Mohon tunggu...
risma larasati hermawan
risma larasati hermawan Mohon Tunggu... -

Menulis adalah cita-cita saya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepucuk Surat

20 Januari 2015   18:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:45 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

_Ayah & Ibu_

Air mata menetes diwajahnya. Betapa bodohnya dia terpesona dengan semua harta yang sudah dia dapat. Ada beberapa lembar uang yang dia berikan, sepertinya tak digunakan oleh kedua orang tuanya. Penyesalan yang kini hanya ada dalam diri si anak karena dia hanya dapat melihat makam orang tuanya yang sangat menyayanginya. "Maaf!!maaf!!" Kalimat itu yang salalu diucapkannya.

Kesimpulan : Betapa miskin orang tua,mereka  tetap orang yang telah membesarkan kita yang harus kita hormati. Segelimangnya harta yang kita miliki tidak dapat menggantikan kasih sayang orang tua kita. Maka dari itu sebelum menyesal sayangilah mereka karena apa yang akan kita berikan kepada mereka belum bisa menggantikan apa yang tlah mereka berikan untuk kita. Pengorbanan yang kita berikan belum sanggup menggantikan besarnya pergorbanan mereka untuk kita. Sayangilah orang tuamu. ;)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun