Pada awal kemunculan kasus covid-19 ini komunikasi yang dilakukan hampir seluruh masyarakat didunia khususnya di Indonesia menggunakan system during (komunikasi digital) yang dimana pada masa pendemi covid 19 ini seseorang harus melakukan social distancing demi memutuskan penularan virus yang sedang memanas diseluruh dunia .masa pendemi ini marak digunakan dalam berbagai kegiatan termasuk seperti pembelajaran dan beragam seminar (webinar) dan juga system kegiatan  pekerja lainnya ,menggunakan sisitem online. Dampak pendemi covid-19 ini membawa persoalan krusial bagi seluruh Negara di dunia.
Pada saat ini seluruh negara yang terkena, sedang berjuang menangangi virus dan mengembalikan kestabilan Negara disegala sector .salah satu aspek penting dalam penanganan pendemi ini adalah komunikasi public, komunikasi public saat ini sangat penting dibangun agar masyarakat merasakan kehadiran Negara dan tidak terjadi kepanikan.
Di Indonesia, awal kemunculan kasus covid-19 komunikasi publik yang dilakukan pemerintah adalah manual kritik. Hal ini tersebut berkaitan dengan keterbukaan informasi pemerintah atas kasus covid 19 yang dirasa ditutup-tutupi seperti identitas diri dann sehingga sampai seperti keranah privasi. Kejadian itu lalu mendapat respon buruk yang diberikan oleh lembaga penelitian,pendidikan,dan penerangan ekonomi dan social (LP3ES) komunikasi media pemerintah dengan adanya 37 pernyataan blunder.
Di era 4.0 ini kita tidak bisa memungkiri arus informasi yang menjadi tidak terbendung dan terkadang mengaburkan. Dalam hal ini kehadiran pemerintah sangat diharapkan menjadi penyedia rujukan informasi yang akurat dan kredibel.
Dalam menciptaptakan komunikasi public yang efektif, pemerintah perlu memfokuskan informasi pada upaya deteksi dini covid 19. Prinsip komunikasi seperti keterbukaan, kesegaran, konsistensi, dan akurasi juga harus tetap diterapkan dalam penyediaan informasi. Inovasi pencegahan juga dapat dilakukan dengan belajar dari keberhasilan Negara lain.
Jika ingin dibandingkan sebetulnya tidak ada pihak yang benar-benar siap dalam menghadapi era normal baru ini. Pendemi covid 19 ini merupakan  fenomena yang melanda nyaris semua Negara didunia, bukan sebatas tentang nasional akan tetapi secara global.
Dalam pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, orang dituntut untuk memanfaatkan teknologi dalam berkomunikasi. dalam komunikasi digital tidak ada keaslian atau orisinalitas dalam berinteraksi, oleh karena itu diperlukan kepercayaan dan kejujuran antara kedua pihak.Ketika seseorang berkomunikasi secara virtual, orang hanya melihat bagaimana kinerja mereka pada waktu itu. Oleh karena itu, kepercayaan dan kejujuran diperlukan antara pihak.
Tidak hanya itu, kepercayaan dan kejujuran juga perlu diterapkan ketika organisasi berkomunikasi secara digital dengan publik / pemangku kepentingan. bahwa pada periode setelah pandemi COVID-19 terjadi, banyak industri mengalami penurunan dalam tiga bulan terakhir. Oleh karena itu, kita memerlukan strategi komunikasi dalam bentuk hubungan masyarakat dan melakukan tugas pemasaran juga.
COVID-19 telah menghasilkan sekolah-sekolah yang tutup di seluruh dunia. Secara global, lebih dari 1,2 miliar anak-anak melakukan pembelajaran menggunakan sistem daring. Akibatnya, pendidikan telah berubah secara dramatis, dengan munculnya e-learning yang khas, di mana pengajaran dilakukan dari jarak jauh dan pada platform digital.
