Mohon tunggu...
Lyfe Pilihan

Ini, Penulis Paling Awal Bangsa Indonesia!

18 Maret 2016   09:35 Diperbarui: 18 Maret 2016   09:48 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari kitab ini pulalah  sebait syair pada 130 bait ke lima yang menjadi motto Negara ini. Berbunyi “Bhineka Tunggal Ika”. Itulah secuail bait dari ratusan bait yang menjadi catatan sejarah kemudian menjadi motto Bangsa ini. Bahkan dengan itu, Mpu Prapanca bagi saya, adalah orang Indonesia pertama yang meletakan dasar plularisme di tanah air ini.

Mpu Prapanca

Adalah seorang Mpu yang namanya paling terkenal di jagat nusantara. Ia adalah seorang tokoh agama Budha, sama seperti Mpu Tantular. Ia juga hidup pada masa raja Hayam Wuruk. Kemungkinan besar, kedua Mpu ini saling mengenal, karea se-zaman dan dalam satu lingkup kerajaan Majapahit. Nama Prapanca sendiri, menurut pakar sejarah, Rushdy Hoesein, menyebut, nama Prapanca bukanlah nama asli dari Mpu tersebut. Nama sebenarnya yakni, Dang Acarya Nadendra. Prapanca sendiri berarti 'bingung'.

Sebuah kitab termashyur lahir dari tangannya, kitab Negarakertagama. Sebuah kitab yang isinya terdiri dari 98 pupuh. Berisi tentang kerajaan Majapahit, keluraga kerajaan, suasana kerajaan, hubungan kerajaan dengan luar. Bisa dibilang isinya sesuatu tentang separuh Nusantara kala itu. Mpu Prapanca sendiri menyelesaikan kitabnya pada masa tua dan pertapaannya di lereng gunung di sebuah desa bernama Kamalasana. Kitab itu ditulis bulan Aswina tahun Saka 1287, atau sekitar September-Oktober 1365 Masehi.

Kitab ini sendiri paling banyak diteliti oleh para ilmuwan sejarah dari berbagai dunia. Kitab Negarakertagama juga oleh UNESCO ditetapkan sebagai Memory of the World Programme pada 2008 lalu.

Ditemukannya kitab ini juga secara tidak sengaja oleh seorang ahli sastra Jawa-Belanda,  J.L.A Brandes. Ia ikut melakukan penyerbuan dan pembakaran bersama tentara KNIL ke kerajaan Istana Lombok. Ia menyelamatkan berbagai manuskrip kala itu di perpustakaan Istana Lombok. Salah satunya adalah Kitab Negarakertagama. Selanjutnya diangkut ke Belanda. Ke depan diserahkan Belanda kepada Presiden Soekarno pada tahun 1973.

Begitulah singkat tentang kedua penulis awal bangsa Indonesia. Yang kemudian menularkan spirit menulisnya secara tidak langsung kepada putra tanah air.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun