Alur cerita membuat penonton waspada terhadap setiap plot yang disajikan. Misteri yang terjalin dengan unsur-unsur mistis memberikan ketegangan secara natural. Penonton dibawa menyelami cerita, dipenuhi rasa takut dan emosi yang intens. Meski demikian, terkadang alur terasa lambat dan membingungkan. Penggunaan alur maju-mundur dan beberapa bagian yang terlalu panjang dapat mengganggu ritme cerita.
Dialog seperti "Cah ayu seng wes suwe tak enteni" dan "Nduk ojo digowo nduk" yang diucapkan Aulia sebagai Badarawuhi terdengar kurang medok untuk logat Jawa. Namun, kekurangan ini tertutupi oleh backsound khas dan menyeramkan yang mengemas film menjadi lebih apik.
Dibalik Kisah Badarawuhi yang mistis dan horor juga menyampaikan pesan moral yang dalam dan berarti. Film ini mengajak manusia agar lebih memperhatikan kelestarian lingkungan dan memelihara tradisi yang diwariskan oleh leluhur. Kisah ini juga mendorong manusia agar intropeksi diri serta menghargai keindahan dan keharmonisan disekitar, serta bertindak sebagai penjaga bagi warisan budaya dan alam yang ada.Â
Terlepas dari beberapa kekurangan, "Badarawuhi" berhasil memberikan pengalaman horor yang menegangkan serta penuh misteri, sambil tetap menghormati kekayaan mitos lokal Indonesia. Film ini menjadi bukti bahwa legenda daerah dapat diangkat menjadi karya sinema yang memikat dan berkualitas.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H