Mohon tunggu...
Lyfe Pilihan

Ini, Penulis Paling Awal Bangsa Indonesia!

18 Maret 2016   09:35 Diperbarui: 18 Maret 2016   09:48 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkan terbersit dalam diri Anda, siapa kira-kira penulis pertama di tanah Indonesia, tanah nusantara tercinta ini? Apakah ia salah satu dari yang Anda kenal, atau yang tahu? Yang jelas penulis paling awal orang dari bangsa Indonesia bukanlah saya.

Apakah ia ada pada generasi zaman revolusi? Di mana cukup banyak tokoh kala itu yang sudah menelurkan tulisan. Baik itu tulisan dalam bentuk artikel maupun menjadi sebuah buku. Bahkan, kala itu setiap penulis yang kita kenal sekarang pastilah seorang tokoh. Atau seorang tokoh yang kita kenal sekarang ini, pastilah kala itu seorang penulis.

Atau kah penulis paling awal ada sebelum masa revolusi itu? Atau bisa jadi sebelum itu?

Setelah saya melakukan riset pustaka kecil-kecilan. Ternyata penulis paling awal dari bangsa Indonesia sudah ada jauh sebelum masa revolusi kala itu. Ia sudah ada sejak zaman kerajaan Hindu-Budha di Nusantara. Mereka biasanya adalah tokoh atau pemuka dalam agama. Tulisan-tulisan mereka, yang disebut kakawin biasanya terselip nilai-nilai spiritual. Gaya penulisan dari Kakawin sendiri dipengaruhi oleh gaya penulisan dari kitab yang berasal dari India. Berbentuk Syair atau yang disebut Pujasastra. Seperti bait puisi atau pantun yang kita kenal sekarang. Tiap bait syair bisanya terdiri dari beberapa kata.

Ada dua penulis paling awal bangsa Indonesia. Namanya kesohor dan harum. Tulisannya menjadi filosofi dasar bangsa Indonesia. Yakni Mpu Tantular dan Mpu Prapanca, itulah mereka.

Sebenarnya, para penulis awal bangsa Indonesia ada sekitatar 6 orang. Diketahui mereka yakni, Empu Kanwa, penulis kitab Arjuna Wiwaha. Hidup pada zaman Pemerintahan Raja Airlangga, Kahuripan, yang memerintah di Jawa Timur dari tahun 1019 sampai dengan 1042 Masehi. Kemudian, Mpu Darmadja penulis kitab Smaradhana pada zaman Raja Kameswara I, di Kediri. Selanjutnya ada dua Mpu bersaudara, yakni Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Keduanya adalah penulis kitab Bharatayudha.

Tetapi, menurut saya, ke-empat Mpu diatas, tidak saya kategorikan sebagai penulis awal bangsa Indonesia, Sebab, tulisan mereka adalah karya tulisan berupa karya pengulangan dari karya atau kitab dari kesusasteraan Hindu-budha-India. Karya mereka ibarat kitab suci dalam konteks keagamaan kedua agama tersebut. Adapun karya Mpu Tantular dan Mpu Prapanca, adalah karya dari hasil pemikiran pribadi. Pengamatan langsung dan dialami langsung oleh pengarangnya sendiri. Inilah kenapa saya menyebut kedua Mpu tersebut sebagai penulis awal bangsa Indonesia.

Kedua penulis disebutkan hidup pada masa yang sama sekitar abad ke-14. Pada zaman kerajaan Majapahit.

Mpu Tantular

Mpu Tantular seorang pemuka agama Budha pada zaman raja Hayam Wuruk. Ia dikenal sebagai seorang yang teguh pendiriannya. Hal tersebut terlihat dari namanya. Tan artinya tidak. Tular sendiri artinya menular. Yang dimana makna dari namanya, orang yang tidak mudah terpengaruh atau teguh pendirian.

Mpu Tantular menulis sebuah kitab yang sangat kesohor. Sejak SD kita sudah diberi pelajaran mengenai kitab kuno tersebut. Kitab Sutasoma adalah namanya. Kitab Sutasoma aslinya bernama Purusadha. Kita yang bernuansa Budha. Yang ditulis sebagai contoh bagi umat Budha. Berisikan kisah seorang pemuda bernama Sutasoma. Dari nama inilah kita tersebut dinamai.

Dari kitab ini pulalah  sebait syair pada 130 bait ke lima yang menjadi motto Negara ini. Berbunyi “Bhineka Tunggal Ika”. Itulah secuail bait dari ratusan bait yang menjadi catatan sejarah kemudian menjadi motto Bangsa ini. Bahkan dengan itu, Mpu Prapanca bagi saya, adalah orang Indonesia pertama yang meletakan dasar plularisme di tanah air ini.

Mpu Prapanca

Adalah seorang Mpu yang namanya paling terkenal di jagat nusantara. Ia adalah seorang tokoh agama Budha, sama seperti Mpu Tantular. Ia juga hidup pada masa raja Hayam Wuruk. Kemungkinan besar, kedua Mpu ini saling mengenal, karea se-zaman dan dalam satu lingkup kerajaan Majapahit. Nama Prapanca sendiri, menurut pakar sejarah, Rushdy Hoesein, menyebut, nama Prapanca bukanlah nama asli dari Mpu tersebut. Nama sebenarnya yakni, Dang Acarya Nadendra. Prapanca sendiri berarti 'bingung'.

Sebuah kitab termashyur lahir dari tangannya, kitab Negarakertagama. Sebuah kitab yang isinya terdiri dari 98 pupuh. Berisi tentang kerajaan Majapahit, keluraga kerajaan, suasana kerajaan, hubungan kerajaan dengan luar. Bisa dibilang isinya sesuatu tentang separuh Nusantara kala itu. Mpu Prapanca sendiri menyelesaikan kitabnya pada masa tua dan pertapaannya di lereng gunung di sebuah desa bernama Kamalasana. Kitab itu ditulis bulan Aswina tahun Saka 1287, atau sekitar September-Oktober 1365 Masehi.

Kitab ini sendiri paling banyak diteliti oleh para ilmuwan sejarah dari berbagai dunia. Kitab Negarakertagama juga oleh UNESCO ditetapkan sebagai Memory of the World Programme pada 2008 lalu.

Ditemukannya kitab ini juga secara tidak sengaja oleh seorang ahli sastra Jawa-Belanda,  J.L.A Brandes. Ia ikut melakukan penyerbuan dan pembakaran bersama tentara KNIL ke kerajaan Istana Lombok. Ia menyelamatkan berbagai manuskrip kala itu di perpustakaan Istana Lombok. Salah satunya adalah Kitab Negarakertagama. Selanjutnya diangkut ke Belanda. Ke depan diserahkan Belanda kepada Presiden Soekarno pada tahun 1973.

Begitulah singkat tentang kedua penulis awal bangsa Indonesia. Yang kemudian menularkan spirit menulisnya secara tidak langsung kepada putra tanah air.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun