Mohon tunggu...
Money

Considering The Risk of Fraud (Jenis-jenis Kecurangan)

7 Desember 2015   13:17 Diperbarui: 7 Desember 2015   13:35 3216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

RESUME AUDIT

Nama               : Larasati Endah Sasanti

NIM                : 2014017016

Akuntansi 3A1

CONSIDERING THE RISK OF FRAUD

Jenis-jenis Kecurangan

            Dalam konteks audit atas laporan keuangan, kecurangan didefinisikan sebagai salah saji laporan keuangan yang disengaja. Dua kategori yang utama adalah:

  1. Pelaporan keuangan yang curang adalah salah saji atau pengabaian jumlah atau pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan itu. Meskipun kebanyakan kasus pelaporan keuangan yang curang melibatkan upaya melebihsajikan laba, entah dengan melebihsajikan aktiva dan laba atau dengan mengabaikan kewajiban dan beban, perusahaan juga sengaja merendahsajikan laba. Dalam perusahaan tertutup, hal ini mungkin dilakukan dalam upaya mengurangi pajak penghasilan. Perusahaan juga mungkin sengaja merendahsajikan laba ketika laba itu tinggi untuk membentuk cadangan laba atau “cookie jar reserve”, yang dapat digunakan untuk memperbesar laba dalam periode mendatang. Pengaturan laba (earnings management) menyangkut tindakan manajemen yang disengaja untuk memenuhi tujuan laba. Perataan laba (income smoothing) merupakan salah satu bentuk pengaturan laba dimana pendapatan dan beban ditukar-tukar di antara periode-periode untuk mengurangi fluktuasi laba. Salah satu teknik untuk meratakan laba adalah dengan mengurangi nilai persediaan dan aktiva lain perusahaan yang diperoleh pada saat akuisisi, yang menghasilkan laba yang lebih tinggi ketika aktiva tersebut nanti dijual.
  2. Penyalahgunaan aktiva adalah kecurangan yang melibatkan pencurian aktiva entitas. Pencurian aktiva perusahaan sering kali mengkhawatirkan manajemen, tanpa memerhatikan materialitas jumlah yang terkait, karena pencurian bernilai kecil menggunung seiring dengan berjalannya waktu. Istilah penyalahgunaan aktiva biasanya digunakan untuk mengacu pada pencurian yang melibatkan pegawai dan orang lain dalam organisasi.

Segitiga Kecurangan

  1. Insentif/Tekanan.
  2. kesempatan
  3. Sikap/Rasionalisasi.

Faktor Risiko untuk Pelaporan Keuangan yang Curang

  1. Insentif/Tekanan. Insentif yang umum bagi perusahaan untuk memanipulasi laporan keuangan adalah menurunnya prospek keuangan perusahaan. Sebagai contoh, penurunan laba mungkin mengancam kemampuan perusahaan untuk memperoleh dana pembiayaan.
  2. Meskipun laporan keuangan semua perusahaan mungkin saja menjadi sasaran manipulasi, risiko bagi perusahaan yang berkecipung dalam industri yang melibatkan pertimbangan dan estimasi yang signifikan jauh lebih besar. Perputaran personil akuntansi atau kelemahan lain dalam proses akuntansi dan informasi dapat menciptakan kesempatan terjadinya salah saji.
  3. Sikap/Rasionalisasi. Sikap manajemen puncak terhadap pelaporan keuangan merupakan faktor risiko yang sangat penting dalam menilai kemungkinan laporan keuangan yang curang. Karakter manajemen atau serangkaian nilai-nilai etis juga mungkin mempermudah analis merasionalisasi tindakan yang curang.

Faktor Risiko untuk Penyalahgunaan Aktiva

  1. Insentif/Tekanan. Takanan keuangan adalah dorongan atau insentif yang umum bagi pegawai yang menyalahgunakan aktiva.
  2. Kesempatan untuk mencuri aktiva jauh lebih besar di perusahaan yang memiliki kas yang bisa diakses, atau persediaan atau aktiva yang bernilai lainnya, terutama jika aktiva itu kecil atau mudah dibawa. Pengendalian internal yang lemah akan menciptakan kesempatan untuk mencuri. Kecurangan lebih umum terjadi dalam perusahaan kecil dan organisasi nirlaba karena lebih sulit bagi entitas tersebut untuk mempertahankan pemisahan tugas yang memadai.
  3. Sikap/Rasionalisasi. Sikap manajemen terhadap pengendalian dan perilaku etis dapat membuat pegawai serta manajer merasionalisasi pencurian aktiva.

Menilai Risiko Kecurangan

            SAS 99 memberikan pedoman bagi auditor dalam menilai risiko kecurangan. Auditor harus mempertahankan tingkat skeptisisme profesional ketika mempertimbangkan serangkaian informasi yang luas, termasuk faktor-faktor risiko kecurangan, untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan.

