Mohon tunggu...
La Ode Ahmar
La Ode Ahmar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aktif

Progresif, Inspiratif, dan Tuntas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aspasia Miletus: Wanita di Balik Kejayaan Yunani Klasik

13 November 2021   11:06 Diperbarui: 13 November 2021   11:16 1582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Aspasia Miletus (Sumber Cekricek.id)

Dalam sejarahnya Yunani mendapati dirinya dalam beberapa zaman, diantaranya zaman Yunani Kuno atau yang disebut  zaman Yunani Arkais pada abad ke-8 sampai abad ke-6 SM sampai berakhirnya Abad Kuno. Peradaban ini mencapai puncak kejayaannya pada zaman Yunani Klasik yaitu di  abad ke-5 SM sampai abad ke-4 SM.

Para Sejarawan dunia memandang bahwa Peradaban Yunani Kuno dan Yunani Klasik adalah Penggagas dasar bagi Peradaban Barat. Budaya Yunani mampu memberikan pengaruhnya dalam jangka waktu yang lama bagi masyarakat eropa sejak kekaisaran Romawi mengambil peranan dalam memberikan pengaruhnya, baik secara Politik kekuasaan maupun secara kultural.

Yunani di zaman itu memberi pengaruh kuat pada banyak bidang Intelektual dan Kultural seperti pada bidang matematika dengan tokoh terkenalnya yaitu pythagoras, juga banyak tokoh filsafat terkenal lainnya seperti trio filsuf Yunani yaitu Socrates, Plato,dan Aristoteles dengan buah pemikirannya. Hasil Karya para Intelektual dan Filsuf ini baik dalam bentuk tulisan yang dikumpulkan menjadi sebuah buku atau hanya dalam bentuk lembaran-lembaran berisi kata-kata bijak yang meninspirasi banyak orang.

Namun demikian, sangat sedikit informasi yang menjelaskan mengenai kisah kehidupan wanita-wanita hebat yang sezaman dengan tokoh-tokoh tersebut. Salah satu hal yang mungkin terjadi adalah karena saat itu peran wanita identik dengan peran seorang budak, penghibur, atau istri yang terkurung di rumah.

Dalam sejarah di era Yunani ini, ada seorang perempuan yang mampu memberi kontribusi besar pada kejayaan Yunani. Dia adalah Aspasia, orang-orang di zamannya memanggilnya dengan Nama Aspasia Miletus, Aspasia dari Miletus, Yunani Timur sekarang bernama Turki. Tentang Aspasia ini, Presiden Amerika, (The Founding Father) John Adams, Jr. (30 Oktober 1735 – 4 Juli 1826), Sebagai politikus, salah satu pemimpin gerakan kemerdekaan untuk membebaskan Amerika dari Inggris  dan ikut menandatangani Proklamasi Kemerdekaan Amerika yang diumumkan pada 4 Juli 1776pernah berkata : “Kuharap beberapa pria terhebat di sini memiliki istri seperti Aspasia”.

Dia seorang perempuan yang dilahirkan dari keluarga miskin dari seorang Ayah bernama Axiochus. Saat masih belia, Aspasia pindah ke Athena, untuk bisa bertahan hidup, ia pun terpaksa bekerja sebagai Hetaera semacam Geisha atau wanita penghibur yang tugasnya 'menemani' pria-pria kaya raya, dimana pekerjaan seperti ini dilegalkan dan disenangi oleh masyarakat Yunani.

Aspasia menyadari bahwa dirinya adalah wanita yang cantik dan menarik, dan dia tau apa keuntungan apa yang bisa dia dapatkan dari apa yang dia miliki tersebut. Dalam waktu singkat, dia mendapat simpati dari Pericles, orang nomor satu di Athena dan menjadikan pria itu sebagai suaminya.

Menurut Plutarkhos, rumahnya menjadi pusat intelektual dan pusat perhatian seluruh ahli filsafat di Athena, sehingga mampu menarik para penulis dan pemikir yang paling menonjol, termasuk filsuf Socrates. Dia memberikan penghargaan kepada pasangan ini sebagai guru dan inspirator mereka.

Diketahui bahwa ajaran Aspasia mempengaruhi Sokrates. Aspasia disebutkan di dalam tulisan-tulisan Plato, Aristofanes, Xenophon, dan lain-lain.

Peran Aspasia di dalam sejarah memberikan wawasan penting untuk memahami Wanita di Yunani. Sangat sedikit yang diketahui tentang wanita dari masa waktunya, sehingga Seorang ilmuwan menyatakan bahwa "Mengajukan pertanyaan tentang kehidupan Aspasia adalah mengajukan pertanyaan tentang setengah kemanusiaan.

Aspasia adalah wanita paling terkenal karena kecantikan dan kecerdasannya serta merupakan pendamping pemimpin besar demokrasi Athena, Pericles. Akan tetapi, Pericles tidak diijinkan untuk menikahinya secra resmi karena Aspasia adalah seorang Hetaera.

Hataera umumnya lebih berpendidikan dari pada wanita Yunani pada jaman tersebut. Selain itu, mereka juga memiliki latar belakang pendidikan filsafat, sejarah, politik, ilmu pengetahuan, seni dan sastra, sehinggga mereka bisa menyesuaikan pembicaraan dengan para pria berkelas. Zaman Kejayaan Yunani

Aspasia hidup di zaman kejayaan Yunani, Saat dipimpin oleh Pericles (445-429 SM). Aspasia adalah mentor oratorial sekaligus Penasihat dari Pericles dan Socrates, karena kefasihan bertutur kata yang dimilikinya serta kemampuan Aspasia dalam meyakinkan orang banyak dari cara menyampaikan gagasan dan ide-idenya. Pericles dan Aspasia senang berkumpul dan mengobrol (berdiskusi) dengan para intelektual sepanjang malam.

Socrates (469-399 SM) adalah anak pemahat batu yang miskin dan pernah menjadi tentara dalam Perang Peloponesia (431 - 404 SM) antara Athena yang dipimpin oleh Pericles dan Kekaisarannya melawan Liga Peloponnesos yang dipimpin Archidamia dari Sparta. Di umur 40 tahun Socrates mulai bertanya, "apa itu hidup?", "buat apa manusia hidup?", dan "apa itu kebijaksanaan?" yang menjadikan Pemikiran rasional bermula dari masa ini, ilmu dari observasi, analisa, dan teori…

Pericles adalah orator terhebat yang karismatis karena Aspasia sang mentor mendidiknya dengan baik sehingga berbekas dalam orasi-orasinya untuk meyakinkan orang banyak. Pidatonya "bak guntur dan halilintar yang datang dari Dewa Zeus sehingga lawan politiknya Thucydides,  ketika ditanya oleh raja Sparta Archidamus, "Siapa yang lebih hebat, diriku atau Pericles?!", Thucydides langsung menjawab, "Pericles!". Karena walaupun Pericles kalah, ia akan mampu meyakinkan semua orang bahwa ia menang!

Aspasia Miletus seorang wanita yang memberikan penguatan pemikiran kepada Pericles bahwa Demokrasi adalah harapan untuk masa depan Yunani agar Keadilan bagi rakyat terwujud, tanpa memandang status sosial rakyatnya.  Dengan tehnik retorika dalam meyakinkan orang banyak terutama dari kalangan bangsawan yang kadang mengkritik kebijakannya.

 

La Ode Ahmar, SP

Mahasiswa Magister Agribisnis

Direktrorat Program Pasca Sarjana

Univ. Muhammadiyah Malang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun