Pendeta  W. Simamora dalam khotbahnya, menyampaikan bahwa Natal di Lapas Tanjung selalu meninggalkan kesan mendalam baginya. "Melihat semangat warga binaan untuk berubah dan memperbaiki diri adalah pengingat bagi kita semua bahwa kasih Tuhan tidak pernah berhenti. Tidak peduli seberapa berat masa lalu kita, selalu ada harapan untuk masa depan yang lebih baik," katanya.
Bagi si R dan si B, perayaan Natal ini bukan hanya sekadar momen merayakan kelahiran Yesus Kristus, tetapi juga menjadi titik balik dalam perjalanan hidup mereka. Agus berkomitmen untuk mendekatkan diri kepada keluarga dan masyarakat setelah bebas nanti. "Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik," tegasnya.
Si B, yang sebelumnya jarang menjalani aktivitas keagamaan, kini mulai rutin mengikuti pembinaan rohani di lapas. "Saya merasa lebih tenang dan optimis. Semoga Natal ini menjadi awal yang baru untuk hidup saya," katanya penuh harap.
Perayaan Natal di Lapas Tanjung tahun ini menjadi bukti nyata bahwa cinta dan kasih tidak mengenal batas. Meskipun berada dalam situasi sulit, semangat Natal mampu menghadirkan harapan dan inspirasi bagi semua orang, termasuk mereka yang sedang menjalani masa pembinaan. Dengan semangat ini, Lapas Tanjung tidak hanya menjadi tempat penebusan dosa, tetapi juga wadah bagi para penghuninya untuk menemukan kembali makna hidup dan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H