Melansir Kompas.com, sejarah OSPEK sudah dimulai sejak tahun 1898 saat masa pemerintaha kolonial.
Pada masa itu kegiatan OSPEK mulai diadakan di STOVIA. Kegiatan OSPEK saat itu lekat dengan ajang perploncoan yang dilakukan para senior kampus kepada para juniornya.
Seiring perkembangan zaman, perploncoan dalam kegiatan OSPEK ini mulai ditentang ketika muncul protes dari Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1963.
Sebagai salah satu partai politik di Indonesia, PKI menentang tradisi perploncoan di kampus-kampus Indonesia karena dianggap sebagai tradisi kolonial.
Kegiatan OSPEK selanjutnya bergeser menjadi kegiatan yang memiliki hukuman fisik seperti push up, sit up, dsb.
Ini terlihat dari kegiatan OSPEK yang diadakan di Universitas Gajah Mada (UGM) pada medio awal tahun 90-an.
Baca Juga:Â Hai Senior, Lebih Baik Lakukan 3 Hal Ini untuk Juniormu Saat Ospek
OSPEK di Era Milenial
Sejarah panjang OSPEK di Indonesia yang lekat dengan perploncoan mulai berangsur membaik ketika pemerintah lewat Menteri Pendidikan tahun 2016 mengeluarkan Permendikbud No. 18 Tahun 2016.
Di dalam Permendikbud No.18 Tahun 2016 itu disebutkan bahwa selama masa orientasi pengenalan lingkungan kampus, mahasiswa baru tidak dibolehkan menggunakan atribut yang tidak relevan, seperti tas karung, kaos kaki yang tidak simestris, aksesoris lain yang tak wajar, dan lain-lain.
Selain itu, kegiatan masa pengenalan lingkungan kampus diharuskan tidak mengandung unsur kekerasan, perploncoan, serta aktivitas lain yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan pembelajaran di kampus.
Jadi, begitulah penjelasan mengenai sejarah OSPEK di Indonesia. Ada yang punya pengalaman menarik saat mengikuti OSPEK?