Mohon tunggu...
Humaniora

Identifikasi Unsur Intrinsik dari Cerpen

3 Maret 2017   18:04 Diperbarui: 3 Maret 2017   18:10 2322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 b) Tokoh Sampingan  

1. Simbok

  • Namun aku selalu ingat kata simbok dulu, hidup ini memang sekadar mampir ngombe, singgah untuk minum.
  • Aku tahu simbok berat hati melepasku. Apa daya bayangan uang kirimanku kelak begitu menggodanya. Apalagi bapak sudah lama lari dengan perempuan nakal. Penghasilan simbok sebagai buruh tani tentu jauh untuk dikatakan layak.

2. Yu Silam 

Karakternya yaitu cetus dan sombong, tetapi pengertian. 

  •  ”Ini bukan Jakarta, bodoh! Ini Patokbeusi, negeri seribu impian…” sergah Yu Silam memotong tanya ini dan ituku. ”Patokbeusi ini kota, Yu Silam?”   ”Ssssttt… jangan pernah panggil aku dengan nama itu di sini!!” bentaknya. ”Aku Ningce.”
  •  Ia melangkah pongah dengan dagu terangkat. Aku mengikuti langkah-langkah lebarnya dengan senyum dikulum. Nama yang aneh, apa nama kota memang aneh-aneh begitu?
  •   ”Ganti namamu, tak ada Limbuk yang sekurustubuhmu.” Gurau Yu Silam.

3. Mami 

Karakternya yaitu licik tetapi baik. 

  • Mami memang perhatian kepada anak-anak asuhnya. Tak bosan-bosan mengingatkan mereka kapan waktunya suntik. Kadang-kadang juga menegur cara berdandan dan berpakaian. 
  • Duh Gusti, perempuan setengah baya ini dari luar tampak perhatian dan penuh kasih. Sesungguhnya ia hanya mengincar keperawananku yang punya harga tinggi di sini. Seandainya ia tahu kisah sedihku.

4. Alur 

Alur adalah jalan cerita sebuah karya sastra. Alur yang terdapat di cerpen 'Di Persimpangan Pantura' adalah alur maju. 

  • Dua tahun berlalu, Yu Silam mengeluh tak sekuat dulu lagi.
  • Empat bulan aku di sini, Yu Silam jarang kerja lagi karena sakit-sakitan sampai suatu hari berhenti sama sekali. 

5. Sudut pandang  

Sudut pandang adalah cara pengarang menceritakan peristiwa dalam karya sastra. Sudut pandang dalam cerpen 'Di Persimpangan Pantura' adalah orang pertama. Hal ini disimpulkan karena dalam cerpen si tokoh utama selalu mengunakan kata "Aku".

  •  Aku tak tahu ia sakit apa sebab banyak sekali keluhannya.
  • Namaku Limbuk, asal Dukuh Menjangan. 

6. Pesan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun