Mulan tentunya sadar menjadi perempuan tidaklah mudah, dalam tatanan masyarakat kita perempuan harus kuat meski bagaimanapun perempuan punya kodratnya sendiri, ia terbuat dari tulang rusuk kaum adam. Dalam kasus Mulan ini, mau diperistri oleh suaminya sahabatnya tentu akan membuat catatan hitam dalam hidupnya. Cap perusak rumah tangga sahabatnya sendiri mau tak mau harus ia terima sebagai bentuk hukuman sosial.
Merenungi perempuan Indonesia kita bisa menenggok film karya Riri Rizal, Dian Sastro dan Mira lesmana yang mengadaptasi salah satu lakon Mahabarata, yakni kisah Drupadi, dalam versi asli di India Drupadi bersuamikan kelima pandawa tetapi di Indonesia (Jawa) ditafsirkan hanya bersuami Yudistira. Film yang dibintangi Dian Sastro dan naskah dituli Laila S chodori tersebut mendapat kritik karena menampilkan versi asli, Drupadi bersuamikan lima pandawa.
Di Indonesia perempuan masih dibawah laki-laki. Masih banyak kasus-kasus tentang kekerasan terhadap perempuan yang takut dibawa kepermukaan untuk mendapat keadilan. Pada dasarnya laki-laki adalah iman/pemimpin rumah tangga. Dia berkewajiban membela dan memuliakan perempuan istrinya. Dan perempuan harus sadar akan kodratnya meski ia memiliki cita-cita tinggi dan ingin terbang bebas tetapi harus memiliki batas. Ia tetap Ibu bagi anak-anaknya serta seorang istri yang memiliki kewajiban mendampingi suaminya/iman dalam hidupnya.
Kartini dan Mulan Jameela adalah dua perempuan, seorang ibu tetapi memiliki cermin berbeda atas tindakan dan pilihan dalam hidupnya.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H