Sementara negara-negara berada pada titik yang berbeda dalam tingkat infeksi COVID-19 mereka, di seluruh dunia saat ini terdapat lebih dari 1,2 miliar anak di 186 negara yang terkena dampak penutupan sekolah akibat pandemi. Banyak platform pembelajaran online menawarkan akses gratis ke layanan mereka, termasuk platform seperti zoom , teknologi pendidikan yang berbasis di online, dan perusahaan bimbingan online yang didirikan pada 2011, yang sekarang merupakan perusahaan etdech yang dimana sekarang perusahaan tersebut sangat bernilai bagi pendidikan di masa pandemi.
Beberapa siswa tanpa akses internet yang dapat diandalkan dan berjuang untuk berpartisipasi dalam pembelajaran digital; kesenjangan ini terlihat di seluruh negara dan antara tanda kurung pendapatan di dalam negara. Sebagai contoh, sementara 95% siswa di Swiss, Norwegia, dan Austria memiliki komputer untuk digunakan untuk pekerjaan sekolah mereka, termasuk 95% di Indonesia. Oleh pemerintah dan mitra untuk meminimalkan risiko penyebaran COVID-19. Kami akan terus bekerja sama dengan masayarakat dan para mitra untuk mengidentifikasi dan menyebarluaskan praktik-praktik terbaik dan berbagi pelajaran yang diperoleh dalam memberikan pendidikan dan pelatihan dari jarak jauh.
Sementara banyak yang percaya pembelajaran online adalah solusi alternatif, tampaknya platform memberikan hasil pembelajaran yang kurang optimal. Pertama, karena wabah yang mendadak, sistem pembelajaran online diimplementasikan dalam skala besar tanpa pengujian dan persiapan yang memadai dalam hal infrastruktur, seperti komputer, telepon pintar, kecepatan internet, serta kapasitas manusia, baik guru maupun siswa, untuk melakukan pembelajaran online. Kedua, beberapa literatur juga menunjukkan bahwa pembelajaran online berpotensi mengarah pada hasil belajar yang kurang optimal.
Siswa mungkin belajar lebih sedikit selama periode pembelajaran jarak jauh karena beberapa faktor, seperti kurangnya motivasi diri untuk belajar secara mandiri atau kesulitan belajar yang ringan, seperti gangguan defisit perhatian dll.
Berkomunikasi secara teratur dengan orang tua dan siswa, terutama murid yang kurang mampu, sangat penting, untuk memastikan siswa tinggal dan belajar di rumah. Selain itu, menyediakan buku tambahan untuk siswa miskin akan sangat membantu. Dari perspektif pemerintah, karena Rp 110 triliun dari tambahan anggaran Rp 405 triliun akan dialokasikan untuk orang miskin melalui program jaring pengaman sosial, dana tambahan akan meningkatkan jumlah yang diterima melalui Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar 25 persen per tahun .
Peningkatan anggaran ini juga dapat digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran online untuk anak-anak dari sebanyak 10 juta keluarga kurang mampu jika dikelola dengan baik. Meskipun ini bisa dibilang tidak sebanyak jumlah tahunan, peningkatan dana dapat digunakan untuk membayar kuota internet bulanan untuk pembelajaran online.
Dan dengan adanya media online seperti Whatsapp, aplikasi tatap muka seperti Zoom, Webex, You Tube dan lain-lain membuat pembelajaran sistem daring ini menjadi lebih mudah. Aplikasi-aplikasi ini menjadi solusi yang tepat untuk membantu para siswa maupun guru untuk tetap berada di dalam rumah masing-masing dengan aman dan nyaman. Disini orang tua merasa diuntungkan dari kebijakan pembelajaran sistem daring ini.
Orang tua bisa melihat dan memantau langsung pembelajaran yang sedang dijalankan dan mengurangi kecemasan akan kesehatan anak, tidak hanya itu, komunikasi antara anak dan orangtua dan guru pun terjalin semakin baik. Meski pembelajaran daring ini tidak bertatap muka secara langsung tetapi komunikasi harus tetap terjaga, dengan adanya kemajuan teknologi ini komunikasi antara murid dan pengajar menjadi lebih mudah walapun hanya via Whatsapp.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H