Masyarakat modern saat ini hampir tidak mungkin tidak terkena paparan media. Disadari atau tidak, media dengan segala kontennya hadir menjadi bagian hidup manusia. Dan seiring dengan perkembangan jaman, kehadiran media makin beragam dan berkembang.
Sudah menjadi hal yang biasa kita temukan bahwa banyak diantara kita yang (sepertinya) tidak bisa hidup bila tidak ada medsos atau media sosial. Ada dana khusus yang disiapkan untuk membeli paket internet demi untuk bisa mengaktifkan media sosialnya. Bila paket internet habis seolah-olah dunia kembali menjadi sepi.
Dahulu orang hanya berkirim kabar melalui surat, membutuhkan waktu beberapa hari untuk sampai ke penerimanya. Dan kita juga harus sabar menanti Pak Pos datang membaw surat balasan kita.
Kini kita bisa dapat memberitahukan kabar kepada siapapun kapan saja, di mana saja dengan menggunakan media sosial sebagai perantaranya.
Sehingga jarak dan waktu kini bukan lagi menjadi penghalang. Cukup bermodal hp dan kuota internet maka kita bisa menghubungi siapa saja yang kita inginkan.
Apa itu media sosial?Â
Berdasarkan laman Wikipedia.org, Media sosial adalah sebuah media daring yang digunakan satu sama lain yang para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, dan menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Dengan berkembangnya teknologi informasi saat ini, mendorong banyaknya macam media sosial yang.bisa kita temukan dari WhatsApp, Facebook, Instagram, YouTube, Line, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Mengapa kita harus bijak Bermedia Sosial?
Dengan kehadiran media sosial ini, bisa membuka kesempatan tiap pihak yang terlibat untuk mengeksistensikan dirinya dengan lebih luas. Apalagi bagi mereka yang berperan secara aktif.
Melalui status, komentar, notes, dan berbagai fasilitas dalam social media tersebut banyak orang berusaha menunjukkan keberadaannya dengan terus meng-update segala perkembangan yang ada. Yang mungkin tidak bisa disampaikan di dunia nyata.Â
Informasi yang kita sampaikan ini secara otomatis bisa menjadi konsumsi publik, siapa saja bisa membacanya.
Oleh karenanya penggunaan media sosial kiranya perlu diperhatikan lagi. Bukan untuk menghentikan perkembangannya atau menjadikan kita antipati terhadap media sosial, tapi untuk memaksimalkan penggunaannya. Agar suatu saat tidak menjadi bumerang untuk kita sendiri.
Jangan gampang Baper sama status orang.
Media sosial saat ini menjadi wadah untuk siapa saja yang ingin menyampaikan sesuatu mulai dari perjalanan wisata, pendidikan, karir, tidak sedikit yang memposting tetang kehidupan rumah tangganya, atau bahkan bisa menjadi sarana untuk perang status.
Jangan mudah menyimpulkan status orang. Misalnya kalau dia memposting foto liburan lantas kita langsung baper dan bilang "riya" padahal bisa jadi hati kita yang sedang hasad.
Atau ada yang memposting hal-hal tentang agama misalnya, lalu kita bilang "sok agamis atau sok suci" padahal status itu untuk pengingat dirinya sendiri.Â
Kata-kata itu tidak bernada. Seringkali nadanya tergantung pada situasi hati sang pembacanya.
Jadi pada saat kita sedang membuka media sosial, pastikan dahulu kita berada pada situasi hati atau mood yang baik. Kenapa? Karena bila kita menemukan status yang tidak baik, kita tidak ikut terlalu baper. Atau bisa-bisa kita salah persepsi pada orang yang membuat status itu.
Status kita menentukan siapa diri kita. Apa yang kita tulis bisa kembali ke kita. Tulis dan posting lah yang bisa mendatangkan manfaat untuk kita dan yang membacanya. Jadi bagi saya, media sosial merupakan wadah untuk bisa menambah wawasan dan pengetahuan, selain bisa menjadi sarana silaturahmi yang baik. Â
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H