Tanjung, INFO_PAS -- Perayaan Natal di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tanjung, Kalimantan Selatan, tahun ini berlangsung dengan penuh kehangatan dan suka cita. Meskipun berada di dalam tembok penjara, semangat Natal tetap menyala di hati para warga binaan. Di antara mereka,si R dan si B menjadi simbol harapan dan refleksi atas makna sejati Natal, yaitu pengampunan dan pembaruan diri, Senin(30/12).
Sejak pagi, suasana Lapas Tanjung sudah dipenuhi dengan nuansa Natal. Aula utama lapas dihias dengan bagus dan meriah. Acara dimulai dengan ibadah Natal yang dipimpin oleh Ibu Murti dari Kemenag Tabalong. Lagu-lagu pujian seperti "Malam Kudus" dan "Hai Dunia Gembiralah" menggema, membawa suasana damai ke seluruh penjuru lapas.
Si R, yang sudah menjalani masa pembinaan selama dua tahun akibat kasus perlindungan anak, mengungkapkan rasa syukurnya bisa merayakan Natal meskipun dalam keterbatasan. "Natal tahun ini sangat spesial bagi saya. Di sini, saya belajar banyak tentang introspeksi dan pengampunan. Saya percaya Tuhan memberikan saya kesempatan kedua untuk memperbaiki diri," ujarnya sambil tersenyum.
Si B, yang baru satu tahun setengah berada di Lapas Tanjung, mengaku terharu dengan kehangatan yang ia rasakan selama perayaan Natal. "Saya pikir berada di penjara berarti kehilangan momen-momen penting seperti ini. Tapi di sini, saya merasa dikelilingi oleh keluarga baru. Natal ini mengajarkan saya untuk tidak menyerah dan terus berharap," katanya.
Kepala Lapas Tanjung, Hakim Sanjaya melalui Kasi Binadik dan Giatja, Abdul Hair menjelaskan bahwa perayaan Natal ini merupakan bagian dari program pembinaan kepribadian warga binaan. "Kami ingin memastikan bahwa setiap warga binaan merasa dihargai dan memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri. Melalui perayaan ini, kami juga ingin menanamkan nilai-nilai positif seperti kasih, pengampunan, dan harapan," ungkapnya.
Pendeta  W. Simamora dalam khotbahnya, menyampaikan bahwa Natal di Lapas Tanjung selalu meninggalkan kesan mendalam baginya. "Melihat semangat warga binaan untuk berubah dan memperbaiki diri adalah pengingat bagi kita semua bahwa kasih Tuhan tidak pernah berhenti. Tidak peduli seberapa berat masa lalu kita, selalu ada harapan untuk masa depan yang lebih baik," katanya.
Bagi si R dan si B, perayaan Natal ini bukan hanya sekadar momen merayakan kelahiran Yesus Kristus, tetapi juga menjadi titik balik dalam perjalanan hidup mereka. Agus berkomitmen untuk mendekatkan diri kepada keluarga dan masyarakat setelah bebas nanti. "Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik," tegasnya.
Si B, yang sebelumnya jarang menjalani aktivitas keagamaan, kini mulai rutin mengikuti pembinaan rohani di lapas. "Saya merasa lebih tenang dan optimis. Semoga Natal ini menjadi awal yang baru untuk hidup saya," katanya penuh harap.
Perayaan Natal di Lapas Tanjung tahun ini menjadi bukti nyata bahwa cinta dan kasih tidak mengenal batas. Meskipun berada dalam situasi sulit, semangat Natal mampu menghadirkan harapan dan inspirasi bagi semua orang, termasuk mereka yang sedang menjalani masa pembinaan. Dengan semangat ini, Lapas Tanjung tidak hanya menjadi tempat penebusan dosa, tetapi juga wadah bagi para penghuninya untuk menemukan kembali makna hidup dan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H