Kritik dan Implikasi
Gerakan ini tidak bebas dari kritik. Bagi sebagian feminis di AS, feminisme jenis ini bersifat problematik. Para pengkritik memiliki pandangan bahwa dengan mengkategorisasikan sekelompok orang berdasarkan warna kulit, hal ini justru akan mencegah masyarakat AS untuk beranjak dari masa lalu yang gelap.Â
Namun, pembela gerakan feminisme Afrika-Amerika menekankan pentingnya penggunaan istilah "black", "African-American", dan "colored". Penggunaan istilah khusus menjadi krusial untuk menonjolkan pengalaman perempuan-perempuan kelompok minoritas dari yang sebelumnya terpojokan, menjadi lebih teberdayakan.
Dari kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa perjuangan dalam mencapai kesetaraan gender berjalan secara kompleks. Identitas sebagai perempuan dapat bersifat universal, tetapi juga partikular pada saat yang sama. Tidak hanya di Amerika Serikat, banyak orang di berbagai belahan dunia memiliki pengalaman yang berbeda sebagai perempuan.Â
Oleh karena itu, penting untuk dipahami bahwa kesetaraan gender tidak dapat dicapai dengan pendekatan yang seragam dan oleh satu kelompok masyarakat saja. Tiap-tiap perempuan mengalami tantangan sosial-budaya yang berbeda. Alhasil, kebijakan dan gerakan feminis harus inklusif serta memperhitungkan interseksionalitas identitas perempuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H