Mohon tunggu...
risma larasati hermawan
risma larasati hermawan Mohon Tunggu... -

Menulis adalah cita-cita saya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepucuk Surat

20 Januari 2015   18:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:45 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk anakku..

Saat kamu membaca surat ini ayah dan ibu sudah tidak ada lagi..

tubuh ini terus merenta dan melemah...

tak terlihat lagi anak kami tersayang yang menjadi penyejuk hati kami..

kami menunggu dan terus berdoa agar kau baik-baik saja di kota..

aku melihatmu sudah sukses...senyum banggaku untukmu..Namun kamu tidak mengenaliku bahkan hanya uang yang tak aku perlukan yang kamu berikan....

kamu lupakan nasehat kami sebelum kamu pergi ke kota..

Kini hanya air mata yang menghiasi wajah tua kami..

Anak yang kami banggakan seperti bukan yang kami kenal...

Semoga kamu masih ingat nasehat kami sebelum kamu pergi..

kami selalu berdoa semoga kamu selalu bahagia..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun