besar tanpa pengujian dan persiapan yang memadai dalam hal infrastruktur, seperti komputer, telepon pintar, kecepatan internet, serta kapasitas manusia, baik guru maupun siswa, untuk melakukan pembelajaran online. Kedua, beberapa literatur juga menunjukkan bahwa pembelajaran online berpotensi mengarah pada hasil belajar yang kurang optimal.
Siswa mungkin belajar lebih sedikit selama periode pembelajaran jarak jauh karena beberapa faktor, seperti kurangnya motivasi diri untuk belajar secara mandiri atau kesulitan belajar yang ringan, seperti gangguan defisit perhatian dll.
Berkomunikasi secara teratur dengan orang tua dan siswa, terutama murid yang kurang mampu, sangat penting, untuk memastikan siswa tinggal dan belajar di rumah. Selain itu, menyediakan buku tambahan untuk siswa miskin akan sangat membantu. Dari perspektif pemerintah, karena Rp 110 triliun dari tambahan anggaran Rp 405 triliun akan dialokasikan untuk orang miskin melalui program jaring pengaman sosial, dana tambahan akan meningkatkan jumlah yang diterima melalui Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar 25 persen per tahun .
Peningkatan anggaran ini juga dapat digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran online untuk anak-anak dari sebanyak 10 juta keluarga kurang mampu jika dikelola dengan baik. Meskipun ini bisa dibilang tidak sebanyak jumlah tahunan, peningkatan dana dapat digunakan untuk membayar kuota internet bulanan untuk pembelajaran online.
Dan dengan adanya media online seperti Whatsapp, aplikasi tatap muka seperti Zoom, Webex, You Tube dan lain-lain membuat pembelajaran sistem daring ini menjadi lebih mudah. Aplikasi-aplikasi ini menjadi solusi yang tepat untuk membantu para siswa maupun guru untuk tetap berada di dalam rumah masing-masing dengan aman dan nyaman. Disini orang tua merasa diuntungkan dari kebijakan pembelajaran sistem daring ini.
Orang tua bisa melihat dan memantau langsung pembelajaran yang sedang dijalankan dan mengurangi kecemasan akan kesehatan anak, tidak hanya itu, komunikasi antara anak dan orangtua dan guru pun terjalin semakin baik. Meski pembelajaran daring ini tidak bertatap muka secara langsung tetapi komunikasi harus tetap terjaga, dengan adanya kemajuan teknologi ini komunikasi antara murid dan pengajar menjadi lebih mudah walapun hanya via Whatsapp.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H