Kaki baru saja menginjak Bandara Mopah, Merauke, Papua. Mata sudah disuguhi pemandangan indah. Dari kejauhan terlihat gundukan tanah menjulang tinggi, tumbuh bersama pohon-pohon dan rerumputan. Ketika mendekat, gundukan itu tenyata lebih tinggi dari tubuh manusia. Ada yang mencapai dua kali tinggi orang dewasa.
Merauke, Kabupaten terluas sekaligus menjadi yang pertama di wilayah Indonesia yang disinari matahari. Â Masyarakat sekitar menamakan gundukan tanah menjulang tinggi itu dengan "musamus". Menurut penduduk setempat, musamus merupakan tempat tinggal koloni jutaan semut.
Kita tahu semut banyak hidup dan sering sekali ditemui di sekitar kita. Kadang kita tidak terlalu mempedulikannya. Jika dirasa mengganggu menggigit, pasti kita pites. Semut juga terkenal hidup bergerombongan, terkenal hidup bergotong-royong, tampak bersahabat dan setia. Jika ada salah satu rekan yang mati, yang lain mengangkutnya.Â
Ketika mendekati musamus, jangan bayangkan semut-semu berkeliaran di lapisan bangunan seperti kita melihat semut-semut berjalan berderet di tembok rumah. Menurut masyarakat, cara kerja semut-semut itu di malam hari tanpa diketahui oleh orang.
Jenis semut yang tinggal di musamus tidak besar seperti semut api dan tidak terlalu kecil, lebih seperti rayap bernama rayap Macrotermes sp. Tidak seperti rayap yang suka berbagai benda berbahan kayu. Untuk membangun musamus, semut-semut itu membutuhkan waktu sekitar 1-2 tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H