  1. Skeptisisme Profesional. SAS 1 menyatakan, dalam melaksanakan sketisisme profesional, auditor “tidak mengasumsikan bahwa manajemen tidak jujur tetapi juga tidak mengasumsikan kecurangan absolut.” Dalam praktik, mempertahankan sikap skeptisisme profesional ini mungkin sulit karena, meskipun sudah ada contoh-contoh mutakhir yang menyolok mengenai laporan keuangan yang curang, kecurangan yang material terbilang jarang jika dibandingkan dengan jumlah audit laporan keuangan yang dilakukan setiap tahun. Pikiran yang selalu mempertanyakan, selama tahap perencanaan audit untuk setiap audit, tim yang menerima penugasan harus membahas perlunya mempertahankan pikiran yang selalu mempertanyakan selama audit berlangsung untuk mengidentifikasi risiko kecurangan dan mengevaluasi bukti audit secara kritis.Evaluasi kritis atas bukti audit, ketika mengungkapkan informasi atau kondisi lain yang mengindikasikan bahwa mungkin telah terjadi salah saji yang material akibat kecurangan, auditor harus menyelidiki permasalahannya secara mendalam, memperoleh bukti tambahan sebagaimana yang diperlukan, dan berkonsultasi dengan anggota tim lainnya.
  2. Sumber Informasi untuk Menilai Risiko Kecurangan.Sumber informasi yangdigunakan untuk menilai resiko kecurangan ada lima sumber, yaitu:
  • Komunikasi di antara tim audit.

Diskusi dilakukan menyangkut hal-hal sebagai berikut:

  1. Bagaimana dan di mana kemungkinan letak salah saji yang material akibat kecurangan.Pertimbangan yangdiperlukan adalah ketiga faktor yang telah dibahas sebelumnya, yakni: insentif/tekanan, kesempatan, dan sikap/rasionalisasi.
  2. Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi pelaporan keuangan yang
  3. Bagaimana seseorang dapat menyalahgunakan aktiva.
  4. Bagaimana auditor menanggapi kerentanan salah saji yang material akibat kecurangan
  • Pengajuan pertanyaan kepada manajemen.

Pertanyaan yang diajukan harus spesifik termasuk kemungkinan manajemen mencurigai adanya kecurangan. Pertanyaan juga diajuk an kepada pihak lain termasuk komite audit.

  • Faktor-faktor resiko.

Ketiga faktor resiko (insentif/tekanan, kesempatan, dan sikap/rasionalisasi) perlu dipertimbangkan dengan semua informasi yang ada.Yang perlu diingat, kecurangan muncul tidak melulu karena adanya ketiga faktor tersebut secara signifikan.

  • Prosedur analitis.

Prosedur analitis dirancang sejak perencanaan audit. Bila hasilnya berbeda dengan ekspektasi, harus dievaluasi dengan memperhitungkan dengan informasi yang lain.

  • Informasi lain.

Informasi ini dapat diperoleh di setiap tahap atau bagian audit ketika menilai resiko kecurangan, dan kebanyakan dapat mengindikasikan resiko kecurangan yang lebih tinggi.

  1. Mendokumentasikan Penilaian Kecurangan. SAS 99 mengharuskan auditor mendokumentasikan hal-hal yang bersangkutan dengan pertimbangan auditor mengenai salah saji yang material akibat kecurangan, yaitu:
  2. Diskusi antara personil tim penugasan selama tahap perencanaan audit tentang kerentanan laporan keuangan entitas terhadap kecurangan yang material.
  3. Prosedur yang ditempuh untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menilai resiko kecurangan yang material.
  4. Resiko khusus tentang kecurangan yang material yang sudah teridentifikasi.
  5. Alasan yang mendukung kesimpulan bahwa tidak ada resiko yang signifikan atas pengakuan pendapatan yang tidak tepat secara material.
  6. Hasil dari prosedur yang ditempuh untuk menghadapi resiko pengabaian pengendalian oleh manajemen.
  7. Kondisi dan hubungan analitis yang menunjukan bahwa diperlukan prosedur auditing tambahan atau respon lainnya.
  8. Sifat komunikasi tentang kecurangan yang disampaikan kepada manajemen, komite audit, dan pihak lainnya.

Mengidentifikasi Tata Kelola Korporasi dan Faktor-faktor Lingkungan Pengendalian Lainnya yang Mengurangi Risiko Kecurangan

       Manajemen bertanggung jawab mengimplementasikan tata kelola korporasi dan prosedur pengendalian umtuk meminimalkan risiko kecurangan, yang dapat dikurangi melalaui kombinasi antara tindakan mencegah, menghalangi, dan mendeteksi. Pedoman untuk mengidentifikasi tiga unsur untuk mencegah, menghalangi, dan mendeteksi kecurangan:

  1. Budaya jujur dan etika yang tinggi meliputi menetapkan tone at the top, menciptakan lingkungan kerja yang positif, mempekerjakan dan mempromosikan pegawai yang tepat, pelatihan, konfirmasi, dan disiplin.
  2. Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko kecurangan, mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko yang teridentifikasi, serta memantau pengendalian internal yang mencegah dan mendeteksi kecurangan.
  3. Pengawasan oleh komite audit. Dalam memenuhi tanggung jawab ini, komite audit memperhitungkan potensi diabaikannya pengendalian internal oleh manajemen serta mengawasi proses penilaian risiko kecurangan oleh manajemen, dan program serta pengendalian antikecurangan.

Respons Auditor Terhadap Risiko Kecurangan

  1. Mengubah pelaksanaan audit secara keseluruhan
  2. Merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk menangani risiko kecurangan
  3. Merancang dan melaksanakan prosedur untuk menangani pengabaian pengendalian oleh manajemen

Tanggung Jawab Bila Dicurigai Ada Kecurangan

Sebagaimana telah diperkirakan sebelumnya, lebih banyak kecurangan yang terdeteksi oleh pengendalian internal atau fungsi internal audit dibandingkan oleh auditor eksternal.

  1. Merespons salah saji yang mungkin disebabkan oleh kecurangan

Sepanjang pengauditan, auditor terus menerus mengevaluasi apakah bukti-bukti yang didapatkan dan pengamatan-pengamatan lainnya mengindikasikan adanya salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan.

  1. Jenis tekhnik-tekhnik wawancara tanya jawab dapat menjadi teknik pengumpulan bukti audit yang efektif.
  2. Tanya jawab sebagai suatu bukti audit juga harus disesuaikan dengan tujuan penggunaannya. Tergantung pada tujuannya, auditor dapat menanyakan beberapa pertanyaan yang berbeda dan mengubah nada pertanyaan.
  3. Tekhnik mendengarkansangat penting bagi auditor untuk menggunakan keterampilan mendengarkan secara efektif di sepanjang wawancara.
  4. Mengamati tanda-tanda perilakuSeorang editor yangterampil dalam menggunakan tanya jawab,akan mengevaluasi respons verbal dan nonverbal dari orang yang ia wawancarai.
  1. Tanggung jawab lainnya ketika dicurigai adanya kecurangan

Ketika auditor mencurigai bahwa kecurangan mungkin telah terjadi, PSA 70 mengharuskan auditor untuk mendapatkan bukti tambahan untuk apakah kecurangan yang signifikan telah terjadi.

Auditor sering kali menggunakan perangkat lunak audit seperti ACL atau IDEA untuk menentukan apakah kecurangan telah terjadi. sebagai contoh, perangkat lunak dapat di gunakan untuk mencari transaksi-transaksi fiktif dengan mencari nomor duplikat faktur penjualan atau dengan merekonsiliasi basis data faktur penjualan pada basis data dokumen pengiriman,untuk menyakinkan bahwa semua penjualan telah di dukung dengan bukti pengiriman.

Auditor juga menggunakan program kertas kerja dasar seperti excel untuk melakukan prosedur analitis pada beberapa tingkatan. sebagai contoh,penjualan dapat di pisahkan ke dalam beberapa data terpisah berdasarkan lokasi,jenis produk,atau periode waktu(bulanan) untuk prosedur lanjutan.

Auditor juga memperluas prosedur subtantif lainnya untuk mengganti tinggihnya resiko kecurangan. Sebagai contoh, ketika terdapat risiko bahwa syarat penjualan mungkin telah di ubah agar dapat mengakui penjualan sebelum waktunya, auditor dapat memodifikasi permintaan konfirmasi piutang dagang untuk mendapatkan tanggapan yang lebih rinci dari para pelanggan mengenai syarat-syarat tertentu dalam transaksi,seperti pembayaran, pengiriman barang, dan kebijakan pengembalian barang.

Ketika auditor menentukan bahwa kecurangan mungkin telah terjadi, PSA 70 mengharuskan auditor untuk membahas hal tersebut dan juga pendekatan audit yang di gunakan untuk penyelidikan lebih lanjut dengan tingkat manajemen yang tepat, meskipun masalah tersebut di anggap tidak penting.

Terkadang auditor mengidentifikasi risiko salah saji material yang di sebabkan oleh kecurangan yang memiliki implikasi terhadap pengendalian internal dalam beberapa kasus, pertimbangan auditor terhadap program dan pengendalian anti kecurangan-kecurangan yang menyebabkan gagalnya penanganan terhadap risiko kecurangan tersebut. Auditor harus membicarakan hal tersebut dengan manajemen serta dengan mereka yang bertanggung jawab dalam tata kelola perusahaan, seperti komite audit.

Hasil dari prosedur-prosedur yang di jalankan oleh auditor dapat mengindikasikan adanya salah saji yang material yang di sebabkan oleh kecurangan sehingga auditor  harus mempertimbangkan kemungkinan untuk mengundurkan diri dari perikatan.pengunduran diri tersebut dapat bergantung pada integrasi manajemen serta kehati-hatian dan kerja sam manjemen dan dewan direksi dalm menyelidiki potensi kecurangan dan pengambilan tindakan-tindakan yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun